04 : Tak Mengelak

316 29 3
                                    

HAPPY READING💖

HOPE U ENJOY THIS STORY 💜

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.

Jodoh memang berada di tangan Tuhan. Tetapi jika Tuhannya saja berbeda, apakah tangannya masih sama?

Author POV

Sepulangnya Abi dari apartemennya, Dara langsung bergegas membersihkan dirinya karena waktu sudah semakin larut. Mengingat besok Dara harus menghadiri kelas pagi. Selesai dengan ritual malamnya, Dara pun memutuskan untuk membuka dua kantong plastik yang tadi Abi dan Disya berikan padanya.

"Susu?" gumam Dara setelah mengeluarkan dua kotak susu strawberry kesukaannya dan sebuah coklat dari kantong plastik yang tadi Abi berikan padanya.

Dara mengerutkan dahinya saat menemukan sebuah sticky notes berukuran sedang tertempel di coklat itu.

Semoga kesukaanmu belum berubah kak :)
Aku bersyukur kita bisa dipertemukan kembali. Walaupun aku tau kamu tak menginginkan pertemuan kita. Yang perlu kamu tau kak, rasa ini masih sama dan akan tetap sama.

-A!

Dara memejamkan matanya setelah membaca note itu. Ia tau betul tulisan tangan itu, jelas milik Alfa. Hatinya perlahan menghangat mengetahui Alfa masih mencintainya. Dara juga tak bisa mengelak jika Alfa memang masih menjadi penghuni tetap hatinya. Tapi Dara buru buru menepis rasa itu. Dirinya sadar, sekuat apapun perasaannya pada Alfa, mereka tetap tak bisa bersama. Masalah keyakinan bukanlah hal yang mudah.

Sudah seharusnya manusia mencintai penciptanya terlebih dahulu sebelum mencintai ciptaan-Nya. Dan Dara tak ingin cintanya pada Tuhan terkesampingkan hanya karena ciptaan-Nya. Dara teringat mamanya pernah bilang, sekuat apapun cintamu jika itu ditempat yang salah, tidak akan ada artinya. Sudah cukup satu tahun yang lalu Dara egois, memaksakan keadaan agar dirinya bisa bersama Alfa. Dan kali ini, Dara tak ingin mengulangi kebodohannya itu untuk kedua kalinya.

"Maaf Al" lirih Dara.

Setelah cukup tenang, Dara kembali membuka kantong plastik yang tadi Disya berikan padanya. Sebenarnya Dara tak ingin meihat isi kantong plastik itu. Dirinya tak ingin semakin terlarut dengan perasaannya pada Alfa. Tapi sayangnya, kali ini rasa penasarannya jauh lebih besar.


Spica dan Aldebaran memang tak mungkin berada dalam satu rasi, seperti yang kamu bilang waktu itu kak. Tapi, mereka bisa berdampingan. Kuharap kita bisa seperti itu kak.

Asal kau tau kak, aku melanjutkan pendidikan di universitas yang sama denganmu itu karena aku ingin kita bisa kembali seperti dulu. Biarkan aku berjuang untuk mengembalikan kita diantara aku dan kamu sayang.

A!

"Al..." lirih Dara yang sudah tak kuasa menahan tangisnya. Dadanya begitu sesak mengingat mereka berdua saling mencintai. Tetapi terhalang oleh batas tak kasat mata yang terlalu sulit untuk dirobohkan, bernama iman.

Sepertinya Alfa lupa, Spica dan Aldebaran memang bisa berdampingan, tetapi tidak untuk bersatu. Ibarat istiqlal dan katedral, hanya ditakdirkan berdampingan bukan bersatu. Jodoh memang berada di tangan Tuhan. Tetapi jika Tuhannya saja berbeda apakah tangannya masih sama?

Disya memandang Dara iba dari ambang pintu. Gadis itu tau semuanya, mulai dari Dara membuka kantung plastik itu hingga Dara bersimpuh di lantai dengan mata yang berurai air mata. Sungguh sebenarnya Disya tak tega membiarkan Dara menangis seperti itu, ingin dirinya memeluk temannya itu. Tapi Disya takut jika kehadirannya malah membuat Dara tak bisa melepaskan apa yang dirasakannya. Disya paham betul, Dara selalu berpura pura baik baik saja didepannya.

AKSATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang