BAB I

2.7K 113 1
                                    








Suasana yang hingar bingar membuat Mark mengeryitkan matanya. Dia tidak suka suasana ramai dan menyesakkan seperti ini. Dia merindukan kamarnya, kamar tenang yang damai, tempat dia bisa duduk dan membaca sambil mendengarkan musik sayup-sayup.

Tapi musik yang sangat keras ini hampir melampaui batas toleransinya, ingin rasanya dia pergi dari tempat ini, tapi dia tidak bisa. Lelaki itu, lelaki jahat itu – menurut sumber yang dia dengar akan datang ke tempat ini beberapa saat lagi.

Mark mencoba menarik turun baju yang mulai terasa tidak nyaman. Seragam waitress ini amat sangat tidak nyaman, dengan belahan dada yang begitu rendah dan rok yang begitu pendek, Mark seperti dipaksa menyamar menjadi orang yang tidak dikenalnya. Tetapi bukankah itu memang tujuannya? Dia tidak ingin lelaki itu mengenalnya, meskipun hal itu sepertinya tidak perlu ditakutkannya, mereka hanya pernah bertemu satu kali, pada pertemuan singkat yang tak disengaja, saat lelaki itu menemui ayahnya di ruang kerjanya. Saat itu penampilan Mark tidak seperti sekarang, rambutnya masih pendek dengan kacamata berbingkai tebal membingkai wajahnya, bajunya tertutup dan sopan, seperti lelaki biasanya.

Mark mengernyitkan matanya lagi, aku benar-benar berpenampilan seperti perempuan murahan, desahnya.

Suara berisik dari arah pintu masuk mengalihkan perhatian Mark, matanya mencari-cari dan itu dia! Lelaki itu ada disana, dengan kedatangannya yang begitu heboh dikelilingi banyak sekali bodyguard berbadan kekar. Tanpa sadar Mark mendengus, yah karena dia lelaki jahat yang suka menyakiti orang, dia pasti punya banyak musuh yang ingin membunuhnya.

Dengan penasaran Mark menjinjitkan kakinya, berusaha melihat dengan jelas sosok lelaki itu, Perth Tanapon. Sosok yang ditakuti dalam dunia bisnis karena tidak segan-segan menggilas siapapun yang menghalangi jalannya. Siapapun yang berani melawan Perth Tanapon, akan berakhir dalam tragedi. Seperti ayahnya, seperti seluruh keluarganya. Desah Mark pahit.

Dulu keluarga Mark adalah keluarga berada, ayahnya adalah seorang pengusaha sukses di bidang konversi kelapa sawit, kebun mereka ada berhektar-hektar di luar pulau, dan mereka sangat kaya. Bagi Mark keluarga mereka adalah keluarga bahagia, meskipun ibunya adalah wanita lemah yang sakit-sakitan, tapi selain itu dia adalah ibu yang sempurna.

Pikiran Mark menerawang di saat-saat bahagia itu, saat dia, ayahnya dan ibunya berkumpul bersama di meja makan, menyantap sarapan pagi yang dibuatkan ibunya dengan penuh cinta, Ayahnya akan bercerita tentang pengalaman-pengalaman dalam perjalanan bisnis- nya, dan ibunya akan menatap sang ayah dengan tatapan memuja. Semua terasa begitu bahagia, semua terasa begitu sempurna.

Sampai kemudian Perth Tanapon datang dalam kehidupan mereka. Perth Tanapon tertarik dengan perkembangan pesat bisnis ayah Mark, dan berpikiran untuk menjalin suatu hubungan kerjasama. Pada awalnya ayahnya tidak tertarik, dia sudah cukup puas dengan bisnis yang dijalankannya sendiri. Tapi Perth tidak menyerah, dengan berbagai cara dia berusaha mendekati ayahnya. Dan entah kenapa ayahnya akhirnya menyerah ke dalam kuasa Perth Tanapon, kuasa iblis kegelapan yang ketika mencengkeram tidak akan melepaskannya lagi. Perth menghancurkan keluarganya secara harfiah, entah kenapa kepemilikan ayahnya atas bisnis itu dimentahkan begitu saja, semuanya diambil oleh Perth dan dikendalikan di bawah tangannya. Ayahnya tidak punya hak apa-apa lagi selain jatah bulanan untuknya dan keluarganya.

Keluarga Mark jatuh miskin seketika. Rumah mewah mereka disita paksa, mereka harus pindah ke rumah mungil sederhana, berusaha memenuhi kebutuhan sendiri, tanpa pelayan-pelayan yang biasanya selalu siap sedia melayani kebutuhan mereka. Mark kuat menanggung itu semua. Tetapi ibunya tidak. Ibunya dari kecil terbiasa bergelimang kekayaan, seperti putri raja. Sampai menikah dengan ayahpun, ayah terbiasa memperlakukannya seperti ratu dengan banyak pelayan yang mengelilinginga. Ibunya sudah hancur ketika dipaksa memasak sendiri dengan tangannya yang rapuh dan tidak terampil itu – karena tidak pernah memasak seumur hidupnya. Dan makin hancur ketika mereka makin miskin, makin menderita. Akhirnya penderitaan itu tak tertanggungkan lagi bagi ibunya, dia mulai sakit-sakitan... semakin

Sleep with the devil PerthMark Version. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang