Chapter 7

322 49 19
                                    

Jin terkejut mendapati Irene sudah berdiri di ujung tangga dengan senyum secerah mentari pagi. Jin agak bingung karena ekspresi Irene sangat tidak biasa. Selama ini Irene selalu terlihat dingin dan jarang tersenyum, seolah sedang menyembunyikan banyak hal, kontras sekali dengan pemandangan yang ia saksikan pagi ini.

"Jin ssi! Selamat pagi!" sapa Irene dengan riang.

Jin tersenyum kikuk kemudian melewati Irene dan menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Tidak lama setelah itu, Irene sudah duduk di meja makan sambil bertopang dagu dan bergoyang-goyang seperti anak kecil yang sedang menginginkan sesuatu.

"Irene ssi..." ucap Seokjin.

"Ya?" balas Irene.

"Kau baik-baik saja kan?" tanya Jin.

"Hmm? Memangnya kenapa?"

"Kau terlihat berbeda pagi ini" jawab Jin.

"Ah masa? Menurutku aku selalu seperti ini" ujar Irene. Jin hampir saja tersedak sarapannya saat mendengar jawaban Irene. Selalu seperti ini katanya? Haha, lucu sekali perempuan ini.

"Ah, aku tahu. Kau pasti sedang senang karena sudah bisa keluar rumah" kata Seokjin kemudian.

"Hmm. Tentu saja" jawab Irene bersemangat. "Jin ssi, hari ini kau akan ke kantor kan?" lanjut Irene.

"Iya. Ada apa?"

"Aku ikut!" kata Irene.

"Hah?"

"Setelah kupikir-pikir, aku ingin melakukan sesuatu untuk diriku sendiri yang dulu tidak bisa kulakukan..."

"Maksudnya?"

"Aku ingin mencoba kehidupan orang-orang pada umumnya. Sebelum aku menemukan tubuhku yang entah ada dimana, aku ingin mencoba kehidupan biasa. Jadi, tolong aku ya? Aku ingin mencobanya" kata Irene dengan mata berbinar.

Jin benar-benar tidak bisa berkata-kata. Irene Bae berubah pikiran hanya dalam semalam. Kemarin dia benar-benar bersemangat menemukan tubuhnya agar bisa kembali sadar dan membuat perhitungan dengan tunangannya. Sekarang wanita itu malah meminta bantuannya untuk mengulur waktu demi menjadi orang biasa. Ck, Irene Bae benar-benar aneh.

ooOoo

Jin baru sadar yang dimaksud Irene dengan kehidupan biasa saat ia dan Irene kini berada di dalam sebuah bus yang menuju ke kantor Jin. Irene benar-benar bersemangat sejak ia masuk ke dalam bus dan duduk di dekat jendela kemudian memandang jauh keluar jendela tersebut sambil tersenyum dan mengeluarkan tangannya. Kalau Jin tidak ingat sekarang Irene itu apa—Jin bingung harus menyebutnya apa atau siapa—tentu Jin akan melarangnya mengeluarkan tangannya di jendela karena itu berbahaya.

Tapi tidak mungkin juga public figure seperti Irene Bae bisa bebas berjalan-jalan keluar naik kendaraan umum seperti sekarang. Tadinya Jin pikir Irene hanya akan meminta ikut ke kantornya saja dan Jin mengendarai mobil seperti biasa. Ternyata seperti ini permintaannya. Menikmati hiruk-pikuk Seoul di pagi hari dengan naik bus. Ck, ada-ada saja wanita ini.

"Jin ssi, ini benar-benar menyenangkan" ucap Irene sedang Jin hanya bisa terdiam karena tidak ingin terlihat mencolok di depan penumpang yang lain.

Beberapa saat kemudian, bus yang mereka tumpangi berhenti karena ada penumpang yang naik. Jin langsung berdiri begitu melihat kursi lain kosong sementara penumpang yang baru naik itu adalah ibu hamil.

"Silahkan duduk di sini, Bu" ucap Jin menawarkan kepada ibu tersebut.

"Terima kasih, ya. Semoga anakku tampan dan baik hati seperti Anda" katanya sambil tersenyum. Jin yang tidak menyangka akan dapat pujian hanya bisa tersipu malu. Dia tidak pernah mendapat pujian terang-terangan, apalagi di atas bus seperti ini dan membuatnya jadi pusat perhatian.

Dear, YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang