Apapun.
Tiba-tiba saja Jaehyun merasa menyesal sudah menjanjikan sesuatu yang sepertinya bisa digunakan Johnny untuk memanfaatkannya. Tetapi sudah terlanjur, lagipula, melihat perban di tangan Johnny itu membuat Jaehyun merasa sangat bersalah. Tangan kanan merupakan tangan yang vital bagi seorang pemain biola, tangan itu berguna untuk memainkan busur penggesek biola, dan sangat penting dalam menciptakan suara. Tangan kanan bagi seorang pemain biola bertanggung jawab dalam hal kualitas nada, ritme, dinamik, artikulasi dan timbre, tetapi sekarang Johnny terluka di tangan kanannya, kata Lucas, pria itu bahkan kesulitan menggerakkan jari-jarinya.
Jaehyun menatap Johnny dengan tatapan was-was sementara mata lelaki itu tampak berkilat penuh rencana.
Apa yang ada di benak lelaki ini?
Tiba-tiba saja Johnny menatap Jaehyun tajam dan tersenyum mencurigakan, "Oke, sudah kuputuskan."
"Sudah diputuskan apa?" Jaehyun bertanya, penasaran dengan sikap Johnny yang penuh misteri.
Senyum Johnny melebar, "Kau akan menjadi pengganti tangan kananku, selama tangan kananku tidak bisa digunakan, sampai aku sembuh."
Mata Jaehyun membelalak, masih berharap kalau dia salah duga karena tidak menyangka bahwa lelaki itu akan meminta hal yang begitu konyol dan egois kepadanya.
"Menjadi pengganti tangan kananmu? Apa maksudmu?"
Johnny memasang wajah datar yang menjengkelkan, "Karena kau aku jadi invalid, aku tidak bisa menggunakan tangan kananku, bukan hanya untuk bermain biola tetapi juga kegiatan-kegiatan lainnya, seperti menulis, menyuapkan makanan, menyisir rambutku." Lelaki itu tampak geli sendiri dengan kata-katanya, tetapi matanya bersinar menantang ketika menatap Jaehyun, "Apalagi setelah operasi lusa, aku akan semakin tak bisa menggerakkan tanganku karena masih dalam proses penyembuhan. Jadi, kau bertugas menggantikan tangan kananku."
Mata Jaehyun melirik dirinya sendiri yang memakai kruk dengan kaki dibebat, "Aku sendiri terluka di bagian kaki dan membutuhkan orang lain untuk menopangku, aku tidak bisa menjadi tangan kananmu." gumamnya jengkel.
Johnny memasang wajah datar, "Kalau begitu biarkan aku menjadi kakimu, aku akan menopangmu." gumamnya tak peduli, lalu melemparkan tatapan menuduh kepada Jaehyun, "Kau bilang kau mau melakukan 'apapun' untukku."
Jaehyun terdiam, teringat janjinya lagi, lalu memandang Johnny lama, kemudian menghela napas panjang. Ya ampun, sepertinya dia terperangkap dalam jebakan Johnny yang licik.
***
"Kenapa?" Lucas duduk di pinggir ranjang, menatap Jaehyun lembut, laki-laki itu tadi memaksa untuk menengok Johnny di kamarnya, tetapi setelah kembali wajah Jaehyun bukannya lega, malahan lebih kusut dari biasanya.
Jaehyun menatap Lucas dan mencoba tersenyum.
"Tidak apa-apa." Sebaiknya Lucas tidak tahu kalau Jaehyun sudah bersedia menjadi pengganti tangan kanan Johnny. Lelaki itu pasti akan marah dan merasa bahwa Johnny memanfaatkan Jaehyun.
Tetapi tentu saja Lucas tidak mau menyerah, "Dia marah padamu ya?"
Jaehyun meringis, mungkin lebih baik kalau Johnny marah kepadanya, mungkin membentak, mencaci dan menyalahkannya. Tetapi tidak, Johnny begitu dingin dan penuh perhitungan sehingga Jaehyun tidak bisa menebak apa yang ada di dalam kepalanya. Lelaki itu tampak misterius dan Jaehyun tiba-tiba merasa takut dan tidak nyaman, karena dia tidak bisa mengetahui apa rencana Johnny selanjutnya.
Jaehyun menggelengkan kepalanya, mengetahui bahwa Lucas masih menantikan jawabannya.
"Tidak, dia tidak marah kepadaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace The Chord (Johnjae)
FanfictionRemake from "Embrace The Chord" by Santhy Agatha Johnny x Jaehyun (Johnjae) Warning! Cerita ini mengandung unsur bxb. Bagi yang tidak suka boy x boy diharapkan tidak usah membaca.