Semua berawal dari sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta.
Perjalanan cinta mereka begitu mulus, jarang sekali ada rintangan yang menghadang mereka. Hal itulah yang membuat sepasang kekasih ini sangat positif bahwa mereka ini mungkin jodoh untuk satu sama lain. Mereka pun memutuskan menikah setelah beberapa tahun menjalin hubungan. Wajah pasangan muda itu selalu dihiasi kebahagiaan setelahnya.
Hingga suatu hari, terjadi pembicaraan di antara mereka.
"Aku belum siap memiliki anak," ucap sang suami tiba-tiba ketika pasangan tersebut bersantai di teras depan rumah, "mimpiku belum semua tercapai. Lagipula secara finansial, keluarga kita belum mencukupi."
Sang istri tertegun. Sesungguhnya ada sesuatu yang ingin ia beritahu pada suaminya. Sebuah berita bahagia. Berita yang akan mengubah seluruh kehidupannya. Tanpa sadar ia hanya terdiam saja menanggapi suaminya.
Sang suami terheran lalu bertanya mengapa istrinya ini hanya diam saja sedari tadi.
Dengan perasaan yang tiba-tiba gundah, mau tak mau sang istri akhirnya mengucapkan sebuah kalimat yang tidak diharapkan sang suami.
"Aku hamil, dua minggu."
Bagaikan pohon yang tersambar petir, sang suami kaget bukan main. Amarahnya mulai bergejolak.
Tak lama kemudian terdengarlah suara sahutan-sahutan di antara mereka berdua. Teriakan, tangisan, barang pecah belah. Seisi rumah bagaikan kapal pecah dan semuanya akibat kelakuan sang suami. Ia tidak terima. Bahkan dirinya tega menyuruh sang istri menggugurkan anaknya. Namun karena ada jiwa seorang ibu di dalam dirinya, ia tetap mempertahankan anak itu.
Walaupun hasilnya, sang suami pun pergi meninggalkan pasangannya.
Sendirian.
Dan tak pernah kembali.
Hingga detik-detik sang istri melahirkan pun, batang hidung sang suami sama sekali tak terlihat.
Ia benar-benar hilang bagaikan ditelan bumi, membuat sang istri selama sembilan bulan harus berjuang seorang diri demi menghidupi dirinya dan si bayi di dalam kandungan.
Bayi itu terlahir sehat dan normal. Sang istri memberikannya nama 'Bright' dengan harapan kehidupan yang ia jalani sebelumnya dapat berubah menjadi cerah di masa depan karena kehadiran putranya itu.
Harapan perempuan yang telah menjadi ibu itu terwujud.
Bright tumbuh menjadi laki-laki yang selalu ceria. Dirinya pun selalu menuruti apapun yang dikatakan oleh sang ibu. Ia begitu menyayangi wanita yang melahirkannya itu dengan sepenuh hati. Bahkan ketika ibunya bersedih pun, Bright melakukan segala cara agar sang ibu kembali tersenyum.
Kebanyakan kesedihan sang ibu berasal dari masa lalu. Iya, Bright mengetahui semuanya saat ia memasuki bangku SMA. Awalnya sang ibu ragu-ragu, masih ada bekas rasa sakit penolakan sang suami di hatinya. Ia tak ingin hal itu terjadi lagi.
Namun Bright telah membuktikan bahwa asumsi yang dibuat itu salah.
Bright sama sekali tak menyalahkan ibunya. Laki-laki itu sangat mengerti keadaan sang ibu saat itu. Ia bahkan membiarkan ibunya menangis di dalam pelukannya seraya mengelus perlahan punggungnya dan membisikkan kalimat-kalimat penenang.
Berbeda dengan sang ayah.
Sejak saat itu, Bright membencinya.
Sangat benci.
Walaupun sang ibu berkata bahwa ia telah memaafkan ayahnya, Bright tidak terima. Tentu saja hanya dalam hati Bright berkata seperti itu. Ia juga tidak mau membuat ibunya kembali dihantui oleh perasaan bersalah di hatinya. Hati Bright sudah merasa sakit ketika ibunya bercerita tentang masa lalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS • brightwin ✔
Fiksi PenggemarBright kehilangan satu-satunya sumber kebahagiaan yang ia miliki. Tak pernah tertawa. Tak pernah tersenyum. Semua berubah ketika dirinya mendengar suara tawa merdu dari seorang lelaki bernama Win Metawin. [COMPLETED] SOCIAL MEDIA & NARRATION BY © d...