04. Steps for kissing

3.3K 452 68
                                    

"Aku hamil, anak kamu hun."

Seketika raut wajah marah Sehun meluru ketika mendengar penjelasan wanita didepannya. Senyum lebar tidak bisa ia tutupi, dengan lekas Sehun membawa Joy kedalam pelukannya sembari mengucapkan terimakasih.

Joy tersenyum hambar, lagi lagi pikirannya tertuju pada Jisoo. Bagaimana jika sahabatnya itu tahu jika suaminya memiliki hubungan gelap dengan sahabatnya sendiri.

Ditambah lagi berita kehamilannya, pasti akan menjadi kesedihan mendalam bagi Jisoo.

Apa Joy menyesal?

Jawabannya tidak, wanita itu tidak menyesal sama sekali. Baginya bukan dia yang merebut Sehun dari Jisoo, tetapi Jisoo yang merebut Sehun darinya.

Kejadian beberapa tahun lalu masih tertanam jelas di otak Joy, bagaimana Sehun memutuskan dirinya hanya karena Jisoo. Disini Jisoo lah yang penghancur bukan dirinya.

"Aku mencintaimu."

Bisikan Sehun membuat Joy tersenyum pelan, tangannya tergerak membalas pelukan Sehun dengan teramat mesra.

"Aku juga, aku sangat bahagia karena mengandung buah cinta kita. Dan sebentar lagi, kita akan menjadi keluarga. Hanya aku, kamu dan anak kita nanti."

Penuturan Joy membuat Sehun mengingat Jisoo, apa istrinya sekarang sedang tidur dengan nyenyak. Apa istrinya itu malah masih sibuk di depan laptop karena pekerjaan.

Astaga, mengapa dia memikirkan Jisoo.

Bukankah seharusnya sekarang yang Sehun pikirkan hanyalah Joy, dan calon anak mereka. Sehun pun segera menggelengkan kepalanya kemudian melepaskan pelukannya.

"Bagaimana kalau sekarang kita ke restoran ibuku, kamu bisa makan sepuasnya. Ibu juga bilang kalau dia kangen berat sama kamu." Ujar Sehun mengusap rambut Joy.

Dengan lekas Joy mengangguk kemudian mengecup bibir Sehun lalu mengandeng Sehun menuju mobil dengan wajah cerianya.

Mereka tidak tahu, jika ada seseorang yang menguntit sejak tadi pagi.

Lelaki dengan pakaian serba hitam yang kini berada di balik pohon itu mengambil ponselnya kemudian menelfon seseorang.

"Mereka sedang hendak makan malam di restoran mertua anda nyonya."

•• ••

"Mereka hendak makan malam di restoran mertua anda nyonya."

Seketika jemari lentik itu meremas ponsel yang berada di tangannya sendiri. Sembari menatap pantulan wajahnya di cermin, Kim Jisoo tertawa dengan menyeramkan.

Gila, kenapa semua orang harus menjadi pengkhianat.

Bagaimana bisa mertuanya mengetahui hubungan busuk anaknya sendiri dan tidak melarang malah merestui. Wajah Jisoo pucat pasi, wanita itu terlihat sangat marah namun tetap dengan elegan.

Sudah siap dengan dress hitam tanpa lengan yabg panjangnya hanya se paha, Jisoo benar-benar yakin jika dia akan minum di apartemen miliknya malam ini.

Wanita itu berjalan dengan hak tinggi hitam andalannya kemudian beranjak ke garasi mobil, dan memilih mengendarainya sendiri.

Karena amarah yang mengebu-gebu, Jisoo menyetir mobilnya dengan kencang. Tanpa disadari air matanya kembali meluru ketika sengaja berhenti di depan restoran mertuanya.

Mereka pasti sedang bersenang-senang, makan dengan hangat, bercengkrama, dan hal menyenangkan lainnya.

Jisoo tersenyum miris, tatapannya berubah jadi teramat dingin, dan tajam ketika bergumam.

BAD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang