Chapter 4 : Dinner Mate

1K 164 38
                                    

"Apa kau sedang sibuk?" tanyaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa kau sedang sibuk?" tanyaku.

Setelah aku menerima ajakan nya untuk minum kopi, ia membawaku ke cafetaria di bagian selatan rumah sakit. Aku memesan dua ice americano dan strawberry cheese cake yang katanya merupakan menu andalan di sini.

"Tidak, aku tidak akan menemui mu kalau sedang sibuk," jawabnya sembari mengangkat gelas dan menyesap isi nya perlahan.

"Kau tahu? Meskipun ini cafetaria rumah sakit, tapi kopi di sini sangat enak. Kalau aku tidak menjadi dokter pun, seperti nya aku akan sering kemari hanya untuk membeli segelas kopi," candanya sembari tertawa.

Dengan rambut yang diikat asal, wajah tanpa riasan dan kantung mata yang sedikit menghitam, ia tertawa ringan. Tidak berusaha menunjukkan sedikit pun bahwa ia lelah, meskipun aku tahu mungkin ia belum tidur semalaman. Aku terpaku sesaat, melihat bagaimana ia bersinar begitu indahnya, mengalahkan cahaya matahari yang menembus kaca cafetaria di siang ini.

"Manis," gumamku tanpa sengaja. Senyum ku terbit begitu saja.

"Ne?" dengan tiba-tiba ia menghentikan tawa nya.

"Ah, maaf-

"Maksud ku, kopi di sini manis. Ya, kopi nya manis sekali," sambung ku dengan cepat lalu meraih gelas di atas meja dan meneguk nya sekaligus. Sialan, pahit sekali.

Ku lihat ia tersenyum simpul menyadari kegugupan ku.

Aku menang kurang menyukai kopi hitam pahit seperti espresso atau americano. Aku biasanya lebih memilih latte atau bahkan caramel macchiato. Kalau ditanya kenapa aku memesan americano saat kencan buta, jawabannya adalah karena aku tidak ingin ia menertawakan ku. Aku bahkan hanya berhasil menghabiskan seperempat gelas americano saat kencan buta itu.

Di tengah-tengah kecanggungan ini, nada dering dari ponsel Jisoo menyelamatkan ku.

"Halo, kenapa?"

"Aku? Di cafetaria."

"Hm, aku naik sekarang."

"Taehyung-ssi, maaf aku harus pergi sekarang. Tidak apa kan kalau aku tinggal?" tanyanya padaku sesaat setelah menutup panggilan telepon.

"Tidak apa, terim-"

"Kalau begitu, aku pergi. Sampai jumpa," ucapannya memotong ucapanku.

"Jisoo-ssi!" seru ku ketika melihat ia bergegas meninggalkan ku. Aku menghampiri nya yang masih berada di pintu keluar cafetaria.

"Ini, ponselmu ketinggalan," ucapku sembari mengulurkan ponsel miliknya.

"Ah, astaga. Terima kasih. Aku pergi, ya," balasnya sembari mengambil handphone dari genggaman ku lalu membalikkan badan berniat untuk pergi.

"Tunggu ... "

Aku menahan pergelangan tangan nya membuat ia berbalik menunggu lanjutan ucapanku.

CRUEL SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang