BAB VII

835 70 4
                                    




Perth menggandeng tangan Mark dengan formal ketika memasuki restoran itu, sang kepala restoran sendiri yang menyapa mereka dan mengantarkan mereka berdua ke meja yang sudah disiapkan.


Perth tampak akrab dengan kepala restoran itu, dan Mark melihat kepala restoran, seorang lelaki Prancis dengan logat Prancis yang kental, sesekali Perth berbicara dalam bahasa Prancis yang lancar dan tersenyum menanggapi perkataan kepala restoran itu.







Dari informasi yang pernah di dapat Mark, ayah Perth adalah orang italia dan ibunya keturunan Prancis, mungkin ini sebabnya Perth lancar berbahasa Prancis, meskipun itu bukan urusannya.

Mark cepat- cepat mengalihkan pikirannya dari Perth.



Ketika kepala restoran itu pergi, Perth menarikkan kursi untuk Mark dan duduk di depan Mark.






"Restoran ini milik ibuku," Perth menatap kepergian kepala restoran itu, "Francoise adalah asisten ibuku sejak lama, dia mencintai restoran ini seperti mencintai hidupnya."







Mark terdiam menatap Perth.


Orangtua Perth juga telah meninggal, itu yang dia tahu, tetapi entah kenapa, informasi tentang orang tua Perth itu tersimpan rapat, jauh sekali hingga tidak ada seorangpun yang bisa menggalinya.







Seorang pelayan datang dan Perth memesan lagi dalam bahasa Prancis yang fasih. Ketika hidangan pembuka datang, Mark terpesona dengan tampilannya.





Perth menjelaskan bahwa makanan itu adalah L'imperial de saumon marine yang ternyata adalah filet salmon asap. Ditemani dengan creme, potongan jeruk citrus dan roti baggue. Penyajiannya begitu indah, seperti hamparan padang pasir di atas piring lengkap dengan suasana eksotisnya.











Mark menyuap pertama kalinya dan mendesah, merasakan crème itu meleleh dimulutnya dan menciptakan cita rasa yang bercampur baur antara kemanisan dan kelembutan yang nikmat.

Tak disadarinya bahwa Perth menatap ekspresinya itu dengan tatapan kelaparan.






Suasana hati Perth luar biasa buruknya, hasratnya yang tidak terlampiaskan membuatnya frustrasi luar biasa.



Dia amat sangat ingin meledak...
di dalam tubuh Mark.










Perth memesan anggur Chardonnay sebagai teman makan mereka, sambil berharap malam ini Mark sedikit mabuk sehingga mengendorkan pertahanannya. Tetapi pikiran bercinta dengan Mark dalam kondisi pria itu mabuk sama sekali tidak menyenang- kannya, dia ingin pria itu sukarela, melingkarkan pahanya di tubuhnya, ketika tubuh mereka bersatu. Saat itu akan datang pada akhirnya, kalau Perth mau bersabar dan menundukkan pria keras ini pelan-pelan.










Hidangan utama datang, yakni Parmentier de canard et son bouquet de verdure, hidangan daging bebek yang dipanggang hingga cokelat muda dan berminyak bersama dengan kentang lembut yang dihancur- kan, dan disajikan bersama semangkuk salad. Rasanya luar biasa lezat dengan paduan bumbu-bumbu yang tidak biasa dan khas, membuat


Mark terpesona akan citarasa masakan khas Prancis ini. Pantas saja restoran ini dianugerahi lima bintang.




"Kau menyukainya?" dalam cahaya lampu yang temaram, Perth tampak lebih lembut.

Garis kejam di bibirnya tampak memudar dan itu membuatnya tampak lebih santai.

Mark ingin membantah, tetapi tidak ingin merusak suasana indah ini. Terkurung selama berminggu-minggu di dalam kamar terkutuk itu dan sekarang entah kenapa Perth berbaik hati membawanya keluar – meskipun dengan pengawalan ketat – Mark sempat melirik ke arah pengawal-pengawal Perth yang berdiri seperti biasa di akses pintu keluar.




Sleep with the devil PerthMark Version. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang