Haechan meremas amplop yang ia genggam hingga kertas itu menjadi kusut, sama seperti wajah Haechan saat ini. Tatapannya begitu kosong dan langkah kakinya begitu tak beraturan.
Setelah beberapa saat tatapannya kosong tiba-tiba ia mengangguk mantap dan bergegas melangkahkan kaki jenjangnya dengan langkah setengah berlari.
🌻🌻🌻🌻
"Mau kemana?" Haechan menatap Mark dengan tatapan yang Mark sendiri tidak bisa mengartikannya.
"Rumah Renjun" jawaban Haechan begitu ketus berbeda dengan Haechan yang dulu selalu lembut.
"Tapi sekarang sudah malam" Mark mendekati Haechan yang sudah di ambang pintu dengan ekspresi wajah yang cukup kesal.
Haechan melirik jam yang menggantung di dinding dan mendecih. "Emang kenapa? Renjun masih bangun jam segini" Mark sedikit merasakan aura Haechan yang tidak sama sekali bersahabat.
"Ada acara apa? Renjun ulang tahun?" Mark sebenarnya tidak lupa Renjun ulang tahun satu bulan yang lalu tapi mungkin Renjun ingin berulang tahun lagi, pikirnya.
Haechan makin menunjukkan ekspresi wajah yang benar benar tidak suka. "Cih, kenapa kakak ngatur banget? Terserah akulah mau ngapain, bukan urusan kakak!" Haechan buru-buru mengambil kunci mobil di laci samping kasurnya, yang sebenarnya itu kunci mobil Mark.
"Yaudah kakak anterin" Mark berusaha mengikuti langkah Haechan sebelum akhirnya beruang madu nya itu menatapnya begitu tak suka. "Aku bilang bukan urusan kakak! Kakak gausah ikutin aku!" Haechan buru buru masuk ke dalam mobil Mark dan melajukan mobilnya ke jalanan yang sepi di tengah malam.
Mark tertegun sejenak mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada Haechan, sikapnya begitu berubah sejak ia pulang dari suatu tempat tadi sore.
Haechan sebenarnya orang yang penakut apalagi ia harus sendirian di jalan yang begitu sepi di tengah malam. Haechan buru buru merogoh kantong celananya dan mencari handphonenya, sesegera mungkin ia menghubungi Renjun yang 'katanya belum tidur'.
Terdengar suara parau khas orang yang terganggu tidurnya di sebrang sambungan telepon Haechan. "Hm?" Haechan melajukan mobilnya cukup cepat, bukan apa apa, dia benar benar ketakutan sekarang. "Tungguin aku di depan gerbang rumah, aku kesana sekarang, tapi jangan matiin telpon nya" suara Haechan seperti orang yang sedang di kejar polisi. "Hah?" Mau tak mau Renjun harus membuka matanya dan mengumpulkan kekuatan untuk turun ke bawah dan membukakan pintu gerbang untuk sahabat tidak tau waktunya.
Haechan dengan buru-buru membelokkan mobilnya ke rumah Renjun dan hampir membuat si pemilik rumah 'hampir' tertabrak olehnya karena Renjun belumlah sepenuhnya terbangun.
Mark memutarkan mobilnya ketika melihat mobil yang Haechan kendarai sudah masuk ke area rumah Renjun. Mark tentu mengikuti Haechan, ia tau mungkin saja Haechan akan berteriak di tengah jalan karena ketakutan.
Sebelum keluar dari mobilnya, Mark mengirimkan pesan pada orang yang hampir Haechan tabrak.
Mark : Titip Haechan
Renjun : Ada apa kak Mark?
🌻🌻🌻🌻
Renjun benar-benar jengkel dengan Haechan, sudah bertamu tidak tau waktu dan sesampainya di rumahnya Haechan tak hentinya menangis dengan 'suara' yang tidak bisa dikatakan pelan.
Sebenarnya ada untungnya Haechan menangis, kamar mandi Renjun sekarang bersih. Tapi sulit untuk membuat si buntal Haechan berhenti menangis, bisa bisa bunga di keramik lantai kamar mandi Renjun menjadi hilang karena ulahnya.
"Aku sayang kak Mark, njun Hiks" Renjun merotasikan bola matanya, kata kata itu saja yang terus Haechan lontarkan sejak tadi tapi Haechan sama sekali tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Begitu banyak kemungkinan yang muncul di kepala Renjun. Renjun terus memikirkan bahwa Mark menyakiti Haechan ketika ia menerima pesan dari Mark.
"HAECHAN! BISA KELUAR SEKARANG SEBELUM BUNGA BUNGANYA ILANG?!" Maafkan Renjun yang sudah tidak bisa menahan emosinya.
Haechan keluar dengan wajah yang begitu sembab, lebih terlihat seperti habis dipukuli warga. Haechan memeluk Renjun tetapi langsung Renjun dorong, bukan tanpa sebab tapi Haechan baru saja selesai membersihkan kamar mandi, bagaimana bisa ia terima pelukannya.
"Jangan deket deket dulu, cerita cepet" 10 menit berlalu tapi Haechan sama sekali belum membuka mulutnya selain untuk melontarkan isakan.
Renjun memeluk erat tubuh Haechan dan ikut larut dalam kesedihan yang Haechan rasakan, tanpa di sadari tangisan mereka berdua memenuhi seisi ruangan.
"Apa kamu yakin Chan?" Haechan mengangguk dan menyeka sisa sisa air mata nya yang membuat pipi gembil nya basah.
END
PI BOONK DENG
Setelah sekian lama baru update lagi 😭 thank you buat semua dukungan kalian awww lapyu 💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty - Markhyuck
FantasyHaechan Lee jatuh cinta pada pesona seorang Mark Lee si dokter muda. Apapun Mark lakukan untuk beruang kecilnya, bahkan untuk menikahinya. ⚠️ BxB Rate M (part 8) #3 on markchan 2 Agustus 2020 #5 on markchan 27 Juli 2020 #25 on markchan 24 Juli 2020