Kim Jisoo.
Gadis dengan pribadi yang cerah dan hangat bagai musim panas. Namun, siapa sangka ternyata ia lebih menyukai musim dingin yang bertolak belakang dengan kepribadiannya.
Baginya, musim panas itu menyesakkan.
"I'm a bright sunny day person...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat sore semuanya. Mari kita mulai operasi ETV Nona Choi," ucap Dokter Lee sebagai pembuka untuk operasi kali ini.
"Dokter utama, Kim Jisoo. Dengan asisten bedah, Lee Seokjin. Silahkan dimulai, Dokter Kim," imbuhnya.
"Baik, terima kasih, Dokter Lee." Aku menjawab dengan sedikit gugup lalu membuat sebuah skin insisi dengan panjang sekitar tiga cm menggunakan pisau bedah yang diberikan Dokter Lee.
"Rencana untuk lokasi burr hole* dapat diputuskan setelah coronalsulture* terlihat, jadi perhatikan baik-baik."
*Burr hole adalah sebuah lubang kecil yang dibuat di tulang tengkorak.
*Coronalsulture adalah sendi penghubung yang memisahkan tulang depan dan tulang parietal tengkorak.
"Coronalsulture terlihat, Dokter Lee. Aku akan membuat burr hole sebesar satu sentimeter di depan coronalsulture." Ia terlihat mengangguk tanpa menjawab ucapanku.
"Mulai persiapkan endoskop," perintah Dokter Lee pada perawat yang membantu jalannya operasi hari ini.
Setelah aku membuat insisi silang di durameter, endoskop mulai dimasukkan ke lateral ventricle. "Kau bisa melihat secara 360 derajat menggunakan endoskop itu dan pastikan untuk menemukan third ventricledi otak."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sepertinya aku sudah menemukannya, Dokter Lee. Tapi lantai ventricle terlalu curam."
"Bagaimana? Masih mau melanjutkan?"
"Aku akan menyelesaikan operasi ini, Dokter Lee."
"Hati-hati, jangan membahayakan pasien hanya karena ego."
"Irrigation," ucapku pada perawat, mengabaikan peringatan Dokter Lee dan memilih untuk melanjutkan operasi.
Aku menerima kawat Bugbee yang diulurkan oleh Dokter Lee untuk kemudian melubangi secara tumpul lantai tengah third ventricle. Setelah berhasil melubangi third ventricle, aku berhenti sejenak untuk mengatur napas dan memfokuskan diri. Tanpa sengaja sudut mataku melirik ke arah Dokter Lee. Tidak seperti biasanya, ia terlihat cukup gugup di operasi kali ini.
