Jaehyun terpana, merasakan pelukan Johnny yang sedemikian erat di tubuhnya. Lengan kuat Johnny melingkarinya, seakan ingin meremukkannya. Tetapi dibalik kekuatan pelukannya, Jaehyun merasakan ada kerapuhan yang dalam di sana. Kerapuhan yang tidak pernah ditunjukkan oleh Johnny sebelumnya, sisi lain yang baru diketahui oleh Jaehyun. Johnny benar-benar manusia dengan kepribadian yang amat sangat kompleks, di satu waktu, Jaehyun merasa sudah mengenali lelaki itu, tetapi kemudian di waktu yang lain, Johnny tiba-tiba saja menguakkan lapisan kepribadiannya yang lain, membuat Jaehyun terkejut.
Seperti sekarang. Johnny memeluknya, tampak rapuh, bagaikan bocah kecil yang meminta perlindungan kepada ibunya, meminta dikuatkan.
Didorong oleh perasaannya, Jaehyun menggerakkan jarinya, semula ragu, tetapi kemudian dia melingkarkan lengannya di punggung Johnny, membalas pelukannya, jemarinya kemudian bergerak dan mengusap punggung Johnny, berusaha memberikan ketenangan.
Punggung Johnny menegang sejenak ketika menerima usapan tangan dari jemari Jaehyun. Tetapi kemudian lelaki itu mempererat pelukannya, terdiam lama sambil menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jaehyun.
Lama kemudian, Johnny melepaskan pelukannya. Ekspresinya tidak terbaca.
"Maaf." gumamnya, dan sebelum Jaehyun sempat berkata-kata, Johnny melepaskan pegangannya dan melangkah pergi meninggalkan kamar itu, membiarkan Jaehyun yang terpana tanpa bisa berkata-kata.
***
Irene mengamati dari dalam mobilnya di depan rumah orang tua Johnny. Dia menggigit bibirnya dengan geram, menahan rasa marah dan cemburu.
Dari berita di televisi, dia tahu bahwa Johnny hari ini keluar dari Rumah Sakit, Irene begitu senang, tetapi dia menahan diri dan tidak berani mendekati Johnny, takut lelaki itu akan langsung menuduhnya sebagai dalang atas kecelakaan yang dia alami.
Satu hal yang membuatnya semakin geram adalah karena dia melihat Jaehyun. Anak ingusan itu - yang ternyata tidak menderita luka parah - mengikuti Johnny masuk ke rumah itu, dan sampai sekarang tidak keluar-keluar dari sana.
Apakah laki-laki itu tinggal di rumah Johnny?
Irene langsung mengumpat, tidak bisa menahan dirinya. Kalau sampai laki-laki itu berani tinggal di rumah Johnny, maka Irene akan melenyapkannya.
Tidak boleh ada orang lain yang boleh berada di dekat Johnny selain dirinya!
***
Ketika bertemu lagi dengan Johnny sore harinya, Jaehyun sibuk mengamati lelaki itu, Johnny sedang bercakap-cakap dengan mamanya di teras depan sambil menikmati teh dan kue harum yang masih hangat, baru keluar dari panggangan.
Lelaki itu tampak ceria, sama sekali tidak tertinggal ekspresi sedih yang ditampakkannya tadi siang. Jaehyun membatin, melihat betapa Johnny tertawa lebar akan apa yang dikatakan oleh mamanya. Tentu saja Jaehyun tahu kisah tentang mama kandung Johnny yang jahat, dan melihat keakraban Johnny dengan mama angkatnya ini, tampaknya sang mama benar-benar menyayangi Johnny dan berusaha menggantikan kekosongan yang ada.
"Kemarilah Jaehyun, aku dan mamaku sedang membahas kejadian lucu di salah satu konserku waktu aku kecil."
Mau tak mau Jaehyun mendekat dan duduk di salah satu kursi yang berada di dekat Johnny. Mama Johnny menuangkan secangkir teh untuknya dan Jaehyun mengucapkan terimakasih ketika menerima cangkir teh itu.
"Pada mulanya Johnny selalu demam panggung sebelum konser." Sang mama melanjutkan kisahnya, tersenyum lebar mengingat kenangan yang menghangatkan hati itu, "Dia pernah menangis dan tidak mau naik ke panggung. Aku tidak menyalahkannya, waktu itu usianya baru dua belas tahun, dan harus menjadi violinist solo di sebuah konser internasional yang disaksikan ribuan orang. Kami benar-benar kebingungan ketika Johnny tidak mau naik ke panggung ketika itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace The Chord (Johnjae)
FanfictionRemake from "Embrace The Chord" by Santhy Agatha Johnny x Jaehyun (Johnjae) Warning! Cerita ini mengandung unsur bxb. Bagi yang tidak suka boy x boy diharapkan tidak usah membaca.