3. Candy

21K 2.5K 284
                                    

Leon tersenyum kecil, melirik pria mungil yang duduk dengan gugup di sampingnya. Tangannya menyetir dengan santai, hari baru saja gelap, kota mulai terlihat kerlap-kerlip di luar sana. Ia berkata pada Liam bahwa akan mengantarnya sampai rumah. Sekaligus membahas beberapa hal tentang pekerjaan yang harus pria mungil itu lakukan.

Omong-omong, Liam menyetujui penawaran kerja Leon setelah ia mendengar tentang cheesecake.

Tinggal bersama Leon, Liam pikir, ia hanya akan menjadi asisten rumah tangga kan?

"Kau ingin membeli sesuatu sebelum pulang?"

Pertanyaan Leon menyentak lamunan Liam. Bocah itu menggeleng, namun sadar Leon tidak melihatnya, ia bersuara kecil.

"Tidak tuan" Balas Liam dan Leon mengangguk di sana.

"Panggil aku Leon"

"T-tapiㅡ"

"Ini perintah"

Liam menelan ludahnya, dominasi Leon memang bukan main.

Mobil kembali hening, dan entah mengapa itu membuat Liam semakin gugup.

Liam itu payah dalam bersosialisasi. Ia tidak pandai memulai percakapan, dan tidak bisa mencari topik yang tepat. Banyak orang yang mencoba mendekatinya, namun Liam tidak bisa menaggapi mereka dengan baik.

Fakta bahwa ia di dalam mobil bersama orang asing semakin membuat detak jantungnya tidak karuan.

Bukan karena Liam takut di culik lalu di jual, ia pikir siapa yang sudi membeli orang seperti dirinya.

Liam justru gugup karena seluruh udara yang ia hirup memiliki aroma pekat pria di sampingnya. Liam tidak tau aroma apa ini, namun terasa jantan dan membuat jantung Liam berdegup kencang.

Bohong jika mengatakan Liam tidak tertarik pada Leon. Tapi bocah itu mengabaikan perasaannya karena ia yakin Leon tidak akan tertarik pada kurcaci jelek seperti dirinya.

Leon melirik Liam, mendapati anak itu mengerutkan dahinya, seperti tengah berpikir keras dengan kepala kecilnya.

Karena gelap, Leon tidak bisa melihat pipi kemerahan favoritnya. Dan Liam beruntung karena Leon tidak bisa membaca pikirannya, itu akan sangat memalukan. Bisa-bisa ia ditertawai sampai mati.

Setelah berbelok di perempatan, Leon memelankan laju mobilnya dan membuka suara.

"Kau bosan?"

Liam hanya mendengung, mata jernihnya memandangi luar kaca mobil. Memperhatikan jalanan yang lumayan ramai.

Tangan Leon meraih dashboard dan itu menarik perhatian Liam, di sana ada beberapa permen dan biskuit.

"Kau bisa memakannya jika mau" Kata Leon.

Liam memandangi pria itu sesaat. Ekpresi curiga terpampang jelas di wajah manisnya. "Apakah aman? Apa kau akan meracuniku atau kau akanㅡ"

"Konyol" Leon mengambil salah satu permen strawberry dari sana dan memakannya.

Leon menikamati permen itu dan baik-baik saja. Sepertinya Liam terlalu curiga dengan pria itu. Ia pun mengambil salah satu permen chewy rasa coklat dari sana.

"Terimakasih" ucapnya pelan setelah mengunyah permen tersebut.

Tiga menit kemudian, kepala Liam sudah terkulai.

Menjebak Liam sangatlah mudah. Semudah mematahkan ranting kecil. Leon sengaja menyiapkan permen dan biskuit disana. Ia telah memberikan sedikit obat tidur di dalamnya, kecuali permen strawberry yang ia makan. Sejujurnya Leon benci makanan manis.

Smith (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang