01.-Ruang Musik

41 6 19
                                    

Suara yang awal nya berdomisili di setiap sisi sudut sekolah yang terdengar sangat berisik, kini menjadi lebih senyap. Semua siswi berdecak kagum padanya.

Sejenak mereka menghentikan semua aktivitas nya demi melihat sang empu, anak pemilik sekolah SMA Cempaka. Siapa yang tidak kagum dan tergila gila ingin dipacari oleh lelaki tersebut.

Namun, karena sikap nya yang terlalu cuek dan angkuh terhadap semua orang membuat nya susah untuk dapat berinteraksi langsung dengan siswa/ siswi disekolah milik nya tersebut.

Siapa yang tak kenal, Bagas Pramudia yang kerap di sapa Bagas adalah anak tunggal pemilik yayasan Cempaka, ya bisa di bilang orang tua Bagas adalah orang terkaya pertama di Indonesia. Dengan uang ratusan triliun rupiah serta cabang bisnis yang ada disetiap kota, membuat keluarga Bagas adalah keluarga yang terpandang dan memiliki tata krama serta attitude yang sangat baik.

"Males banget gue pagi pagi udah diliatin kayak gini deh, kan gue jadi bingung mau pilih yang mana"

Ucap lelaki tersebut sambil melambaikan tangan nya kesana kemari yang tak lain adalah Dion Nugraha yang sering kerap disapa Dion.

"Angkut aja semua nya, biar ga terlalu ngenes banget hidup lu."sahut Bagas yang terus berjalan tanpa memperdulikan di sekeliling nya.

Seketika seorang cewek dengan tampang yang membuat Dion hampir tertawa, bagaimana tidak dijaman yang sudah modern seperti sekarang masih ada aja yang berangkat ke sekolah dengan rambut yang dikepang dua dan menggunakan kacamata bulat menyodorkan sekotak coklat dan setangkai bungan mawar putih untuk nya. Bagas menerima pemberian itu, namun..

"Eh lo, sini."Tunjuk nya pada lelaki itu dan membuat sang empu segera datang menghampirinya. "Nih buat lo, katanya i love you."sambung nya yang langsung meninggalkan mereka dengan tatapan aneh yang langsung di susul oleh Dion.

Saat Bagas dan Dion hendak melewati koridor sekolah nya, tak sengaja mereka berpapasan dengan Dita, yaps anak dari donatur terbesar di yayasan Cempaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Bagas dan Dion hendak melewati koridor sekolah nya, tak sengaja mereka berpapasan dengan Dita, yaps anak dari donatur terbesar di yayasan Cempaka.

"Hai Dita,"sahut Dion sambil menebarkan senyum nya. "Lo mau ke kelas kan? Bareng gue aja gimana?"sambung nya dengan penuh pengharapan.

"Makasih buat tawaran lo, gue ga minat. Tapi kalo Bagas yang ngajak gue sih lain cerita."sambil melirik kearah Bagas namun, tak ada balasan dari sang empu.

"Dihhh, apa hebat nya si Bagas sih? Cowok beku yang terlahir kedunia. Lagian dimana mana juga lebih gantengan gue lagi ketimbang Bagas," ucapnya sambil membanggakan dirinya sendiri.

"Ya suka hati gue dong, mau bilang Bagas hebat ataupun Bagas ganteng, itu bukan U.R.U.S.A.N lo," ucapnya dengan penuh penekanan.

Karena muak dengan perdebatan cek cok mulut diantara Dion dan Dita, Bagas memilih untuk meninggalkan kedua nya menuju ruang kelas yang mungkin sebentar lagi akan dimulai.

"Eh Gas, tungguin gue dong. Gue kan juga mau ke kelas barengan sama lo,"teriak Dita, namun tak dipedulikan oleh Bagas.

"Yaudah kali Dit, lo kan bisa barengan sama gue ke kelas nya,"tawar Dion.

PUPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang