Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sanubari semesta tengah gundah gulana.
Purnama malam ini enggan menampakkan seluruh rupanya.
Sang Sabit dengan nestapa menyemburatkan sinarnya.
Namun apa daya,
Dia hanya sabit,
Tidak utuh.
Semesta kian gelap.
Bahkan sampai detik inipun,
Sang Bayu belum segan berdesir.
Arunika masih belum pulang dari pengabdian-nya.
Bagaskara nampak menjauh.
Kibaran bendera putih-nya masih tertancap kokoh di atas awan hitam.
Semua menyerah,
Adarusa membawa lari Wanodya, kian jauh.
Jati dirinya terhalang tabir panorama.
Terpisah jarak dan waktu dengan cakrawala manusia.
Sabitah menyaksikan semuanya,
Namun dia enggan berbicara.
Dalam dirinya tersimpan rahasia besar,
Sang Bayu diam-diam bersembunyi di balik tabir dua dunia.
Semoga, Adarusa tidak tau:)
Salam manis,
-Author tempramen:)))
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanodya Patah Hati
Poetry"Semua terasa nyata, hadir dalam balutan taksa" -Wanodya, dari kala sesal.
