Ekstra Chapter

568 71 2
                                    

Sakura merasakan tubuhnya begitu lemas. Mulai dari ia menginjakkan kakinya di area sekolah, Sakura merasa tidak memiliki semangat apapun. Hari ini adalah geladi bersih dari drama dan pameran yang akan dilakukan oleh kelasnya. Meski begitu ia belum mampu menghapal semua dialog dan memerankan aktingnya dengan cukup baik dalam tiga hari belakang —tentunya dengan dia telah bekerja keras tanpa henti— dan dia tidak bisa duduk tenang.

Kelas ini telah menyiapkan cerita Putri Salju. Jika saja sang pemeran utama asli —Shion dan Kei— tidak mengalami kecelakaan hingga harus dirawat di rumah sakit, maka ia tidak perlu beradu drama dengan Sasuke. Orang yang paling ia anggap menyebalkan dan selalu suka menganggunya.

Dalam latihan terakhirnya, yang tentu akan di lihat oleh seisi kelas, Sakura pasti haruslah fokus pada perannya. Terlihat mudah, tapi tidak jika itu semua harus bersama Sasuke. Selama tiga hari latihan drama yang berat, ia harus mati-matian menahan malu ketika ia harus merasakan adegan yang mengikis jarak antara keduanya. Mengingatnya saja membuat Sakura ingin menceburkan kepalanya ke dalam danau.

"Aku benci hidupku," gumam Sakura.

Sakura yang sedang murung seketika terkejut oleh suara benturan dari kaleng minuman di meja yang ditempatinya. Ia menatap garang pada pria yang memamerkan senyumnya dengan tatapan sayang.

"Kau terlihat sedih, ada apa?"

Sakura memicingkan matanya. Dari sekian banyaknya orang, entah mengapa Sasuke selalu mendekatinya. "Aku tidak sedih."

"Sebenernya, apakah kau gugup?" Tanya Sasuke.

Ia meruntuki nasibnya yang selalu mempertemukan dirinya dengan pemuda ini. Walau bisa dikatakan tingkat pesonanya dapat mencuri jutaan hati siswa perempuan, tapi ia sekalipun tidak tertarik dengan rayuannya. Berapa kali pun mengucap cinta, pertahanan yang selama ini dibangun olehnya tidak akan goyah sepersen pun.

"Bukan urusanmu, Sasuke."

"Oh, kau melukai hatiku, Snow White." Sakura melirik sebal pada Sasuke.

"Jangan memancing emosiku Sasuke, aku sedang tidak bersemangat untuk menghajar wajahmu."

"Tidak masalah. Jika kau butuh sandaran, bahuku siap kau gunakan," tawar Sasuke dengan satu kedipan mata kiri yang dapat membuat pingsan seluruh murid perempuan. Sakura hanya memutar bola matanya melihat aksinya.

"Terserah kau saja."

Sakura acuh, memilih sibuk dengan ponsel digenggamannya. Seketika Sasuke memotong jarak diantara mereka. Turut menilik layar yang ditatap Sakura. Ternyata dia sedang fokus menghapal naskah drama.

Hembusan napas Sasuke terasa mengganggu. Rasanya hangat menerpa wajah. Tangan Sakura mendorong Sasuke menjauh dengan alis yang mengerut, "Kau mau apa sih?!".

Ah!

Secuil ide muncul dibenak Sasuke. Dia menyeringai menatap Sakura yang semakin bingung dibuatnya.

" Astaga Sakura, kau belum menghapal teks dramanya?!" Ucapan Sasuke cukup keras untuk mengundang perhatian banyak orang disekitar mereka. Sakura langsung spontan menutup mulut Sasuke sebelum membuatnya bertambah malu.

Terlambat. Teman-teman sekelasnya mendengar jelas kalimat yang Sasuke ucapkan. Mata mereka memandang khawatir menatap Sakura.

"Apa kau perlu bantuan kami Sakura?" Tanya Hinata.

Menyadari sorot khawatir di matanya Sakura menggeleng keras. "Tidak perlu khawatirkan aku. Kupastikan besok akan berjalan lancar! Percayakan saja padaku," ucap Sakura dengan tawa sumbang diakhir.

My PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang