Chapter 1

634 74 25
                                    

Irene berdiri di atas menara Yuldong Park sambil menghela nafas dalam-dalam. Sesekali ia melirik ke arah kerumunan orang untuk mencari sosok yang sangat ingin ia lihat. Ahn Seodam, pria yang sangat ia cintai dan kini berstatus sebagai tunangannya. Irene masih menoleh ke arah Ahn Seodam saat instruktur bungee jumping sudah menghitung mundur agar Irene segera melompat.

Ahn Seodam tampak sedang asik bercengkrama dengan rekan bisnisnya. Ya, liburan kali ini adalah liburan bisnis yang diusung oleh Ahn Seodam. Ia sengaja mengajak Irene ikut karena ingin memperkenalkan Irene sebagai tunangannya. Sayangnya, Irene tidak berniat ada di sini. Dulu Irene mamang sering meminta pada Seodam untuk ikut dalam perjalanan bisnisnya namun Seodam selalu menolak. Kini saat Seodam mengajak Irene, perempuan itu justru tidak lagi menginginkannya.

Irene menatap nanar ke arah Seodam. Sepersekian detik kemudian Soodam menoleh ke arahnya tepat saat instruktur berucap, "Tiga, dua, satu!"

"Aku mencintaimu, Seodam..." ucap Irene dalam hati sambil menutup matanya. Detik berikutnya ia terjun bebas dari atas menara bersama dengan air matanya yang ikut mengalir.

Byuurr!

Tubuh Irene tercebur sempurna ke dalam danau. Tiba-tiba semua menjadi gelap.

Tolong... aku tidak bisa bernafas....

***

Satu bulan yang lalu...

"Apa maksud semua ini, Ahn Seodam?" tanya Irene tepat saat ia memergoki tunangannya sedang bermesraan dengan seorang wanita yang Irene ketahui sebagai model. Seseorang yang profesinya sama dengannya.

"Irene-ah, kita harus bicara. Tapi tidak di sini" ucap Seodam tanpa rasa bersalah sama sekali. Ia seolah tidak mau tahu betapa hancurnya hati Irene saat ini.

Irene akhirnya keluar dari kamar hotel tersebut dan menunggu Seodam di lounge hotel. Setelah menunggu beberapa saat, Seodam akhirnya menghampirinya ke lounge.

"Irene-ah.. kau tahu kan dalam sebuah hubungan kita bisa saja merasakan kebosanan? Belum lagi kalau kita sama-sama memiliki kesibukan" ucap Seodam membuka suara.

"Lantas, begini caramu melampiaskan rasa bosan? Wah, luar biasa Ahn Seodam. Lalu kau anggap apa pertunangan kita selama ini? Lebih dari itu, kau tidak bertanya bagaimana perasaanku saat memergokimu sedang bersamanya? Ini bukan pertama kalinya. Kupikir kau bisa introspeksi diri. Tapi, sepertinya ini sudah tidak berguna."

"Aku akui, itu kesalahanku. Aku tidak tahu kalau kau akhirnya serius dengan perasaanmu padaku. Kupikir, dulu kau hanya ingin menyenangkan hati kedua orang tuamu."

"Tapi, aku tidak pernah bermain-main dengan perasaanku."

"Dan karena itu aku bosan."

Irene terbelalak saat mendengar respon dari Seodam. Pria itu benar-benar tidak merasa bersalah setelah apa yang ia lakukan.

"Jadi, apa yang kau inginkan?"

"Aku tidak mengatakan bahwa aku tidak lagi mencintaimu, Bae. Aku hanya berpikir bahwa kau dan aku terlalu sibuk. Aku akui aku membutuhkan perhatian dari seseorang. Saat aku membutuhkanmu, kau tidak pernah ada di sana. Dan dia ada untukku setiap saat aku butuh teman untuk berbagi."

Irene susah payah menahan sesak di hatinya, juga air matanya yang sudah menggunung di pelupuk matanya. Namun, Irene menolak menjadi lemah di hadapan Seodam. Irene mencintainya, tapi Irene tidak ingin menjadi bodoh karena perasaannya pada pria itu.

Irene lalu melepas cincin pertunangannya dan meletakkannya di atas meja tepat di hadapan Soodam.

"Beri aku waktu satu bulan untuk mengakhiri semua ini. Aku butuh waktu untuk menjernihkan pikiranku dan memberitahu keluargaku. Kuharap kau bahagia bersama dengan orang yang bisa membuatmu merasakan kenyamanan yang tidak kau rasakan saat bersama denganku" Irene lalu berdiri dan meninggalkan Seodam yang mematung sambil menatap cincin yang ditinggalkan Irene.

Dear, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang