Jangan lupa vote dan coment men
---
Di kampus kami fakultas olahraga dan fakultas teknik terletak di tempat yang berlawanan. Aku berada dijurusan jasmani sedangkan felix di jurusan teknik.
Seperti sifat kami yang berbeda. Bakat dan minat kami pun berbeda. karena universitas kami memiliki persyaratan pendidikan umum, kami memiliki kelas yang sama. Sehingga, kami memiliki waktu untuk saling bertemu.
"salah"
"ini salah semua. Bagaimana bisa kamu menghadapi perkuliahan seperti ini"
"aku bahkan terus memperhatikan dan mencatat apa yang dijelaskan di kelas. Dan kamu apa yang kamu lakukan?" felix menghela nafasnya.
Ya sama halnya dengan otak kami. Aku hanya berbakat di bidang atletik. Sedangkan felix berbakat di bidang akademik.
Dengan felix yang berada di kelas yang sama denganku. Aku merasa tuhan memberikanku malaikat untuk membantuku dalam masa masa sulit seperti ini.
"bagaimana bisa kamu masuk perguruan tinggi dengan otak seperti ini?" huhu itu sungguh tepat menusuk jantungku felix.
"huftt, disini menerima peserta didik dengan nilai minimum. Dan lagi aku juga mendapat beasiswa atlet" aku sungguh malu mengakui ini didepan felix.
"dan kamu bagaimana bisa kamu masuk disini. Dengan otakmu yang seperti itu, kamu bisa memasuki jurusan teknik di perguruan yang lebih bagus"
"well-"
Drrt Drtt
"ah sebentar. Hallo"
"..."
"Oh ka lucas ada apa?"
"..."
"hari ini ada latihan?"
"..."
"ok, aku akan kesana"
"maaf! Ada pelatihan khusus hari ini. Aku akan menghubungimu nanti" aku segera meninggalkan Cafe yang sedang kami kunjungi.
"apa? Tapi tentang apa-haish!"
Bahkan setelah aku meninggalkannya selama ini, tidak ada kecanggungan diantar kita. Apakah ini sebuah kelegaan atau tragedi?
"wow siapa gadis itu?"
"gadis itu sangat cantik"
"lihat pinggulnya sangat kecil"
"bajunya benar benar membuat payudaranya tampak lebih besar"
"haha kamu ngomong apa sih?"
"hey felix kemarilah!"
"tidak terima kasih. Nikmati saja apa yang kalian lihat, tidak perlu pedulikan aku"
Aku mulai merasa berbeda dari yang lain saat SMA. Aku berusaha menarik diri dari teman temanku.
Penolakan akan terjadi jika aku berkata jujur pada mereka. Jadi aku harus belajar melindungi diriku sendiri untuk berani menyeruakan kebenaran. Itu mungkin berbeda saat aku masih kecil.
"aku sangat menyukai hyunjin! Aku akan menikahinya!"
"aww lucunya"
"kalian anak laki laki yang tampan"
Perasaan itu tidak akan di anggap aneh saat aku masih kecil. Tapi sekarang berbeda, mereka menganggapnya aneh perasan yang aku miliki. Mungkin dengan kata lain mereka jijik dengan perasaan ini.
Harusnya saat itu aku hanya perlu mengakui hyunjin adalah temanku dan aku tidak menyukainya. Tapi aku tidak bisa. Aku tidak suka berbohong.
Pubertas yang datang lebih cepat kepadaku, membuat aku membencinya. Aku tidak mau berubah. Aku tidak mau tumbuh dewasa. Sedangkan kamu berdiri disana dan selalu sama.
Aku menarik diri dari hyunjin. Melarikan diri darinya. Memandangnya seakan dia tidak berarti apa apa dalam hidupku.
Pertemuan terakhir itu berisi setengah kebenaran salam terakhir, janji yang aku harap bisa dipertahankan. Aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan melihatmu lagi.
Seperti hujan yang tiba tiba berhenti. Suatu hari badai perasaan yang ada dalam diriku akan mereda. Atau aku pikir saat ini, aku sadar.
Perasaan itu tidak akan mati. Seperti tato yang tertanam jauh di dalam daging. Yang tidak akan pudar dimakan waktu.
Jadi sejauh mana kamu tertanam dalam diriku hyunjin? Sehingga kamu tetap berada di sana? Sedalam apa kamu di dalam diriku?
Ga nyala banyak yang baca, tapi sayang yang vote bahkan ga ada setengah dari yang baca
Kalian keasikan baca sampai lupa vote, apa emang ga tertarik sama cerita ini si😭😭😭
Tapi gapapa karena aku udah janji sama diriku sendiri, kalo chapter satu kemaren yang vote sampe 30 aku bakal tetep lanjutin
Next 50 mungkin
BYE!
KAMU SEDANG MEMBACA
[7]Black Swan || Hyunlix
RandomHanya kisah antara sepasang anak adam bernama Hwang Hyunjin dan Lee Felix