first love: Four

76 15 2
                                    

Apa yang terjadi beberapa menit lalu benar-benar membuat ku diam seribu bahasa. Aku tidak tahu harus apa sekarang. Hoseok membawa ku ke ruang UKS untuk mengobati kaki ku yang terkilir. Sudah aku tolak beberapa kali tapi dia tetap memaksa ku dan mengancam jika aku tidak mau maka dia yang akan menggendong ku sampai ke UKS.

Jadi, disini lah aku dan Hoseok sekarang. Didalam ruangan dengan bau obat yang sedikit menyengat di indera penciuman ku. Suasana begitu canggung setelah kejadian pengakuan Hoseok yang memang benar adalah anak kepala sekolah. Tidak ada yang bicara sama sekali. Hoseok yang sibuk mencari obat minyak untuk kaki ku dan Aku yang bergelut dengan pikiran ku sendiri. Merutuki betapa bodohnya aku karena sudah mengacuhkan anak kepala sekolah.

Aku terjengit kaget saat kaki ku disentuh oleh Hoseok. Dia menaruh kedua kaki ku diatas pahanya. Lalu mulai mengoleskan minyak urut ke kaki kanan ku yang terkilir.

"Aku bisa sendiri."

Dengan cepat Hoseok menghindari tangan ku yang ingin mengambil minyak urut ditangannya. Ia menatap ku lama membuat ku tidak nyaman.

"Kamu diem aja. Biar aku yang ngobatin kaki kamu." Ucapnya lalu memijit pelan kaki ku.

Aku bingung dengannya. Tadi saat berdebat dengan Nayeon dia memakai kosakata Gue-Lo tapi sekarang Aku-kamu. Sangat membingungkan.

Dia hanya tersenyum saat aku sempat meringis kesakitan karena dia yang memijit ku seperti tukang urut sungguhan. Karena setelahnya aku merasa sakitnya mulai berkurang.

Hoseok menurunkan kaki ku dengan perlahan. Lalu berdiri untuk mencuci tangannya yang terkena minyak urut di wastafel kamar mandi UKS.

Dia kembali duduk disamping ku saat dia selesai mencuci tangannya. Mengeluarkan handphone mahalnya lalu memainkan nya tanpa berniat untuk ke kelas.

"Kenapa masih disini?" Tanya ku saat melihatnya betul-betul tidak ada pergerakan buat keluar dari UKS ini.

Dia menatap ku. "Akhirnya kamu mau ngomong duluan."

Hah? Apa penting dia mengucapkan hal itu sekarang? Sebenarnya mau dia apa sih?

"Aku kira kamu nggak akan mau ngomong."

Aku hanya memutar bola mata ku mendengarnya.

"Aku Hoseok. Siapa nama kamu?"

Astaga! Kenapa selalu menanyakan nama ku. Padahal seharusnya dia sudah mendengar saat bu Sowon menyuruhnya duduk dengan ku dan saat aku diabsen.

"Ahh, ternyata kamu masih nggak mau ngomong ya? Padahal aku udah kasih tau identitas ku supaya kamu mau ngomong sama aku." Ucapnya. Ku dengar ada sedikit nada kecewa diperkataannya.

Maksud dia ingin berkenalan dengan ku apa sih?

"A-aku, Sinb. Hwang Sinb." Entah kenapa tiba-tiba aku merasa gugup.

Hoseok terlihat kembali tersenyum. Ia mengambil tas nya lalu berdiri. "Karena aku udah tau nama kamu, jadi aku bakal ke kelas. Kamu disini aja sampe kaki kamu bener-bener gak sakit lagi, oke? Bye, Sinb."

Aku hanya melongo sambil menatap dia sampai keluar UKS. Jadi, dia hanya akan ke kelas kalau ku beritahu nama ku? Kenapa tidak dari tadi saja ku beritahu supaya dia bisa pergi lebih awal? Aish.

♡firstlove♡

Aku punya kabar gembira untuk kak Seokjin. Bu Sowon mau menerima kado nya dan dia Terlihat sangat senang. Sepertinya dugaan ku benar bahwa ada sesuatu antara bu Sowon dengan kak Seokjin. Apapun itu aku berharap kalau mereka benar-benar bisa bersama dan berjodoh. Akan sangat membahagiakan jika punya kakak ipar seperti bu Sowon.

Sekarang aku sedang menunggu kak Seokjin untuk menjemput ku setelah itu aku akan langsung memberitahunya. Aku ingin lihat seperti apa ekspresi kakak ku saat tahu bahwa kado nya sudah diterima oleh sang pujaan hati, hehe.

Awalnya selagi menunggu senyum ku tidak pernah hilang. Tapi aku mulai lelah tersenyum saat kak Seokjin tak kelihatan datang menjemput ku. Tidak biasanya dia telat menjemput seperti ini.

Drrrttt..

Satu pesan masuk dari ponsel ku. Tertera jelas nama pengirimnya adalah kak Seokjin. Langsung saja ku buka pesan darinya.

Jin Oppa
Maaf, dek. Kakak nggak bisa jemput kamu. Kakak lupa ada tugas kuliah yang harus kakak kerjain sekarang sama kelompok kakak. Jadi, kamu naik taksi aja ya? Kakak ganti deh nanti uangnya. Jangan marah ya, Sinb cantik, love you♡

Kak Seokjin!!! Kenapa baru memberitahu ku sekarang, sih? Kan kalau dia memberitahu ku lebih awal aku bisa memesan taksi terlebih dahulu, jika memesannya sekarang akan sangat sulit untuk mendapatkannya karena ini sudah sangat sore.

Sekolah juga mulai sepi. Kalau berjalan kaki akan sangat melelahkan, jarak dari sekolah ke rumah ku tidak main jauhnya. Aku bisa sakit kaki nanti kalau terpaksa jalan. Apalagi kaki ku masih sakit karena terkilir tadi pagi.

Tin..Tin..

Suara klakson motor menginterupsi ku. Mata ku menyipit mencoba mengenali sosok didepan ku yang mengendarai motor besar berwarna merah ini. Sampai akhirnya orang itu membuka helm nya dan terlihat jelas wajahnya.

Aku menghela napas ku panjang. Menemukan sifat baru orang ini, Jung Hoseok adalah orang yang tidak mudah menyerah untuk mendekati seseorang. Meski aku tidak tahu apa sekarang dia sedang mendekati ku atau tidak.

"Kamu belum pulang? Jemputan kamu belum datang?" Tanyanya.

Menggeleng tanpa berbicara selalu ku lakukan saat aku tidak mau menjawab pertanyaan seseorang.

Hoseok mengulum bibirnya sebelum kembali berbicara. "Gimana kalo aku anter? Daripada kamu disini terus."

"..."

"Aku udah obatin kaki kamu loh. Sekali aja kamu nerima ajakan aku. Cuma nganterin pulang kok."

Aku berpikir sejenak. Tidak buruk juga aku menerima ajakannya. Lagi pun kak Seokjin tidak bisa menjemput ku dan taksi sudah susah untuk dicari. Lebih baik aku menerimanya daripada harus tetap berdiam disini sampai malam.

Hoseok langsung memakaikan helm satunya di kepala ku saat aku mengangguk menyetujuinya. Aku tidak sempat menghindar dan sangat terkejut dengan perlakuannya yang tiba-tiba.

"Ayo naik."

"I-iya."

Tidak sampai disitu keterkejutan ku. Saat aku sudah duduk diatas motornya, Hoseok menarik kedua tangan ku agar melingkar sempurna di pinggangnya. Tentu saja perlakuannya ini menyisakan tanda tanya besar pada siswa/i lain yang masih ada disini termasuk diri ku sendiri.

"Biar nggak jatuh."

Hoseok memang duduk membelakangi ku tapi aku bisa melihatnya tersenyum dari pantulan kaca spionnya. Aku tidak tahu apa yang bisa membuatnya tersenyum begitu lebar. Apa karena aku yang sekarang memeluknya? Atau dia tersenyum karena sudah berhasil membuat ku bersikap aneh dan gugup?

Entahlah, yang aku tahu, bahwa sekarang aku merasa jika Hoesok adalah seseorang yang mau bertahan mendekati ku meski aku sudah bersikap dingin padanya selama dua hari ini.

...

Vote komen jangan lupa..dukung terus cerita ini ya:)
Yang belum Follow akun wattpad aku sekarang harus di Follow yaa..Sekarang guyss mksh♡

Btw aku ngakak loh pas tau ada yang janggal wkwk..aku bener-bener nggak engeh.. maaf karena udah bikin bingung. Tapi udah aku benerin kok. Sekali lagi aku minta maaf ya:) dan mksh buat ciptaabadai udah nemuin kesalahan di part ini, mksh ya^^

FIRST LOVE <sinb♡hoseok>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang