"ly nanti malem kamu ke sini, dooong! sekalian surprisein ulang tahun kak ola sama mamanya kak tiara," ajak keisya melalui panggilan whatsapp di siang tadi.sebuah ajakan yang langsung aku beri tahu ke papa,
mengingat sebenarnya malam minggu ini aku juga nggak ada kegiatan apa-apa.ajakan yang dibalas singkat oleh papa,
"kamu-nya mau ke sana gak, ly? bapak mah ikut-ikut kamu saja, lah."
pertanyaan yang sejenak malah membuatku berpikir sendiri
serta menyadari bahwa jika aku ke rumah keisya dan kak lini untuk acara malam nanti,...besar kemungkinan aku juga bakal ketemu sama kamu, kak.
kemungkinan yang entah mengapa menjadi sebuah pertimbangan sendiri buat aku
mengingat bagaimana interaksi kita akhir-akhir ini yang sedikit terasa berbeda.
yang tidak tahu jelasnya mengapa,
namun tiba-tiba terjadi begitu saja.dan kita pun juga menganggap semua hal yang terjadi itu seperti hal biasa-biasa saja
padahal nyatanya jelas ada kenapa-kenapa.aku nanti harus gimana, ya?
tapi... buat apa aku harus memikirkan hal ini juga?
seperti yang sudah kukira
semua perbedaan di kamu itu pun semakin ketara
ketika malamnya aku akhirnya menginjakkan kaki di sana.hampir semuanya menyambut ramai ketika aku datang
tetapi tidak dengan kamu
yang masih sibuk menghidupkan api untuk acara bakar-bakar
seolah menutup telinga akan teriakan-teriakan yang menyambut namaku ketika tiba.sampai akhirnya mata kita tak sengaja bertemu
dan kamu hanya tersenyum tipis
melambaikan sebelah tangan dari jauhseiring bibir kamu yang berkata
"hai."
yang kubalas dengan hal serupa
"hai kak."
yang tak berlangsung lama.
kalau aku bilang kamu kini semakin berbeda
ternyata ada satu hal dari kamu yang masih samaketika kamu melihat papa muncul di belakang aku
kamu dengan sigap meninggalkan aktivitas bakar-bakar kamusekadar beranjak mendekat hanya untuk menyalami tangan papa
sembari menundukkan kepala
dan menyapanya ramahmembuat papa tersenyum
seperti biasa."ah, ya, makasih, nuca, makasih," ucap papa saat kamu tiba di depannya.
jujur
malam itu aku sedikit merasa canggung
bukan karena acaranya
tetapi pada rasa inisiatifku sendiri yang sadar harus menciptakan jarak
mengurangi kontak mata
atau menahan sejumlah kata
saat berada di satu tempat dengan kak nuca.aku juga nggak tahu kenapa.
bisa jadi karena aku mengerti tentang project duet kak nuca dan kak lini yang membuat mereka akhir-akhir ini dekat,
atau perasaanku sendiri yang mengatakan memang kak nuca pun juga sedang ingin menjauhi diri dari aku.semua kecanggungan itu pun berlanjut
hingga saat aku, papa tiara, kak nuca, dan kak lini sedang duduk melingkari tungku yang membakar sejumlah tusukan sosis dan baksokeheningan yang terjadi di antara kami berempat
membuat desis bakaran api semakin terdengar jelas"eh, piringnya kayaknya kurang, ya? bentar, ya, aku ambilin dulu di dalem," ujar kak lini yang langsung melengang pergi setelahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Location Unknown: Rewind
Fanfictionkembali di tahun 2020, tepat tujuh tahun lalu. celotehan singkat dari dua orang yang sering bertemu, tapi sama-sama sadar kalau rasanya memang sulit bagi mereka untuk bersatu. di mana ada beberapa hal yang mungkin tidak bisa diungkapkan atau dicerit...