TUJUH - ZEVY

15 2 2
                                    

Malam ini seperti hari kemarin yang gue bilang, gue ngajak Nana buat ketemuan di lapangan basket dekat rumahnya.

Sekarang gue lagi berdiri di tengah-tengah lapangan basket menghadap ring sebelah utara membelakangi pintu masuk.

Kenapa gue ngajak Nana buat ketemuan?

Ada sesuatu yang harus gue bilang sama dia sebelum hal itu menyakitkan orang lain bahkan diri gue sendiri.

Sebelum Nana datang gue persiapkan mental dulu.

Sok dramatis banget ya gue.

Ya biarkanlah.

Soalnya gue baru pertama kali mau ngomong serius sama cewek, apa lagi ceweknya itu si Nana.

Helaan napas pus keluar dari mulut gue.

"Dingin juga ya di sini" telapak tangan gue saling bertautan.

Mana di sini sendiri lagi, jaket pun gue tinggal di dalam mobil. Untung pake kemeja lengan panjang, celana jeans sama sapatu.

Kok gue merinding yah, udah minim penerangan. Sendiri lagi. Jadi tambah bergidik ngeri.

Kenapa jadi horor sih suasananya?

Si Nana belum datang lagi.

Gue usap-usap tuh tengkuk leher, merasa ada yang lagi ngawasin gue.

Dengan sangat terpaksa, gue beraniin balik badan.

"Huwaaa!" Shit, kenapa gue jadi penakut gini? Pake acara tutup muka segala lagi.

"Ahahaha" sedangkan orang di depan gue malah ketawa lepas. Iya, itu orang bukan makhluk astral. Orang itu masih ketawa dengan penampakan flash HP yang menyala di bawah dagunya.

"Nana!"

"Ternyata lo penakut juga, haha" kata Nana sambil masukin ponselnya ke saku celananya.

Kesel gue, bisa-bisanya jadi penakut depan cewek, mana yang nakutin itu cewek lagi yang ketawa.

"Lo buat gue jantungan tau gak?!" Kesel gue lama-lama sama betina satu ini yang masih ketawa.

Setelah gue bilang gitu, dia berhenti ketawa.

"Cih! Gitu aja ngambek"

"Bukan gitu Na"

"Terus?"

"Gue nggak ngambek cuma kesal aja"

"Jadi cowok kok baperan"

"Gue juga nggak baperan, Na"

"Nah itu kalo bukan baperan, kenapa omongan gue ditanggepin terus?"

Ah, serah lo deh Na!

Dan cuma ngehela napas pasrah doang.

"Tuhkan, pake acara hela napas segala"

Sabar Zev, sabar. Keep calm.

Untung sayang, eh?

Maaf, gue lagi ngelantur.

"Jadi, ada apa?" Sampai lupa gue sama tujuannya ketemu Nana di sini.

"Sebelum jawab itu, mending kita cari tempat yang agak terangan" pinta gue pas lihat sekitar emang minim penerangan.

Kan bahaya cowok sama cewek di tempat kaya gini, ya walaupun di tempat terbuka.

***

Di bawah bulan yang sedang bersinar menampakkan cahaya indahnya dan ditemani kelap kelip bintang di sana, lampu taman dan kursi kayu menjadi saksi buat gue dan seorang gadis di samping gue.

DAISYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang