🍓Author POV🍓
Setelah mengakhiri sambungannya dengan Nashira, Ghaydan langsung pamit pada Umi Fatimah karena akan menjemput Nashira di rumah sakit. Sekarang Ghaydan masih menggunakan seragam dinasnya, karena dia sedang istirahat makan siang.
"Umi, saya pamit dulu," pamit Ghaydan pada Umi Fatimah.
"Mau jemput Nash?" tanya Umi.
"Iya, Umi. Kebetulan ini lagi waktu istirahat," ujar Ghaydan.
"Baiklah, hati-hati ya," ucap Umi.
"Iya, Umi. Assalamu'alaikum." Ghaydan mencium tangan Umi Fatimah lalu pergi.
"Wa'alaikumussallam," balas Umi.
______
Sekarang Nashira dan Aura sedang menunggu Ghaydan di depan rumah sakit. Sudah 15 menit mereka menunggu, tapi Ghaydan belum juga menampakkan dirinya. Hingga akhirnya Nashira memutuskan untuk mengajak Aura duduk di bangku dekat taman.
"Aura capek, ya. Kita duduk di situ yuk," ajak Nashira pada Aura.
"Iya, Kak," balas Aura.
Mereka pun akhirnya duduk di bangku taman dan sudah 20 menit mereka menunggu, tapi Ghaydan belum juga sampai. Dokter Bagas melihat Nashira dan Aura yang sedang duduk, kemudian mendekat.
"Hallo, Aura," sapa Dokter Bagas.
"Hallo juga, Om Dokter," balas Aura.
"Nash," sapanya pada Nashira dan hanya dibalas anggukan.
"Aura mau pulang?" tanya Dokter Bagas pada Aura.
"Iya, Om Dokter," balas Aura.
"Ya sudah hati-hati, jaga terus kesehatanmu, ya," ujar Dokter Bagas pada Aura.
"Kamu nungguin siapa, Nas?" tanya Dokter Bagas.
"Saya lagi nunggu, Mas Ghaydan," balas Nashira.
"Apakah itu abangmu?" tanya Dokter Bagas.
"Dia ca-" ucapan Nashira terpotong karena suara klakson.
Tin ... tin ...
Suara klakson mobil mengagetkan mereka. Ternyata suara itu berasal dari mobil Ghaydan. Dengan gagah dan memasang raut wajah dingin, Ghaydan turun dari mobilnya. Ghaydan langsung menuju ke Nashira dan juga Aura. Tapi setelah mendekat, tiba-tiba raut wajahnya berubah ketika menatap Dokter Bagas.
"Bukankah seorang perempuan tidak boleh berduaan dengan lawan jenis, jika tidak ada ikatan pernikahan." Sindir Ghaydan.
"Itu benar. Tapi di sini ada anak kecil," balas Dokter Bagas.
"Alasan," sinis Ghaydan.
"Ayo pulang, saya buru-buru," ajak Ghaydan pada Nashira.
Aneh sekali lelaki ini, katanya buru-buru tapi malah menjemputku dan Aura, batin Nashira.
"Kamu mau bengong saja di sini?" tanyanya sinis.
Nashira masih diam mematung tanpa menjawab ucapan Ghaydan. Ia hanya bisa menunduk tanpa mau menatap wajah Ghaydan. Sedangkan Aura, dia hanya melihat bingung ke arah Ghaydan.
"Ayo cepat masuk!" Bentak Ghaydan.
Ucapan Ghaydan meninggi dan membuat Aura ketakutan. Sampai-sampai dia bersembunyi di belakang badan Nashira. Dokter Bagas pun tak tinggal diam dan langsung menegur Ghaydan.
"Di sini ada anak kecil, jadi mohon kontrol emosi anda," tegur Dokter Bagas.
"Terserah saya, dia ini calon istri saya. Anda nggak usah ikut campur," balas Ghaydan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua [ HIATUS ]
Spiritual[Revisi setelah tamat] [Follow sebelum membaca] Meskipun pernikahan antara Ghaydan dan Nashira terjadi karena perjodohan, tapi mereka menerima satu sama lain dan hidup bahagia. Mereka pun tinggal dalam satu rumah meskipun rasa cinta belum tumbuh. Ke...