Wang Yibo berumur 17 tahun sedang terisak di ranjangnya, wajahnya masih menampakkan semburat ketakutan. Ia melirik sekeliling kamarnya memastikan tidak ada sesuatu yang aneh dan mengerikan di dalam sana.
Kapan mimpi-mimpi aneh ini akan berakhir?
Yibo lalu membuka laci pada nakasnya di samping ranjang, mengambil beberapa botol obat dari sana. Dengan cepat Yibo meneguk 2 obat sekaligus.
Tubuhnya kembali berbaring di atas kasur dan mulai memejamkan matanya kembali.
Biarkan aku tidur dengan tenang, kumohon..
...
10 tahun kemudian tepat Wang Yibo berusia 27 tahun.
Wang Yibo duduk termenung di bangku depan rumah sakit jiwa tempat ia konsultasi.
Tidak. Yibo tidak sakit. Sebaliknya ia malah sudah tidak memimpikan masalalunya sejak 2 tahun terakhir. Seolah mimpi itu lenyap, tapi otak Yibo masih bisa mengingat semuanya. Tidak ada yang terlupa satupun.
"Harus menunggu lagi ya, Apa kau baik-baik saja disana-Wei Ying?" gumam Yibo dalam hatinya.
Sekarang di setiap pagi Yibo akan terbangun dengan mata yang berair tapi itu bukan karena mimpi buruk, melainkan karena ia selalu memimpikan Xiao Zhan dengan senyum manisnya yang terkadang datang memeluknya, atau mencium pipinya sekilas. Bagai di hantam ribuan pisau, hatinya kembali sakit, dadanya kembali terasa sesak.
"Xiao Zhan aku merindukanmu.." lirih Yibo tertunduk. Kedua telapak tangannya menutupi kedua wajah putihnya itu. Ia menangis lagi. Entah sudah berapa kali ia seperti ini. Setiap saat ketika mengingat Xiao Zhan mungkin.
Kali ini sangat singkat, pertemuan Wei Wu Xian di masa sekarang dengan Lan Wang Ji hanya seperti angin lalu, tidak ada 16 tahun dengan 3 tahun mengejarnya dan 13 tahun menunggu tanpa raga dan jiwanya-tidak ada. Kali ini ia benar-benar ditinggal sendiri.
...
Di dalam Jingshi, malam itu Wei Wu Xian tertidur di dalam dekapan Lan Wang Ji. Langit masih gelap, dan pagi masih begitu lama. Tapi mendadak Wei Wu Xian terbangun dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya yang mulus.
Karena tidak mau membuat suaminya terbangun dari tidurnya, mengingat Lan Wang Ji habis menerima hukuman dari Lan Qiren karena Wei Wu Xian tidak sengaja kepergok berburu malam dengan mengajak beberapa murid dan pulang sangat larut malam.
Wei Wu Xian menutup mulutnya sendiri, mencegah isakannya lolos begitu saja. Tapi sepertinya percuma. Ia menemukan Lan Wang Ji sudah terbangun menatapnya khawatir.
"Wei Ying.."
Lan Wang Ji memeluk erat tubuh istrinya, sesekali mengusap punggung Wei Wu Xian agar dia kembali tenang.
"Apa kau mimpi buruk?"
Wei Wu Xian hanya mengangguk. Entah mengapa Lan Wang Ji merasa aneh dengan tingkah istrinya yang mendadak kalem. Ia merasa cemas.
"Wei Ying katakan.."
"A-Aku.. Aku melihat seseorang yang mirip diriku mati tersayat senar emas guqin. Tapi.. Bukan Lian Fang-Zun yang membunuhku"
"Wei Ying, jangan dipikirkan itu hanya mimpi"
Wei Wu Xian memeluk erat pinggang Lan Wang Ji lalu membenamkan wajahnya ke dada bidang suaminya, menghirup wangi harum cendana dingin khas Lan Wang Ji.
Lan Wang Ji menepuk-nepuk pelan punggung istrinya, "Jadi bagaimana mimpi itu berakhir?"
"Dia mati.. Dan orang yang mirip dirimu harus bersedih karena kehilangan orang yang mirip diriku" jawab Wei Wu Xian lirih. Rasanya seperti ia tak sanggup menceritakan kisah di mimpinya ini.
"Setidaknya dia melihat wajahnya saat itu, apa aku benar?"
"Bagaimana kau bisa tahu? Kau juga memimpikan hal yang sama sepertiku?"
