Chapter 3

259 54 24
                                    

Gelap meliputi seluruh pandangan Irene ketika ia jatuh pada kedalaman. Irene hanya bisa merasakan suara air. Irene tidak bisa bernafas. Dia hanya ingin naik ke permukaan, tapi entah kenapa berat untuk naik.

"Tolong.... aku...."

"Aku.... tidak bisa bernafas...."

Semakin lama Irene semakin sesak. Sulit baginya hanya untuk sekedar menghembuskan nafas. Ia jatuh terlalu dalam.

"Seseorang.... kumohon...."

"Tolong aku...."

***

Irene terbangun dalam keadaan tidak baik. Napasnya tersengal dan tubuhnya dipenuhi keringat. Irene terduduk di atas kasurnya sambil menetralkan napasnya yang masih belum beraturan. Beberapa saat setelahnya, Irene mencium bau masakan.

Irene hampir lupa bahwa ia tidak sendiri di rumah ini. Rumah yang dulu menjadi impiannya bersama Seodam kini telah menjadi milik orang asing yang entah bagaimana bisa melihatnya yang sudah berbentuk arwah.

Ngomong-ngomong soal arwah, Irene masih mengira-ngira, kenapa ia ada di sini alih-alih di tempat kejadian perkara, kalau memang dia sudah meninggal? Kenapa Irene justru kembali ke rumahnya dan bisa menyentuh seluruh barang-barangnya, termasuk orang asing yang kini tinggal di rumahnya?

Kenapa Irene tidak bisa keluar dari sini? Apakah Irene benar-benar sudah meninggal seperti perkiraan pria asing bernama Okamoto Jin itu?

Irene lalu melesat menuju dapur untuk melihat apa yang sedang dilakukan pria itu di sana.

"Wah, aku tidak menyangka kau bisa memasak. Apalagi itu masakan Korea" ucap Irene pada pria yang sedang sibuk di depan kompor tersebut.

"Astaga! Irene ssi bisa tidak kalau muncul permisi dulu?" ucap Jin saat melihat Irene sudah duduk manis di meja makan yang tepat berada di belakangnya.

"Kau sangat fokus dengan masakanmu. Oh iya, aku juga lupa sekarang aku adalah arwah jadi kalau muncul tidak kedengaran" kata Irene dengan santai. "Oya, kau hebat sekali memasak makanan berat sebagai sarapan pagi" lanjut Irene.

"Hari ini adalah hari pertamaku bekerja, jadi aku butuh energi yang besar untuk itu" jawab Jin.

"Ah, kau mengingatkanku saat aku melakukan pemotretan untuk pertama kalinya. Ngomong-ngomong apa profesimu?" tanya Irene lagi.

"Produser musik" jawab Jin.

"Waaah. Keren. Berarti kau bergabung dalam sebuah agensi? Dimana?"

"Big Hit Label."

"Ooo, boleh juga. Aku dulu pernah jadi model video klip salah satu artis di sana."

"Oh, Irene ssi pernah jadi model video klip juga?"

"Tentu saja. Aku ini salah satu model iklan papan atas di Korea Selatan."

"Oh, maaf. Aku tidak mengetahuinya."

"Ehm, Jin ssi?"

"Ada apa?"

"Kau masih tidak mau membantuku?" tanya Irene pada saat Jin sedang sarapan.

"Ah, soal itu..."

"Aku hanya ingin tahu kenapa aku bisa terkurung di sini."

"Mungkin karena ini adalah rumahmu?"

"Tapi kenapa aku bisa menyentuhmu?"

Jin terdiam. Sebenarnya ia juga memikirkan hal tersebut. Kenapa Irene bisa menyentuhnya sama seperti Irene bisa menyentuh barang-barang di rumah ini? Namun, Jin tidak memiliki banyak waktu untuk membahasnya karena ia harus bekerja.

Dear, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang