- enam -

1 0 0
                                    

Kring...kring..kring..

Bel yang telah dinantikan akhirnya berbunyi, apalagi kalau bukan bel istirahat? Waktu dimana siswa-siswi terbebas dari yang namanya pelajaran di kelas.

Kini keempat sekawan yang tak lain adalah Meyla, Bian, Ken, dan Anggun tengah duduk di tempat yang biasa mereka duduki. Anggun dan Meyla bertugas untuk memesan dan setelah mendapatkannya mereka makan dengan tenang dan sesekali diiringi candaan dari Ken dan Anggun tentunya.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampiri meja mereka, sepertinya dia adalah seangkatan dengan mereka.
Orang tersebut duduk dengan manjanya disamping Bian yang kosong hingga membuat Bian risih.

"Eh nenek lampir ngapain sih lo! Ganggu aja", sewot Anggun.

"Apa lo?? Gue gak ada urusan ya sama lo! Diem deh", ucap cewek tersebut yang di badge name tertulis Elika Angelica Jove.

Ken dan Meyla hanya diam menyaksikan adu bacot Elika dan Anggun, kalau masalah yang seperti ini maka serahkanlah kepada Anggun.

"Hai Bian...kita belum kenalan lohhh, kenalin nama gue Elika Angelica Jove, panggil aja Elika, atau mau panggil babe juga boleh", ucapnya dengan manja.

"Bab beb bab beb, lo tuh gak pantes dipanggil beb, babi baru pantes", sewot Anggun.

"Diem deh lo tuh bacot mulu ya dari tadi",

"Kenapa? Suka-suka gue lah, mulut-mulut gue kok lo yang repot", tantang Anggun dengan tetap santai minum minumannya.

"Lo tuh ya---", belum selesai dia melanjutkan kalimatnya fan melayangkan tangannya ke pipi Anggun, tangan Elika sudah dicekal oleh Meyla, entah kapan Meyla tiba-tiba ada dibelakang Elika. Saat itu Meyla sedang malas menyaksikan perdebatan itu namun melihat Elika yang hendak menampar sahabatnya ia tak bisa diam saja.

"Lepasin tangan kotor lo dari sahabat gue", ucap Meyla pelan namun menusuk membuat siapa saja yang mendengarnya merinding.

Kini mereka menjadi bahan tontonan di kantin, kapan lagi ya kan melihat pertengkaran perempuan seperti ini, emang gaada akhlak mereka wkwk.

"Apa lo cewek miskin!?? Ga usah ikut campur", Bian yang sedari tadi hanya diam saja mengangkat kepalanya setelah mendengar penuturan Elika.

Cewek miskin? Orang rumah Mey aja kayak gedong dibilang miskin? Katarak kali tuh orang, batin Bian.

Meyla menghempaskan tangan Elika kasar, "kalo lo berani nampar sahabat gue, gue pastiin lo gak tenang sekolah disini".

Elika justru malah tertawa "HAHAHA emang lo siapa ha!!? Sampe berani ngancem gue segala! Terus tadi lo bilang apa? Gue gak akan tenang sekolah disini? Hellooowwww mimpi mbak nya? Emang nih sekolah punya lo? Gaya-gayaan banget lo", ucap Elika dengan nada meremehkan.

Belum tau aja dia, batin seseorang.

Meyla tak menggubris, ia tak ingin kelepasan kendali. Ia pun meninggalkan kantin.

"WOI MAU KEMANA LO! URUSAN KITA BELUM SELESAI BITCH!", teriak Elika.

Kata-kata terakhir Elika membuat Bian geram
"LO YANG BITCH", teriak Bian tepat didepan wajah Elika.

Semuanya terkejut mendengar ucapan Bian yang sangat menggelegar dan nampak marah.

"Bian...kok kamu bentak aku sih?", Ucap Elika dilebay-lebaykan sampai ingin sekali menenggelamkannya di sumur.

"Najis", sewot Anggun.

Bian tak menggubris, ia berlalu begitu saja, begitupun dengan Ken dan Anggun yang menyusul Bian namun saat Anggun lewat didepan Elika ia berkata "gak usah godain Bian, godain aja om om yang kemaren", wajah Elika memucat mendengar ucapan Anggun. Dan Anggun tersenyum puas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MeyBianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang