06 : Egois

352 28 4
                                    

HAPPY READING💖

HOPE U ENJOY THIS STORY 💜

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Author POV

'BRAK'

"Kak kita harus ke jakarta sekarang" Hendra berucap setelah menggebrak meja kantin yang ditempati oleh Disya dan Dara.

"Kenapa?" tanya Dara bingung saat melihat raut wajah Dirga dan Hendra yang menyiratkan kecemasan.

"Alfa kecelakaan" lirih Dirga.

'DEG'

Jantung Dara seolah berhenti berdetak saat mendengar kata kata itu dari Dirga. Rasa khawatir yang begitu dalam kembali menghantam Dara seperti satu tahun yang lalu. Sungguh Dara tak sanggup jika Alfa kembali mengalami tidur panjang.

"Dir, kamu bercanda kan?" tanya Disya yang masih tak percaya.

"Aku ga mung-"

"Ayo kita ke Jakarta sekarang" potong Dara. Gadis itu menarik tangan Disya dan Dirga keluar dari area kantin.

"Lo yang nyetir" sesampainya di parkiran Dara segera berjalan menuju mobilnya kemudian mengulungkan kunci mobilnya pada Dirga. Untung saja hari ini Dara membawa mobil, jadi tidak perlu susah susah kembali ke apartemen.

Di perjalanan, suasana mobil Dara begitu sunyi. Isak tangis Dara pun sudah berhenti  dan sekarang gadis itu tertidur di pelukan Hendra.

"Apa Alfa bakal baik baik aja kalo tau Kak Dara dateng bareng kita?" tanya Hendra pada kedua manusia didepannya, Dirga dan Disya.

"Ntahlah, gue gak yakin Om Zio bakal ngijinin Kak Dara ketemu Alfa" jawab Dirga pelan. Laki laki itu terlihat begitu frustasi mengingat kejadian satu tahun yang lalu.

Rasa bersalah menghinggapi Dirga, seharusnya ia tak membawa Dara ikut bersamanya. Seharusnya Dirga tak memberi tau Dara akan keadaan Alfa. Karena semua itu hanya akan membuka luka lama Dara yang belum kering.

"Gue gamau, Dara kek setahun yang lalu" lirih Disya dengan pandangan kosong kedepan. Disya paham betul apa yang dirasakan Dara. Sungguh keadaan yang dialami Dara tidaklah mudah. Mungkin jika dirinya berada di posisi Dara, Disya sudah menyerah terlebih dahulu.

"Udah, nanti gue coba ngomong sama Om Zio" putus Hendra yang tak mau obrolan mereka berlanjut. Hendra hanya tak mau Dara mendengarnya tanpa sepengetahuan mereka.

Sesampainya di rumah sakit tempat Alfa dirawat. Hendra segera menggendong Dara dan membawanya menuju ruangan Alfa. Hendra memang sengaja tak membangunkan Dara, karena ia tau gadis itu pasti sangat lelah. Sedangkan Disya dan Dirga, sepasang kekasih itu telah lebih dulu menemui Alfa.

Baru beberapa langkah Hendra keluar dari area parkir, ia sudah bertemu dengan Zio.

"Hai om" sapa Hendra kikuk karena sudah tak ada kemungkinan untuk menghindar.

"Dara tidur?" tanya Zio yang terlihat cukup bersahabat. Hal itu tentu membawa tanda tanya besar untuk Hendra. Bukankah ayah dari sahabatnya itu tidak pernah menyukai keberadaan Dara?

"Ah iya om, kecapekan" jawab Hendra sekenanya.

"Ayo om temani ke ruangan Alfa" ajak Zio yang kemudian berbalik kedalam rumah sakit diikuti oleh Hendra.

Disepanjang jalan menuju ruangan Alfa, banyak pasang mata yang memeperhatikan Dara yang berada di gendongan Hendra. Beberapa perawat pun sempat berlari kearah mereka dengan raut panik. Untung saja mereka mengenali Zio, pemilik rumah sakit itu. Jadi tak ada yang berani menegur Hendra.

AKSATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang