Sajak Yang Penuh Lawak

26 0 0
                                    

Kemari, biarkan aku berdiskusi.
Diskusi kecil tanpa solusi.
Biarkan aku berbasa-basi.
Bersabda angan yang penuh fiksi.
Kau tau?
Ini dongeng tentang rindu.
Kenangan kamu yang penuh candu.
Ini dongeng tentang haru.
Kisah lama tak kenal baru.
Tidak!
Ini bukan sebuah sajak.
Ini hanya sekadar lawak.
sebab aku bukan penyair.
Sebut saja aku penyihir.
Lihat!
Jiwaku yang tak pernah rehat.
Sebab kau menderu, aku membiru.
Kau berhenti, aku pun mati.
Tapi biar begini!
Kau me-raya
Penuh cahaya.
Kau lah sang jaya.
Aku? Biar dikutuk.
Tertunduk-tunduk.
Semakin bungkuk.
Itu dia faktanya.
Itu pula lawaknya.
Sampai kah kau lucunya?
Sebentar.
Nafasku mulai bergetar.
Jiwaku kini menggelar.
Duar! Langit ikut menggelegar.
Kemari, biar aku pamit pergi.
Sembari hati mengisi energi.
Untuk kembali kau pecah lagi.
Lekas kemari!
Sebelum datang mentari pagi.

--------------------

Medan, 5 Jan 2020

Mengenai SajakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang