Chapter 10: Taehyung's Wounds

666 103 28
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bulan sedang sibuk menggantikan tugas sang mentari, ketika aku dan Taehyung memutuskan untuk meninggalkan pantai. Kami berjalan kaki menyusuri jalan, ditemani angin pantai yang membuatku sedikit mengetatkan pelukan pada tubuhku sendiri.

Awalnya ia bersikukuh untuk menyetir mobil, tapi aku menolak mentah-mentah karena meskipun jarak rumah Taehyung cukup dekat, tetap saja ia sedang berada dalam pengaruh alkohol.

Setelah berjalan kaki selama kurang lebih lima belas menit, ia tiba-tiba menghentikan langkahnya di depan sebuah rumah sederhana yang menghadap langsung ke arah laut.

"Sudah sampai," ucapnya lalu membuka pagar tua yang terbuat dari kayu. Aku mengikutinya untuk masuk ke dalam halaman rumah itu.

"Apa ibumu tak keberatan jika aku ikut dalam acara ulang tahunnya?" Ia terlihat mengurungkan niatnya untuk membuka pintu rumah ketika mendengar pertanyaanku. Taehyung kemudian berbalik, lalu menemukanku yang masih terdiam di halaman dekat pagar rumahnya.

"Ia akan senang melihatmu,"
jawabnya sembari tersenyum simpul lalu membuka pintu selebar mungkin dan mempersilahkanku untuk masuk.

"Ibu, aku pulang," ucapnya seraya menutup pintu setelah kami berdua memasuki rumah.

Aku melihat seorang wanita yang kuyakini merupakan ibu dari Taehyung. Wanita itu terlihat sedang memeluk dirinya sendiri, sembari memandang ke arah lautan lepas melalui kaca jendela rumahnya. Ia tidak merespon seruan Taehyung sama sekali, seolah suara Taehyung hanyalah hembusan angin belaka. Ia baru menyadari kehadiran kami dan membalikkan tubuhnya ketika Taehyung menyentuh bahunya.

"Selamat malam, eomoni," sapaku sembari membungkukkan badan. Ketika aku menegakkan tubuh, tatapan kami bertemu. Entah kenapa aku bisa melihat diriku sendiri saat melihat matanya. Tatapannya seolah berkata bahwa ia telah melewati suatu hal yang begitu buruk, dan keadaanku tiga tahun lalu tak jauh berbeda.

"Aku mampir untuk memberikan hadiah dan ucapan selamat ulang tahun," lanjutku dengan ragu karena ia tak kunjung membalas ucapanku.

"Eomma, kudengar Bibi Han membuatkan sup rumput laut untukmu, mau makan bersama?" tanya Taehyung, berusaha memecah kecanggungan. Ibunya terlihat mengangguk lalu berjalan ke arah meja makan. Aku bertanya pada Taehyung lewat tatapan mataku, berharap ia paham dan menjawab semua pertanyaan yang memenuhi otakku.

"Nanti kujelaskan," bisiknya sembari berlalu pergi mengikuti ibunya.

Tak ada yang membuka suara selama makan malam berlangsung, yang terdengar hanyalah suara dentingan alat makan. Ibunya makan dengan begitu tenang, begitupula Taehyung. Aku merasa tidak enak dan berpikir bahwa kehadiranku mengganggu acara mereka. Makan malam berlangsung dengan tenang tanpa ada yang bersuara.

***


"Mau melihat hadiah dariku, eomma?" tanya Taehyung setelah kami menyelesaikan makan malam yang begitu canggung itu. Kami duduk di sofa ruang keluarga.

CRUEL SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang