A Dream [一个梦]

6.9K 597 34
                                    

"LanZhan maafkan aku, ingatanku benar-benar buruk. Aku tidak bisa mengingat banyak hal yang terjadi di masa lalu ... ku tidak ingat." Suara itu terdengar bergetar. Sepertinya, orang yang mengatakannya sedang merasa khawatir.

Kemudian, seseorang dengan manik mata meredup itu mengulurkan lengan dan meraih kedua pundak orang di hadapannya  dan melanjutkan, "T-tapi! Tapi mulai sekarang, apa pun yang kau katakan padaku, apa pun yang kau lakukan untukku, aku akan mengingat semuanya, tidak akan lupa satu pun!"

Setelah mengatakan hal itu, lantas dia perlahan tersenyum. "Kau benar-benar hebat. LanZhan aku menyukaimu—"

"—atau dengan kata lain, aku mendambakan mu, aku mencintaimu, aku menginginkanmu, aku tidak bisa hidup tanpamu, apa pun itu."

"Aku ingin bersama denganmu sepanjang hidupku."

"Aku mencintaimu Lan WangJi, Han-GuangJun, Lan Er Gongzi, Lan Er Gege ... LanZhan, aku mencintaimu."

3 kali sudah 2 kata terakhir dalam kalimat tersebut keluar dari mulut pria bersurai hitam itu. Manik matanya juga masih menatap orang di hadapannya lembut. Sebuah bulir kecil tampak sekilas menggenangi pelupuknya hingga perlahan jatuh menuruni pipi yang nampak mulus itu. Senyuman yang mengembang tak hilang dari wajahnya sedari tadi. Bahkan makin lama, makin berseri. Menambah keindahan wajah itu berkali-kali lipat. Membuat semua orang yang melihat senyuman pria itu akan berpikir bahwa dia tak punya beban hidup apapun. Tapi kenyataannya, cerita tentang dirinya lebih menyedihkan, lebih menyakitkan, dan lebih pilu dari semua karakter di sekelilingnya.

•••

Seberkas cahaya menyeruak masuk, membuat pupil mata orang yang terlelap di kasur itu menggeliat—menghindar dari cahaya matahari yang menerobos dari celah tirai jendela kamar dengan dinding putih polos.

Xiao Zhan mengucek kedua matanya beberapa kali untuk mencoba membuat pandangannya kembali lalu ia melihat jari tangannya sekilas. Telapak tangannya terasa basah begitu juga pipinya. Ia menangis.

Dahi Xiao Zhan berkerut—bingung.
Mimpinya kali ini tampak sangat nyata sampai ia tak tahu apakah ia benar hanya sedang bermimpi atau tidak. Namun ketika ia mendapati dirinya sekarang tengah terduduk di dalam kamarnya sendiri, Xiao Zhan barulah percaya kalau semua hal yang terjadi barusan hanya sebuah bunga tidur.

Siapa Lan WangJi?

Siapa HanGuang Jun?

Siapa Lan Er Gongzi? atau Lan Er Gege?

Dan-siapa LanZhan?

Mereka orang yang sama?

Tapi dia terlihat cukup tampan, eum ... ugh cukup! Oke dia memang sangat tampan!

Lalu pria yang satunya siapa?

Kenapa dia sangat mirip denganku?

Tapi kenapa dengan rambut dan pakaiannya ... jubah hitam itu ... sangat mengerikan!

Kenapa dia harus mengatakan hal seperti itu ke semua orang yang ia sebut?

Dia tidak menyatakan cinta ke semua orang itu kan?

Yang benar saja?!

Sungguh tidak tahu malu!"

...

Pada malam yang sama di tempat lain, seseorang tengah terlelap berbaring di atas kasur. Selimut sudah tertarik sedikit dari tubuhnya dengan seprei yang juga terlihat berantakan. Tetapi, yang tertidur masih nyenyak terbenam tenang di alam mimpi.

...

Dahulu pernah ada dua insan yang berjanji di masa lalu untuk selalu bersama sampai kapanpun. Hingga di kehidupan setelahnya, mereka kembali di pertemukan oleh takdir.

Tampak 2 orang pria sedang berpelukan di atas sebuah perahu kayu kecil di sebuah danau yang dipenuhi tumbuhan teratai. Bunga yang sedang bermekaran itu menyuguhkan hamparan lautan berwarna pink yang indah di pandang mata.

Seorang yang berjubah hitam yang mulanya terbenam di dada seseorang yang memakai hanfu putih bersih itu kini mendongak untuk menggapai pria yang masih memeluknya erat—mengunci tubuhnya kuat seperti tak membiarkan siapapun membawa ia pergi dari sana.

"LanZhan, Ayo berjanji!" Wei WuXian semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Lan WangJi, membenamkan kembali kepalanya pada dada sang kekasih yang semula tertutup hanfu hingga menjadi sedikit berantakan karena pergerakan Wei WuXian.

"Mn," sahut Lan WangJi sembari mengelus surai hitam milik kekasihnya, lembut.

Wei WuXian menarik napas panjang lalu meneruskan kalimatnya, "Tidak peduli apapun rintangan di depan sana, berjanjilah. Berjanjilah kau akan tetap di sisiku. Kalaupun semua orang menentang kita, aku berharap langit dan bumi akan selalu mempersatukan kita kembali. LanZhan ... tidak peduli 16 tahun, 100 tahun, atau bahkan 1000 tahun harus menunggu, aku akan tetap kembali padamu, karena aku milikmu ...."

"Mn. Kau milikku dan aku milikmu."

"Jangan pernah tinggalkan aku apapun yang terjadi, bahkan jika kau atau aku harus mati sekalipun ...."

"Mn. Tidak akan, WeiYing."

"Aku mencintaimu LanZhan."

"WeiYing, aku juga mencintaimu."



*preview

*preview

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr: pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr: pinterest

Until The End - YiZhan [一战] | WangXian [忘羡]✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang