Enam

2.3K 256 5
                                    

Hujan turun.

Aroma tanah basah masuk ke dalam indra penciuman. Sangat menyenangkan.

Tepat saat hendak pulang, hujan turun. Wonwoo tertahan didepan gedung perpustakaan. Dia tak membawa payung.

Wonwoo memeluk dirinya sendiri. Jangankan untuk membawa payung, sebuah jaket untuk menghangatkan dirinya dari dingin pun Wonwoo tak membawanya.

Dia tak tahu kalau akan hujan.

Wonwoo membenci dingin. Dingin pun seperti membencinya.

Mingyu berdiri di sebelahnya. Tersenyum sekilas lalu melepaskan jaket yang digunakannya.

"Halo, Wonwoo !" Dia menyapa riang.

"Eh," Wonwoo menoleh, "halo juga, Mingyu hyung !"

"Kita bertemu lagi."

"Ya."

Setelahnya hening diantara keduanya. Beberapa orang yang ikut berteduh bersama mereka sibuk dengan dunianya masing-masing. Kecuali Mingyu yang berusaha masuk ke dalam dunia Wonwoo.

 Kecuali Mingyu yang berusaha masuk ke dalam dunia Wonwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hyung tak pulang ?"

"Aku tak membawa payung."

Mingyu menarik tangan Wonwoo. Memakaikan jaketnya dengan benar pada tubuh Wonwoo. Si Rubah Manis hanya diam.

"Kau tahu, Wonwoo ?"

"Tidak."

Mingyu tersenyum kecil.

"Aku ingin lebih mengenal dirimu."

"Lalu ?"

"Berikan aku kontakmu."

Wonwoo tersenyum kecil, menerima uluran ponsel Mingyu. Mengetikkan beberapa angka di layar ponsel. Mengembalikannya ke Mingyu.

Mingyu menerima kembali ponselnya.

Menatap kumpulan angka di layar ponselnya.

Dia tersenyum puas.

Mingyu tak pernah tahu kalau angka bisa begitu berarti.

Halo, Wonwoo !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang