first love: Three

65 16 0
                                    

Rasanya malas sekali untuk berangkat sekolah hari ini. Aku tidak bisa melupakan kejadian kemarin saat siswa baru itu terus mendekati ku dan bertanya siapa nama ku. Mengingat hal itulah yang sangat sangat membuat mood ku tidak baik.

Terlalu malas untuk meladeni orang seperti itu. Dan yang ku dengar, dia sudah terkenal seantero sekolah meskipun statusnya masih menjadi siswa baru. Bahkan dia sudah mendapat julukannya sendiri yaitu king of humor. Haha, ku rasa mereka semua sangatlah tidak pandai menilai seseorang. Bahkan dia adalah orang yang sangat membosankan bagi ku. Bagaimana bisa mereka menyebutnya seperti itu?

Sudahlah, kenapa aku jadi memikirkan nya?

"Sinb, cepetan! Katanya cuma mau ngambil buku doang!"

Teriakan kak Seokjin membuat ku cepat-cepat keluar kamar. Kakak ku kalau sudah marah pasti akan sangat cerewet dan selalu mengoceh sepanjang jalan seperti ibu-ibu komplek. Aku tidak mau memperparah mood ku ini.

"Lama banget, sih. Ngapain aja didalam,  hah?"

Aku memberikan senyum terbaik ku agar kak Seokjin luluh dan tidak jadi mengomel. "Maaf, kak. Tadi dasi nya nyempil di keranjang baju."

"Kalo sampe gue telat awas aja ya, gak bakal gue kasih tumpangan lagi."

Aku hanya bisa menghela napas sabar. Kak Seokjin memang seperti itu. Selalu mengancam tidak akan mau mengantar-jemput ku lagi disaat dia sedang marah atau kesal pada ku. Mentang-mentang dia bisa menyetir dan aku tidak.

Sudah seperti dugaan ku, kak Seokjin akan terus mengoceh pada ku, memberi ku ceramahan sepanjang jalan menuju sekolah ku. Harusnya sebelum masuk mobil aku memasang earphone dulu agar tidak bisa mendengar ocehan kak Seokjin. Sungguh menyebalkan.

Dalam hati aku bersyukur saat mobil hitam kak Seokjin berhenti tepat didepan sekolah ku, SMA PELITA BANGSA. Aku baru akan membuka pintu mobil tapi kak Seokjin memanggil ku. Ya tuhan, ku harap kak Seokjin tidak akan mencermahi ku lagi sebelum aku turun.

"I-iya, kak?"

Tapi ternyata perkiraan ku salah. Kak Seokjin malah mengambil sesuatu dari dalam tas nya dan memberikannya pada ku.

Sebuah kotak yang sudah dibungkus kertas kado bermotif desney frozen.

"Kasih ke wali kelas lo ya. Bilang dari Hwang Seokjin."

Aku menatap bingung kakak ku sebelum mengambil benda itu. "Kakak sama bu Sowon udah saling kenal?"

"Iya. Pokoknya lo kasih itu ke dia ya. Nanti gue beliin makanan buat lo." Ucap kak Seokjin sambil tersenyum.

Astaga! Sejak kapan kak Seokjin bisa tersenyum manis seperti itu?

"Ya udah, nanti aku kasihin ke dia."

"Makasih adek aku yang paling cantik, Hwang Sinb." Tangan kak Seokjin mengelus rambut ku membuat ku bergidik dengan perlakuannya.

"Tapi kakak punya utang penjelasan ya sama aku. Kenapa kak Seokjin bisa deket sama bu Sowon."

"Iya sayang."

Tidak ingin berlama-lama dengan kak Seokjin yang bersikap berbeda, aku langsung keluar dari mobil dan berlari memasuki area sekolah.

Sikap kak Seokjin yang manis seperti itulah yang terkadang membuat ku bergidik. Aku lebih suka kak Seokjin yang mengomel daripada seperti tadi. Itu seperti bukan kak Seokjin ku. Aish, seram sekali meskipun dia berlaku manis pada ku.

Aku menatap benda dari kak seokjin yang ingin diberikan untuk bu Sowon. Sepertinya kak Seokjin menyukai bu Sowon. Tapi aku penasaran bagaimana mereka bisa bertemu.

Bu Sowon memang guru yang paling muda dan terpopuler diantara guru-guru lainnya. Usianya juga dibilang masih sangat muda. Dia bekerja sebagai guru untuk membiayai kuliahnya sendiri. Menurut informasi yang ku dapat, bu Sowon mengambil kuliah malam. Jadi, ia akan mengajar dulu disekolah ku baru setelah itu malamnya ia kuliah. Wahh, aku sangat bangga pada bu Sowon. Itu sebabnya mengapa bu Sowon menjadi guru favorit ku dan lainnya disekolah ini.

Bruk

"Ahh.."

Kesialan lagi-lagi datang menimpa ku. Seseorang menabrak kan bahunya hingga membuat ku terjatuh ke lantai lorong menuju kelas ku. Untungnya barang titipan untuk Bu Sowon tidak ikut jatuh. Aku menatap sang empu yang menabrak ku tadi.

Kaki ku sakit sekali, sepertinya terkilir.

"Duh, jatuh ya..maaf deh nggak sengaja."

Ingin sekali melayangkan sebuah tinju di wajahnya. Aku tahu dia sengaja menabrak kan bahunya pada ku. Dia adalah orang yang sangat membenci ku, Im Nayeon. Si tukang pembully sekaligus anak dari pendonasi terbesar di sekolah, berdiri dengan sombongnya bersama dengan dua orang sahabat setianya.

Ia mengulurkan tangannya padaku. "Ayo gue bantu."

Baru akan menerima uluran tangannya, tapi salah satu temannya menarik tangan Nayeon. "Jangan, Nayeon! Nanti tangan lo terkontaminasi lagi."

"Oh iya, gue lupa. Dia kan kuman ya."

Muak sekali mendengar suara tawa mereka. Ingin melawan tapi percuma. Mereka terkenal dengan pembullyan yang sadis. Jika ada yang melawan mereka akan membuat korban kapok dengan mengerjainya habis-habisan. Terkadang sampai menyisakan trauma pada sang korban.

Saat berusaha ingin bangun, tiba-tiba saja seseorang datang dan membantu ku berdiri. Aku terkejut bukan main ketika yang membantu ku adalah, Jung Hoseok.

"Loh, Hoseok, kamu kok bantuin dia sih?" Ujar Nayeon terdengar tak terima.

Aku ingin melepaskan tangan Hoseok dari kedua bahu ku tapi sulit sekali. Dia benar-benar memegang bahu ku dengan erat.

"Kelakuan lo nggak pantes banget ya, buat contoh lainnya. Bisa, berhenti buat ngebully orang?"

Aku hanya bisa terdiam tanpa tahu mau berbuat apa saat dia mengatakan semua itu.

"Kok kamu malah belain dia? Harusnya kamu ada dipihak aku dong! Emangnya kamu nggak tau siapa aku? Aku itu anak dari pendonasi terbesar disekolah ini." Ucap Nayeon menyombongkan diri.

Hoseok hanya tertawa pelan. Entah apa yang membuatnya tertawa disaat tidak ada yang melawak. "Terus, dengan lo adalah anak pendonasi terbesar disekolah ini lo bisa berlaku seenaknya, gitu?"

Aku tak percaya dia berani berkata seperti itu pada Nayeon.

"Perlu lo ingat! lo bakal dikeluarin dari sekolah ini karena kelakuan lo."

"Ga mungkin! Kamu itu murid baru jadi jangan sok buat ngatur-ngatur aku. Disini nggak ada yang berani ngeluarin aku dari sekolah termasuk kamu!"

"Kata siapa?" Aku menaikkan satu alis ku saat dia masih menampilkan senyum nya menghadapi Im Nayeon. "Gue bisa aja ngeluarin lo dari sini kalau gue mau. Karena gue..adalah anak kepala sekolah disini."

What? Jadi, dia anak kepsek?

...

Vote sama komen ditunggu..
Yang belum Follow akun wattpad aku sekarang harus di Follow:) mksh

FIRST LOVE <sinb♡hoseok>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang