YANG DI TAKUTKAN

6 3 0
                                    

"Alunaa" panggilnya.

"Buruannn pulanggg," jawabnya sambil menahan tangis.

Tanpa babibu, Arlan yang sedikit bingung langsung melajukan motornya setelah lampu berubah hijau.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai di depan rumah Aluna. Aluna langsung turun dari motor Arlan dan langsung masuk ke rumahnya.

"Terimakasih." Ucapnya

Ngiikkkk brakkkkk.....

Suara Aluna menutup pintu pun sampai terdengar oleh Arlan yang posisinya jauh dari pintu utama rumah Aluna, bisa di bayangkan betapa kerasnya Aluna menutup pintu.

"Untung kagak rusak tuh pintu, wkwkwkwkwk " ~author

Sesampainya di dalam rumah Aluna langsung berlari manaiki tangga menuju kamarnya, dan langsung memasuki kamarnya. Dan lagi lagi ia menutupnya dengan keras hingga ibundanya yang ada di dapur pun terlonjak kaget dengan perbuatan putrinya.

"Aluna ada apa?" Tanya ibunda

Namun nihil. Tidak ada jawaban dari arah kamar Aluna, dan hal itu membuat ibunda aluna panik. Tanpa pikir panjang ia mematikan kompor dan berlari menaiki tangga menuju kamar Aluna.

Sesampainya di sana ia membuka pintu dan begitu terkejutnya. Semua barang barang berserakan di bawah, kasur yang berantakan, serta Aluna yang menangis sesegukan di pojok kamarnya.

"Astagfirullahalazim.... Alunaaaa, kamu kenapa?" Paniknya.

"Suara itu!" Rintihnya.

"Astagfirullahalazim, udah udah jangan nangis lagi, gak akan ada yang terjadi." Tenang ibunda Aluna sambil mengelus lembut kepala Aluna.

Aluna pun langsung memeluk ibunda nya itu dengan erat, berharap dapat menyalurkan rasa ketakutannya itu.

Tak terasa, karna terlalu terbawa rasa waktu sudah larut malam.

"Udah tidur ya! Besok kan sekolah. Gak perlu takut lagi ya!"

Cupp..

Lalu ia beranjak pergi keluar kamar Aluna, dan membiarkan si pemilik kamar terlelap melepas lelah sehabis menangis tadi.

^^^

"DEKKKKK AYOO BANGUNNN SEKOLAH KAGAK LU? KEBURU TELAT NTAR," teriak Deo pagi pagi hanya untuk membangunkan Aluna, ia hanya tak tau saja bahwa Aluna sudah siap dari tadi karna tak bisa tidur semalam.

"Berisik!" Ucap Aluna sambil menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan.

Ia terlihat kacau, wajah yang pucat pasi, ditambah badan yang lemas, dan jangan ketinggalan kantung panda yang tercetak di bawah mata cantik nya. Namun hal itu tak mengurangi tampilan cantik alaminya.

Mumpung masih pagi mereka menikmati sarapan mereka dengan tenang tanpa tergesa gesa, khususnya Aluna.

Hanya terdengar dentingan sendok diantara mereka, tanpa ada yang memulai pembicaraan.

Glekkk glekkk glekk...

"Bang udh ayo anterin kesekolah, buruann!!" Titahnya.

"Iya iya ini lagi jalan juga, buru buru amat masih pagi ini woii mau ngapain lu? Nyapu halaman? Ngepel koridor? Hah?" Tanya nya bertubi tubi.

"Udah lah ayo, keburu macet ntar, issss ayo napa lama amat sih!"

"Sabar tolol!" Ngegasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imagination.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang