Pagi ini Meyla bangun dan dengan malas beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dan mulai bersiap dengan seragam sekolahnya.
Ia masih ngantuk karena semalaman ia tak bisa tidur mengingat wajah sosok lelaki yang kemarin ia temui di toko perlengkapan alat tulis. Namun ia segera menepis pemikiran itu dan mulai turun kebawah menyapa Bu Ian yang tengah menyiapkan sarapan."Pagi bu", sapa Meyla hangat
"Pagi juga neng, hari ini mau berangkat pake sepeda lagi neng?", Tanya Bu Ian
Meyla mengangguk sambil memakan nasi goreng buatan Bu Ian, tiba-tiba ponselnya berdering ada panggilan masuk disana, ia mengangkat nya
"Halo...pagi bu bos yang cantik", Sapa orang di sebrang sana.
Meyla terkekeh "pagi juga babu ku..."
"Heh enak aja, dibilang babu entar gue gak mau lagi ya ngurusin perusahaan lo", terdengar suara jengkel dari sana.
Meyla masih tak meredakan tawanya "terserah sih kalo lo gak mau lagi ngurusin perusahaan gue, lagian masih banyak orang di luaran sana yang bisa gantiin posisi lo"
"Banyak sih banyak cuman yang setia kayak gue kan gaada, gue tuh limited edition"
"Serah deh, ada apa nih pagi-pagi nelpon? Gue mau sekolah tau"
"Gak, cuman mastiin bu bos masih idup gak?", Ucap orang itu dengan tertawa
"Kurang ajar lo ama bos"
"Udah-udah gue cuman mau bilang, semangat belajarnya biar bisa ngurusin nih perusahaan"
"Iya iya bawellllll"
Meyla mematikan panggilannya sepihak, kalau terus-terusan berbicara dengan orang tersebut maka bisa telat ia datang ke sekolah.
"Neng Sinta tadi ya?", Tanya Bu Ian
"Iya Bu, biasalah suka nyari ribut pagi-pagi"
Bu Ian menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah berangkat gih, nanti telat""Ihhh Bu Ian omongannya udah kayak ABG aja 'gah gih gah gih'", ucap Meyla terkekeh.
"Iya dong kan Bu Ian emak-emak jaman now"
"Haha udah deh, aku pamit berangkat assalamualaikum"
"Waalaikumsalam",
Meyla mulai melakukan sepedanya menuju SMA Pancasila.
~~~~
Kini keluarga Gey tengah menyantap sarapan dari sang ibu negara, tak lupa diiringi dengan celotehan Deka dan juga Bian. Orang tuanya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua anaknya yang mulai dewasa.
"Bian...kamu sudah siap untuk ke sekolah kamu yang baru?", Tanya sang mama.
Fyi, Bian mulai menginjak SMA di London, ini adalah kali pertama ia kembali bersekolah di Jakarta setelah mencoba untuk melupakan masa lalunya. Ia selama 2 tahun kemarin tinggal bersama tante dan om nya di London dan di kelas XII ini ia memutuskan untuk kembali ke negara kelahirannya.
Bian mengangguk "siap dong ma"
"Bian udah selesai, Bian pamit ma, pa""Iya hati-hati", jawab keduanya
"Lo gak pamit sama gue?", Tanya sang kakak
"Ogah", Bian langsung nyelonong keluar dan mengendarai motornya menuju sekolah barunya.
Ia lebih suka mengendarai motor karena ia bisa nyempil kalau lagi macet-macetnya jalanan ibu kota.~~~~
Di sekolah SMA Pancasila kini telah ramai siswa-siswi beralalu lalang, ada siswa-siswi kelas X yang membawa hal-hal yang nyleneh karena mereka mengikuti MOS, kelas XI yang nampak biasa saja, dan kelas XII yang pastinya harus memanfaatkan dengan baik momen mereka di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MeyBian
RandomBerbahagialah dengan apa yang kamu miliki saat ini, jangan berharap lebih jika itu akan membuatmu tersakiti. So, be happy in your own way