Wolfy’s POV
Kami memasuki dunia immortal. Pintu masuknya berada di dalam hutan dan itu tidak bisa sembarangan dilewati. Terutama manusia, tidak semua manusia bisa melewatinya. Bahkan mungkin tidak ada. Entahlah, aku belum pernah menemukannya.
Setelah kami melewati perbatasan, kami langsung berada di zona bebas. Zona bebas ini memang sangatlah luas. Banyak werewolf yang tak memiliki pack berkeliaran di sini. Sebenarnya tidak cuma werewolf saja. Tapi semua kaum immortal yang tidak masuk dalam kelompok manapun juga di sini. Oleh karena itu tempat ini sangat berbahaya.
“Heh, dunia immortal. Sudah lama aku tak ke sini.”
“Ada apa Ryan? Apakah kau merindukan rumahmu?”
“Rumah? Aku sama sekali tak punya ingatan tentang ‘rumah’ di sini.”
“Ulu ulu. Ryan merindukan rumah.”
“SUDAH KU BILANG TIDAK. KAU MAU KU BUNUH ALYA?!”
Yah mereka mulai lagi, pertengkaran yang tak akan ada habisnya. Aku penasaran kenapa mereka selalu saja bertengkar. Apakah mereka mate? Tidak. Jika mereka mate pasti saling menyayangi. Yah, mungkin saja itu cara mereka mengungkapkan rasa sayang. Entahlah.
Seketika aku menghentikan lariku. Saudara-saudaraku yang lain juga ikut berhenti. Kami sudah dikepung. Tak ku sangka dalam sekejap kami langsung dikepung. Tentu saja karena kami menuju ke pack werewolf, kami dikepung oleh segerombolan rouge. Sudah biasa di sini terjadi pertarungan antar rouge. Bahkan para rouge itu juga menyerang sebuah pack, sama seperti yang ku lakukan.
“Lihatlah, ada mangsa yang datang.” Seorang pria mencul di hadapanku.
“Ada dua rouge di sini. Dan juga beberapa makhluk lain. Kalian harus membayar jika ingin pergi.”
“Membayar? Hah! Kenapa kami harus membayar?” jawab Alya sinis.
“Kalian telah melewati wilayah kami. Tentu saja kalian harus membayar.” Teman-teman dari pria tersebut mulai menunjukkan diri mereka satu per satu. Mereka mengelilingi kami.
“Ini adalah zona bebas. Tidak ada pack maupun kelompok yang mengklaim daerah ini.”
Roger mengatakan itu dengan dingin. Ia mengambil pistol dari sakunya dan langsung menembak ke salah satu dari mereka. Pistol yang digunakan Roger memakai peredam suara. Ini hal yang tabu membawa senjata manusia ke dunia immortal. Jika mereka semua mati, ini akan baik-baik saja.
“ACK, e—elf itu me-membawa senjata manusia.” Kata seseorang yang ditembak Roger.
“Kalian. Kalian telah melanggar hal tabu dunia ini.” Ucap pria tadi.
“Ini tak akan menjadi masalah bukan. Yang tau hanya kalian. Jika kalian mati, semua masalah selesai.” Jawabku dengan mata membunuh yang tak bisa diartikan lagi.
Ryan sudah menyeringai. Ia sepertinya sudah tak bisa menahan nafsu bertarungnya. Alya juga bertukar dengan serigalanya, Vio. Mereka berdua memang yang paling antusias. Abigel menatap musuh di depan kami dengan dingin.
“I-Ini di luar rencana. Semuanya, lari.” Rouge yang mengepung kami langsung berlarian melarikan diri. Tentu saja kami tak akan membiarkan mereka begitu saja. Terlebih lagi mereka sudah mengetahui bahwa kami membawa senjata manusia. Kami berlima langsung menyebar, memburu mangsa segar yang baru saja menyerahkan diri. Heh, Hunting Time.
†¢★
Author’s POV
Moonlight Pack. Di dekat perbatasan pack. Terlihat dua orang tengah bersembunyi. Mereka berdua tengah mengamati dua orang yang terlihat sedang berbincang-bincang serius. Apa yang mereka lakukan di sana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mighty Wolf
WerewolfSequel ketiga dari The Destiny Ada sebuah ramalan tentang tiga serigala yang spesial akan berkumpul dan mengalahkan pasukan serigala dan penyihir dari masa lalu. Peperangan besar tak akan bisa terhindari. Banyak yang mencoba mengambil kekuatan spesi...