Chapter 3

5 2 0
                                    

Happy Reading guys


Suasana di dalam mobil yang Nadya dan Nabil gunakan terlihat hening. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. Tidak ada yang mau membuka suara. Sesekali terlihat Nabil yang curi-curi pandang sambil mengemudi. Sedangkan Nadya masih asyik dengan pikirannya. Sehingga tidak menyadari hal itu. Sampai akhirnya Nabil sadar ada sesuatu yang aneh dengan kening Nadya.

“Na.., itu kening kamu kenapa?” Akhirya Nabil membuka suara.
Memecahkan keheninga mereka.

“Oo, tadi malam jatuh” Jawab Nadya enteng.

“Kok bisa?”

“Iya, aku ngantuk. Jadi tersandung pas dalam perjalanan pulang tadi
malam.” Kata Nadya bohong. Nadya memang tipikal orang yang tertutup dan tidak ingin membaginya dengan orang lain kecuali orang-orang tertentu.

“Tuh kan, harusnya kamu gak nolak tawaranku tadi malam. hehe”
katanya menyalahkan kemudian diakhiri dengan tawa ringan.

“Iih, malah ketawa” Nabil hanya tertawa tanpa berniat menjawab.

-_-

Nadya pulang ketika hari menjelang sore. Seharian ini ia habiskan
bersama Nabil. Nadya tak menyangka hal itu terjadi padanya. Padahal ia
adalah tipikal orang yang mudah bosan. Namun apalah daya. Berkat
kepiawaiannya Nabil mampu membuat Nadya betah dengannya.
Nadya memasuki rumah. Suasananya saat itu terlihat sepi. Namun ada
suara televisi yang menyala. Ia pun menghampirinya. Dia segera memeluk seorang laki-laki berumur yang sedang menonton sebuah acara televisi bersama sang istri.

“Ayaahh…” Ucapnya sambil terisak.

“Uhh, Tuan Putri ayah kenapa? Datang-datang kok menangis.” Tanya laki-laki itu yang tak lain adalah ayah Nadya.

“Nadya rindu sekali dengan ayah, hikshiks…”

“Ayah juga rindu sekali dengan tuan putri ayah yang manja ini.” ujar sang ayah lembut.

Ibu Nadya yang melihat tingkah laku mereka hanya tersenyum.
Pasalnya ia tahu, Nadya akan menjadi sangat manja ketika di depan
suaminya itu. Padahal usia Nadya tidak bisa dibilang anak-anak lagi.

“Maafkan Nadya ayah. Tadi tidak bisa ikut gabung dalam acara sarapan
bersama” sesalnya.

“Hussstt, sudah. Ayah dapat memakluminya.”

“Bagaimana kuliahmu nak?” tanya sang ayah sembari melepas pelukan
mereka.

“Oh ya yah, bun..” ucapnya menggantung. sesekali melirik keduanya yang tampak penasaran dengan kelanjutan kalimat tersebut.

“Skripsi Nadya udah kelar…, tinggal nunggu sidang terus wisuda, yee…”Ucap nadya dengan semangat yang menggebu. Ayah dan ibu Nadya terlihat sangat senang mendengar hal tersebut. Matanya pun tampak berbinar-binar.

-_-

Nadya keluar dari ruang sidang dengan wajah yang berseri-seri. Di luar sudah ada Nabil yang menungguinya. Entah sejak kapan ini dimulai. Yang jelas sekarang Nabil dan Nadya sudah menjelma menjadi teman dekat.Sedangkan Safira, sahabat Nadya saat ini entah kemana dan bagaimana keadaannya. Terakhir kali mereka berkomunikasi katanya sedang sibuk melakukan riset dan mengumpulkan data untuk bahan skripsinya. Sehingga tidak ingin diganggu.

“Bagaimana sidangnya Na?!” tanya Nabil basa-basi. padahal dari raut
wajah Nadya saja sudah dapat ditarik sebuah kesimpulan.

“Nabil…Aku, Aku lulus. Aku lulus” Ucap Nadya terbata-bata karena saking senangnya.

Finally Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang