Ketemu di jalan

5 2 0
                                    


         

  Acara semalam berjalan lancar dan hangat, seperti bukan acara formal karena sangat sederhana dan menyenangkan. Kami membahas berbagai topik yang sangat menarik, acara dadakan yang tidak diduga sama sekali olehku. Kak Sera menceritakan tentang bagaimana kehidupannya selama di Aussie bersama keluarganya. Ya, mereka semua sekeluarga tinggal sementara di sana karena tekanan bisnis. Om Hilman, Tante Vivi, Jodi, dan kak Sera memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah kak Sera menyelesaikan studi nya.

Keluarga kak Sera sangat ramah dan menyenangkan. Orangtuaku dan orangtuanya kak Sera juga sudah sama-sama merestui hubungan antara bang Rega dan kak Sera, mereka pasangan yang sangat serasi. Hal yang mengejutkan semalam adalah Abang ku yang ngelamar kak Sera di depan panggangan barbeque depan semua orang, hadeh kurang romantis gimana coba. Kami yang menyaksikan hanya speechless melihat kelakuan bang Rega. Hoalah pantesan aja kemaren dia pulang kerja lebih awal udah gitu senyum-senyum sendiri kek orang gila taunya mau ngasih surprise toh.

Kami dibuat deg-degan karena ekspresi yang diberikan kak Sera setelah bang Rega mengutarakan isi hatinya tidak ada tanda-tanda bahagia, mungkin karena dia shock sekaligus gak percaya kali yah. Aku sempat takut kalo bang Rega sampai di tolak bagaimana dengan perasaannya nanti. Tapi aku percaya kak Sera gak sekejam itu, setelah beberapa menit kami dibuatnya terdiam massal, kak Sera tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca lalu memeluk bang Rega.  
Seakan menonton drama Korea secara live, kalo saja ayahku dan om Hilman gak berdehem secara bersamaan mungkin durasinya bisa sedikit lebih lama. Acaranya usai pukul 10 malam, percakapan pun diakhiri dengan rencana pernikahan mereka.

****

Hari ini mata pelajaran fisika ya gak jauh dari hitung-hitungan pastinya aku sih gak khawatir cuman gurunya itu killer abis, telat satu menit aja jangan harap bisa masuk kelas. Masalahnya sekarang aja udah pukul 7:10 sedangkan bel pelajaran pertama di sekolahku dimulai pukul 7:25, tinggal lima belas menit lagi dan bang Rega malah santai-santai aja. Nyesel aku nurutin maunya dia, biasanya juga aku bawa motor sendiri tapi Bang Rega maksa aku buat bareng sama dia kan kesel jadinya.

"ABANGG CEPETAN IHHHHH."teriakku dari meja makan yang langsung mendapat pelototan tajam dari Mami.

"Gak baik ah teriak-teriak gitu."masalahnya aku udah mau telat banget ini, ish nyebelin.

"Tapi mih, liat tuh bang Rega malah santuy gitu, dah tau adeknya mau telat juga!" rengek ku kesal.

"Bang, kasian tuh adeknya, jangan diisengin terus."ucap Mami sambil geleng-geleng kepala.

"Iya-iya." Bang Rega turun langsung ngacak-ngacak poni rambut aku, yeh dia malah terkekeh. Helow gak ada yang lucu ya.

Bang Rega memutuskan untuk mengantarku pake mobil karena cuacanya agak mendung, jarak sekolah dari rumahku emang gak terlalu jauh tapi tetep aja kalo macet bisa memakan waktu dua kali lipat.

"Bang gak usah ngebut banget juga kali, tolong aku masih jomblo."teriak ku kesal, pagi ini jalanan masih lengang jadi Abang ku berbuat seenak jidat. Pokoknya jangan di tiru.

"Jangan promosi di sini dek gak ada yang minat."ih dia mah julid banget sama Ade sendiri juga. Aku hanya memutar bola mata jengah. Saat aku mau mengambil ponsel yang ada di dalam tasku tiba-tiba Bang Rega ngerem mendadak yang membuatku spontan terkejut.

Apa-apaan ini jangan bilang kami nabrak orang.

"Ck, dasar bocah!"decak bang Rega lalu membuka pintu mobil dan keluar yang membuat ku heran, tak mau tinggal diam aku pun ikut menyusul tapi tidak mendekat melainkan bersandar di pintu mobil. Oh wow, aku melihat anak lelaki yang memakai celana abu-abu dan jaket hijau army sedang melihat-lihat keadaan motor nya.

Rieval!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang