Andai malam mau menyampaikan kepadanya bahwa aku benar-benar merasa sangat HANCUR. Andai saja sang bulan mau membisikan kepadanya bahwa aku benar-benar butuh kepercayaan dan keyakinan darinya. Namun itu semua mustahil jika pagi saja tidak bisa menyampaikan rasa ini, bagaimana sang fajar dan senja yang tepat memberi kepastian kepadanya bahwa yang dinantikan olehku benar-benar aku tunggu, sampai hari itu tiba.
Dan jika saja aku berhenti aku takut merasa menyesal, aku kehilangan segalanya, dan semua sia-sia. Namun apakah ada yang lebih sia-sia dari apa yang kita cintai dan kita perjuangkan semuanya dengan Sendiri? Lantas aku harus menjadi sosok yang bisa membencinya dengan sangat-sangat. Dan pada akhirnya yang aku dapatkan adalah gradasi warna warni yang tak berwarna. Hingga langkahan terhenti lalu ingin lagi berbicara kepada sang penyampai pesan untuk sampaikan kepadanya bahwa aku masih sama, tapi sama saja semua ku buat ragu, hingga yang ku cintai suatu saat entah menyadari atau tidak biar lah. Yang terpenting aku akan tetap masih menjaga perasaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA AKU TANPA MEREKA
Poetryini hanya tentang kata, ketika semua tak bisa mendengarkan maka semua hanya bisa dituangkan dalam selembaran yang kosong. Aku tuliskan semua dengan segala suara yang ada di pikiran ku, dan perasaan ku sampai detik ini