Mighty Wolf

Part 1 - Let's say, Introduction

—Beberapa bulan sebelumnya

Diandra’s POV

Aku pulang bersama saudara-saudaraku setelah melalui misi yang melelahkan. Menghancurkan markas milik Mr. Bear Family. Keluarga Mr. Bear memang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Mr. Wolf Family, tempatku bekerja.

Aku bekerja sebagai agen.  Big Boss, dia menemukanku bersama saudara-saudaraku yang sedang berkeliaran di jalan tak tentu arah. Saudaraku, sebenarnya kami tak ada hubungan darah. Hanya saja kami bertemu di dunia manusia dan yang terpenting senasib.

Aku adalah anak yatim piatu. Orang tuaku meninggal saat perang iblis beberapa tahun lalu. Itu sungguh mengerikan. Aku hanya satu-satunya anggota pack yang selamat. Saudara-saudaraku juga sama. Mereka juga yatim piatu, dan tak punya tempat tinggal.

Aku adalah seorang werewolf. Nama serigalaku adalah Wolfy. Aku dan saudara-saudaraku bekerja sebagai agen dibawah bimbingan Big Boss. Nama tim kami adalah Tim Wolfgang, yang berasal dari nama margaku, Diandra Wolfgang. Tim kami berisi lima orang termasuk aku.

Roger Bennedict, dia adalah elf. Ia berusia 21 tahun, sama sepertiku. Kemudian ada Ryan Smith. Dia adalah vampire. Umurnya 20 tahun. Selanjutnya ada Alya Oscar. Dia juga werewolf.  Terakhir Abigel Russell sang wizard. Umur mereka 19 tahun.

“Hah, membosankan. Aku ingin sedikit tantangan.” Keluh Ryan.

“Kau menggunakan kekuatan vampirmu, sementara lawan kita manusia. Ya tentu saja mereka akan segera kalah. Jika ingin lebih menantang, jangan gunakan kekuatanmu.” Ucap Alya ketus.

“Apa masalahmu?”

“Kau masalahku!”

“Kenapa jadi aku?!”

“Karena kau menyebalkan!”

“Sudah, hentikan. Kalian tidak bisa lihat Diandra sedang tidak mood?” ucap Roger datar tak peduli.

Ryan dan Alya diam seketika. Ya itu benar, aku memang sedang tidak mood hari ini. Oh, dan ya tentu saja mereka takut jika aku marah. Aku memang sejak lahir sudah memiliki kekuatan yang hebat, terutama wolfku. Bahkan dulu anggota packku ketakutan terhadapku.

Jadi begini. Kekuatanku dipengaruhi oleh perasaanku. Saat aku marah kekuatanku akan meningkat. Ya, cuma itu. Tapi Wolfy mempunyai kekuatan 2 kali lipat saat aku marah. Jadi bisa dibayangkan berapa kuatnya dia.

Ah sudahlah. Itu cerita masa lalu. Yang terpenting sekarang aku sudah cukup bahagia di sini. Bersama-sama dengan saudaraku yang ternyata juga senasib denganku. Mereka tak memperdulikan kekuatanku yang sangat besar. Itu sudah cukup.

†¢★

“Selamat datang kembali, Team Wolfgang. Kerja kalian bagus sekali.” Ucap Big Boss saat kami melaporkan misi kami.

“Huh, biasa saja. Mr. Bear Family tidak ada apa-apanya. Mereka lemah. Aku ingin sesuatu yang lebih menantang.” Ucap Ryan seenaknya.

Dengan cepat Alya menyikut Ryan dengan keras, membuatnya mengaduh pelan. Dasar, mereka ini tidak bisa diam dimanapun tempatnya.

“Hahaha, kalian ingin misi yang lebih menantang lagi? Baiklah, akan ku berikan. Tapi pertama kalian harus istirahat dulu.” Ryan seketika terlihat antusias, bahkan Abigel yang biasanya terlihat cuek juga sedikit tertarik.

“Benarkah? Sekarang juga kami—”

“Terima kasih atas tawarannya, tapi kami akan memikirkannya terlebih dahulu.” Ucapku memotong perkataan Ryan.