"Mn"
Lan Wang Ji mengecup pelan puncak kepala Wei Wu Xian, "Aku tidak tahu pasti akhir kisah mereka, tapi sepertinya menyedihkan. Apapun akhirnya.. akan tetap sama. Tidak akan ada yang bisa merubah perasaan seseorang untuk orang lain hanya karena sebuah kematian.."
Wei Wu Xian terdiam, ia tak menyangka suaminya itu bisa berkata sepanjang dan se-bermakna itu.
"Kalau begitu, jika aku mati nanti.. kau akan tetap mencintaiku kan?"
"Wei Ying.. jangan berbicara seperti itu"
Wei Wu Xian muram, "Tadi kan kau yang bilang sendiri-"
"Mn. Aku akan selalu mencintaimu dalam keadaan apapun" jawab Lan Wang Ji mantap. Ia tidak ingin membuat istrinya itu tambah sedih.
"Kalau begitu tetaplah di sisiku sampai Dewa mengambil jiwaku dari raga ini"
Kata-kata Wei Wu Xian itu seperti permintaan, tapi permintaan itu entah kenapa terdengar pilu di telinga Lan Wang Ji. Matanya mulai berair. Lan Wang Ji kembali membayangkan bagaimana jadinya dirinya kalau kejadian di masalalu itu terulang lagi. Entah siapa yang akan mati terlebih dahulu. Tapi tidakkah ia boleh meminta agar mereka selalu bersama sampai kapanpun pada Dewa?
"Mn"
Wei Wu Xian tersenyum, "Setidaknya kita bisa melihat wajah satu sama lain sebelum kita benar-benar memejamkan mata untuk selamanya.."
Keduanya kembali terlelap dalam pelukan hangat, mendekap tubuh satu sama lain erat. Seperti tidak mengijinkan siapapun memisahkan mereka, bahkan langit dan bumi sekalipun. Dewa sepertinya berbaik hati setelahnya dan mengulang kisah itu kembali dengan pengenalan yang lebih singkat dari sebelumnya dan kehidupan yang lebih lama.
...
[Kembali ke waktu di mana Wang Yibo pertama kali bertemu punggung dengan Xiao Zhan]
Yibo melihat seseorang yang berjalan menjauh dari counter ini. Pria itu berdiri di sebelahnya tadi, sedang mengobrol dengan perawat lain, namun Yibo tak terlalu memperhatikannya. Ia hanya menatap punggung pria itu yang berlalu pergi dengan langkah sedikit berlari tapi juga seperti melompat-lompat tak jelas.
"Dia seperti tak asing bagiku" gumam Yibo dalam hati.
Yibo mengejar tubuh itu hingga ke lorong rumah sakit. Ia sudah tidak berlari lagi tapi berjalan santai hingga ke sebuah pintu. Yibo masih terus mengikutinya dari belakang. Saat tubuh itu berhenti dan hendak membuka pintu, Yibo juga ikut menghentikan langkahnya, jaraknya tidak begitu dekat memang tapi Yibo bisa melihat wajah pria itu.
"Xiao Zhan!!!" teriak Yibo pada Xiao Zhan mebuat pria itu menoleh cepat.
Tubuh Xiao Zhan mematung melihat siapa yang memanggilnya barusan, "Wang Yibo.."
Entah kenapa keduanya bisa tahu nama masing-masing padahal belum pernah bertemu satu sama lain, seolah nama itu sudah tersimpan di ingatan mereka berdua sejak lama.
Wang Yibo berjalan mendekat, sekarang ia bisa melihat wajah manis Xiao Zhan lebih jelas. Mata Xiao Zhan sedikit memerah, memaksa air matanya untuk tidak jatuh tapi sialnya tidak bisa.
"Maaf tapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Wei Ying.. aku merindukanmu"
"Lan Zhan-Maaf membuatmu menunggu lama.. Aku juga merindukanmu"
Dengan senyuman di wajah keduanya, Dewa menjawab doa mereka berdua dan mempertemukan dua insan itu untuk sekali lagi.
Sella's Note
Makasih udah mau baca cerita gaje ini yang amburadul dan plotnya ga jelas😭😭😭 ini happy ending loh BENERAN! bingung yak? yg nulis aja bingung wkwk intinya ini work gatau lah gitu intinya^^
Love y'all,
Sella
![](https://img.wattpad.com/cover/232692546-288-k623059.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End - YiZhan [一战] | WangXian [忘羡]✓✓
Fanfiction[END] Wang Yibo (reinkarnasi dari Lan WangJi); seorang penulis cerita fiksi yang terus mengalami mimpi aneh sejak ia berumur 5 tahun harus hidup berdampingan dengan obat hanya untuk membuat dirinya tenang. Namun belakangan ini obat tidak lagi bekerj...