Perempuan Setengah Waras

6 1 0
                                    

Lihat perempuan setengah waras itu!
Lama ditinggal sendiri dirumah yang mulai reot dan penuh kotoran berang-berang dari hutan sebelahnya.
Lihat perempuan hampir gila itu!
Bercakap sendiri tanpa tau kemana arah dari percakapannya.

Bola matanya sayu.
Lingkar hitam tak lagi malu-malu.
Katup matanya menyipit bukan sebab bawaan lahir.
Senyumnya sendu seakan memiliki cerita paling getir.

Lihat perempuan setengah waras itu!
Dengan tubuh yang hanya tinggal rangkaian tulang dilapisi kulit yang dengan jelas menjiplak kelok tulangnya.
Lihat perempuan hampir gila itu!
Lebih memilih teman bicara daripada sepiring nasi untuk melanjutkan hidupnya.

Tertawa sendiri, menangis sendiri.
Mungkin nanti ia mati sendiri.
Siapa pula yang peduli.
Meski bau bangkai dari rumah itu menusuk bak belati.

Tapi ia tak butuh belas kasihan.
Ia menganggap ini hanya hukuman.
Maka nanti saat mati ia tak perlu ditanyai lagi perihal apa amalannya semasa bernapas.
Sebab ia menjalani sepi dengan tabah tanpa memelas.

"Tuhan! Berikan aku rumah yang nyaman!!"
Doanya bukan perihal seperti ini lagi.
"Tuhan! Biarkan otakku terus memiliki teman!"
Ah, ternyata ia memang betah sendiri.

------------
Medan, 01:32am
Kamis, 9 Juli 2020

Mengenai SajakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang