PART 4 : Bangunlah Jongin

293 27 0
                                    


Krystal menatap sekitar jalan dia lewati, dia merasa aneh dengan jalanan yang saat ini dia lalui. Semua terasa sangat asing, Krystal tau betul jika ini bukan jalan menuju apartemennya ataupun rumah sakit. Apakah Kai lupa jalan? Tapi tadi kan dia sudah memberikan petunjuk jalan yang jelas kepada Kai.

Krystal mengernyitkan dahinya. Kai melihat ekspresi kebingungan Krystal. Dia langsung tersenyum simpul.

"Tak usah takut, aku ingat dengan baik semua arahan petunjuk jalan yang tadi kau berikan, tapi saat ini aku ingin pergi ke suatu tempat dulu" ucapnya seolah mengerti kegelisahan yang saat ini melanda hati Krystal.

Krystal yang tadi masih bergelut dengan pikirannya langsung menoleh dan menatap Kai. Dia melirik Kai yang masih fokus pada jalan dengan mengemudikan mobilnya.

Kai menepikan mobilnya, di sebuat tempat yang jika terlihat pandangan mata hanya pepohonan hijau yang sangat menyejukkan mata yang memandangnya.

Kai melepas seat beltnya, dia turun dari mobilnya. Dia merentangkan tangannya dan menghirup udara dengan sangat dalam.

Krystal menatap aneh ke arah Kai. Suaminya dan Kai memang kembar, tapi sifat mereka sangat berbeda. Jongin adalah sosok yang serius dan amat mencintai dan menomor satukan pekerjaannya. Bahkan dia bisa melupakan Krystal seharian penuh jika dia sedang sibuk bekerja. Dan itu membuatnya sangat jengkel. Sedangkan Kai, pria yang kini berada di hadapannya, dia terlihat seperti seorang pria yang sangat mencintai alam dan kebebasan. Hidupnya sangat santai dan seperti tak ada beban. Entah mengapa Krystal merasa nyaman saat berada di sampingnya.

Kai menoleh dan tersenyum, dia berjalan menghampiri Krystal. Mengetuk kaca mobilnya. Krystal membuka sedikit kaca mobilnya itu.

"Hei Krys, keluarlah.. Ayo ikut denganku sebentar saja, aku yakin pasti kau akan suka"

Kai membuka pintu mobilnya. Dia langsung menarik tangan Krystal dan berlari. Krystal hanya menatap bingung kepada Kai.

Kai menghentikan langkahnya saat dia melihat danau yang masih sangat alami, airnya berwarna bening, dan disana di tumbuhi dengan banyak pohon tembakau, membuat siapa yang memandangnya pasti merasakan kesejukkan.

Kai kembali merentangkan kedua tangannya, dia menarik nafasnya dalam. Memejamkan matanya dan tersenyum.

Krystal benar-benar aneh melihat pria di sampingnya sekarang. Dia hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kai membuka matanya saat mendengar suara cekikikan Krystal. Dia langsung menoleh Krystal. Krystal lalu menghentikan tawanya.

"Kenapa kau tertawa?"

"Kau aneh"

"Aneh? Aku hanya menikmati hidupku"

"Ya. Ya. Ya."

"Pasti kau tak pernah melakukannya, kan? Dan pasti kau tak pernah di ajak ke tempat seperti ini kan dengan Jongin?" tebak Kai.

Krystal hanya mengangguk.

"Jongin orang yang sangat serius!" ucap Kai.

Krystal hanya tersenyum.

"Krys, coba kau ikuti aku seperti ini, rentangkan kedua tanganmu, pejamkan matamu dan hirup udara disin"

Krystal hanya terdiam dan menatap Kai.

"Krys, ayo. Ikuti aku"

Krystal lalu mengikuti Kai, dia merentangkan kedua tangannya, memejamkan mata dan menghirup udara dengan sangat dalam.

"Lepaskan Krystal, lepaskan semua beban yang ada di hidupmu" ucap Kai.

Krystal masih memejamkan matanya, dia terus menarik nafasnya dalam. Kai yang sudah membuka matanya hanya tersenyum melihat Krystal. Langsung muncul ide iseng di benak Kai, dia lalu mencipratkan air danau ke wajah Krystal. Krystal langsung membuka matanya dan kesal. Dia lalu membalas perbuatan Kai. Mereka tertawa sangat lepas.

"Akhirnya aku bisa melihat kau tertawa lepas" ucap Kai.

Krystal hanya menundukkan kepalanya dan tersenyum malu.

***

"Dok, nampaknya pasien ini tak memberikan perubahan pada tubuhnya" ucap seorang suster.

Dokter itu membuka kacamatanya.

"Saya sudah mengatakannya kepada pihak keluarga pasien, tapi mereka masih ingin pasien di rawat disini"

"Semoga saja ada keajaiban yah dok"

"Hanya Tuhan yang tau, kita tunggu saja. Saat ini kita hanya bisa melakukan yang terbaik yang kita mampu"

Suster itu hanya mengangguk.

***

"Jadi selama Jongin koma kau yang mengurus perusahaannya?"

Krystal hanya mengangguk.

"Pasti sangat membosankan"

Krystal hanya menoleh.

"Kau tidak suka bekerja di kantor?"

Kai hanya terkekeh.

"Aku sangat mencintai alam dan seni. Bakatku bukan di bidang itu" jawabnya.

"Lalu selama di London apa yang kau lakukan?"

"Aku menyelesaikan studiku disana, dan aku disana menjadi seorang fotografer"

"Fotografer?" tanya Krystal bingung.

"Iya dan kadang aku melukis" jawabnya singkat.

'Mereka berdua benar-benar sangat berbeda'

"Kau jangan heran jika aku dan Jongin sangat bertolak belakang, baik sikap dan sifatnya"

Krystal hanya mengangguk.

"Jongin itu pria yang dingin dari dulu, sedangkan aku slengean dan tak mau diatur"

"Ternyata kau menyadarinya"

Kai hanya tersenyum.

"Aku sangat sadar diri"

Krystal hanya tertawa geli.

"Sudah. Sudah cukup menertawakan aku" kesalnya.

Krystal lalu menghentikan tawanya.

"Dari sana belok kiri, sebentar lagi kita akan sampai ke rumah sakit tempat Jongin di rawat"

Kai hanya mengangguk.

***

Kai terpaku di tempatnya, dia terdiam tak bergeming sedikitpun. Dia melihat Jongin yang tengah terbaring lemah, tanpa respon apapun yang dia berikan. Kai perlahan mendekati Jongin, dia seperti bercermin dengan dirinya sendiri saat melihat Jongin. Dia memegang tangan Jongin, membisikkan sesuatu di telinga.

"Jongin, sadarlah. Aku sudah datang. Kai sudah ada di Seoul, apa kau tak ingin menyambutku?"

Jongin tak merespon apapun, Krystal yang sedari tadi di belakang Kai hanya menatap tanpa bersuara. Dia perlahan meneteskan airmatanya saat melihat suaminya bertemu dengan kembarannya setelah sekian lama. Yang Krystal tau dari cerita Jongin, dia tak bertemu adiknya hampir lima tahun. Karena Kai menyelesaikan studinya di luar negeri.

"Jongin, bangunlah!" ucapnya lagi.

Krystal masih menatap Kai yang sedang berbisik kepada Jongin. Dia merasakan sesak di dadanya. Saat melihat Kai yang memeluknya dan meneteskan airmatanya. Dia begitu familiar dengan rasa sakit yang saat ini sedang Kai rasakan. Dia benar-benar tersentuh dengan pemandangan yang saat ini Krystal lihat.

'Bangunlah Jongin. Ku mohon' batinnya di dalam hati.

To be continued...

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang