Tidak ada yang menyadari,Arunika telah berhasil membujuk Sang Bayu.
Sebentar,
Ia belum mengabarkan,
Karena Sang Bulan masih termenung di atas sana.
Murung, bersama satu dan dua bintang.
Semesta-nya terlihat begitu nestapa sejak kepergian Wanodya.
Gadis remaja itu gelap mata oleh permata yang nista.
Sudah tahu bukan?
Adarusa,
Kekacauan ini dibuat olehnya.
Nuraga berujung petaka akan dihadiahkan mewah untuk tuan,
Dari Sang Bayu.
Baik,
Dengan perisai desir-nya,
Perlahan dia melangkah masuk ke dalam sisi panorama yang menghitam.
Tanpa mengusik keheningan,
Dia meraih tangan Wanodya.
Gadis itu menoleh.
Merasakan desiran Sang Bayu berhembus bebas di belakangnya.
Ia terheran-heran,
Mengapa Sang Bayu datang?
Bagaimana bisa dia menembus tabir panorama?
Bukankah dunia keduanya berbeda?
Sang Bayu kian menggenggam tangan Wanodya kuat,
Adarusa di depannya.
Menatap marah tangannya yang pongah memegang Wanodya, kekasihnya.
Dengan kasar, Adarusa menarik tangan gadis itu.
Kanigara di atas kepala-nya terjatuh,
Digantikan oleh binar jahat yang keruh.
Wanodya ketakutan.
Kekasih-nya berubah menjadi niskala kebejatan.
Ia meraih desir Sang Bayu,
Hampir menggapai.
Namun terlepas,
Adarusa menarik-nya menuju gerbang dunia.
Gimana sayang??
udah mulai ngeh belomm?? :"))Vomen jangan lupaa,
Barangkali karena dapet vomen, Adarusa dg senang hati mengantar pulang Wanodya:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanodya Patah Hati
Poetry"Semua terasa nyata, hadir dalam balutan taksa" -Wanodya, dari kala sesal.