- tiga -

2 1 0
                                    

Dikelas XII bahasa 1 sungguh tak bisa dikatakan sebagai kelas lagi karena keadaannya sudah seperti kapal pecah, meja berserakan, sapu dan teman-temannya didepan kelas, papan tulis tercoret-coret, kulit kacang dan kuaci dimana-mana.

"Bang jali...bang jali...goyangnya bikin happy
Bikin lo ketagihan semua jadi goyang... Asek tarik mang", suara Ken sungguh menggelegar dengan berjoget tak jelas.

"Brisik!! Suara lo jelek", sahut Meyla

"Diem lo beruang kutub"

Meyla memutar bola mata jengah, bagaimana tidak? Ken duduk tepat disampingnya atau lebih tepatnya dibangku Anggun.

Meyla meletakkan kepalanya dilipatan tangan, Ken dengan usil menjahilinya dengan mencubit dan mencolek hidung Meyla, dan Meyla hanya diam karena percuma ia marah karena ia akan semakin di jahili. Bian melihat itu hanya diam dengan tatapan tak dapat diartikan. Ada rasa tak suka dihatinya entah rasa apa itu ia pun tak tahu.

"Eh ges ges, nanti jalan-jalan kuy lama kita gak jalan", ajak Ken sambil menoleh kebelakang menghadap Anggun dan Bian. Kini Bian mulai akrab dengan ketiga teman barunya itu.

"Boleh tuh kemana?", Jawab Anggun antusias.

"Jalan-jalan ajalah keliling-keliling gimana duo es?", Tanya Ken

"Duo es?", Tanya Anggun bingung

"Dua temen kau ini kan es, biar gampang aja duo es"
"Gimana?"

"Gue gak mau juga kalian paksa", jawab Meyla

"Hehe tau aja lo",
"Lo gimana Yan?", Tanya Ken

"Ikut", jawab Ken singkat

"Yesss, pulang sekolah langsung ke rumah gue aja, entar ganti baju di rumah gue, kan baju lo berdua ada tuh yang ditinggal di rumah gue" ucap Ken

"Gue?", Tanya Bian

"Kan lo bisa pake baju gue bego",

"Hmm"

"GUYS!!!!!!! HARI INI PULANG CEPET YUHUUUU UDAH BOLEH PULANG DONG!!!!", teriak Nita, sang ketua kelas.

Semuanya bersorak gembira
"Asekkk bener nih?"

"Yoi"

"Yes banyak waktu kita buat jalan-jalan", ucap Ken girang.

"Ya udah yuk langsung aja"

Mereka berempat keluar kelas dan menuju parkiran.
Ken membawa motor dan membonceng Anggun.
Meyla sudah siap dengan sepedanya.

"Eh Mey kok lo bawa sepeda? Lama dong entar", ucap Anggun

"Ga papa", jawabnya singkat

"Bareng gue aja", sahut Bian yang sudah berada diatas motornya.

"Nah ide bagus tuh", timpal Ken

"Sepeda gue?", Tanya Meyla

"Gampang, entar biar mang Dasep gue minta ambilin", jawab Ken

Meyla mengangguk kemudian naik ke motor Bian.
Mereka pun menuju ke rumah Ken.

~~~~

Rumah Ken tak bisa dibilang mewah karena ia hanya tinggal sendiri, itu adalah pemberian dari orang tua nya, ia ingin tinggal mandiri seperti Meyla namun bedanya, Ken masih mendapatkan uang bulanan dari orang tua, tapi tak banyak karena Ken bekerja part time di perusahaan Meyla.
Yap yang tahu bahwa Meyla punya perusahaan hanya Ken dan Anggun sebagai sahabatnya.

"Assalamualaikum", ucap mereka walaupun tidak ada yang menjawab.

"Makan dulu kali ya? Atau nanti aja mampir?", Tanya Ken

MeyBianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang