[Senja yang mengalah]
Ada sesuatu yang senang aku tatap, tak dapat aku sentuh namun dapat menghadirkan senyum di wajahku
Tak fana, nyata dan kini tidak bisa lagi di singgahi karna sudah semakin tinggi..
Terimaksih karna sempat mengizinkan senjaku memberi warna, dan sekarang aku izin terbenam lalu tertelan pangkuan sang waktu.
Karna sepertinya, sinar rembulan dan cahaya bintang sudah cukup untuk membuatmu terasa indah
Teruntuk bait terakhir yang lahir, terimakasih telah menjadi tokoh utama dalam setiap diksi tak sempurna.
Kutitip sekantung rindu yang tertelan oleh abu nya malam untuk dibawanya bersama deru waktu
Senjaku tak akan lagi hadir, tetaplah diatas. Karna jeda mampu menghargai banyak rasa.
Hingga kamu mengingat lalu menunduk dan menjemputku yang sudah tertelan sang abu, untuk menghadirkan lagi jingga di langitmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saturnus Pilu
PoesíaTulisan ku bukan sekedar kata, tulisan ku tulus di dalam nya, kata mu bukan sekedar kata karna kata mu bisa menjadi dua kata; nyata atau dusta --- Selamat membaca, ini bukan cerita. ini hanya rangkaian kata biasa dan semoga dapat mewakili rasa Janga...