07 : Perihal Rasa

447 37 41
                                    

HAPPY READING💖

HOPE U ENJOY THIS STORY 💜

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Author POV

"Terus kuliah lo gimana Al? Kayaknya bakal lama lo di rs" tanya Hendra.

"Mulut lo tuh ya, bisa ga sih pelan dikit ngomongnya, Kak Dara lagi tidur nih" kesal Alfa. Laki laki itu mengusap usap rambut Dara agar gadisnya kembali tertidur. Ya, Dara tidur seranjang dengan Alfa, atas paksaan Alfa tentunya. Karena Alfa tak rela Dara dekat dekat dengan Hendra lagi jika gadis itu tidur di sofa.

"Bucin bat sih lo anjir, cuma mantan woy inget" sinis Dirga.

"Kasian amat, cuma mantan, Dara juga udah punya Abi, ngarep amat lo" tambah Disya yang berbohong untuk memanas manasi Alfa.

Alfa membelalakkan matanya kemudian menatap Disya tajam. Laki laki itu mengisyaratkan Disya untuk mengatakan jika ia baru saja berbohong.

"Lah, Kak Dara mah dah jadian sama Kak Abi tadi pagi" kompor Hendra.

Alfa mengepalkan tangannya kuat kuat berusaha menahan amarahnya. Kedua manik matanya pun beralih menatap Dara tak karuhan. Didalam hatinya terselip rasa kecewa yang begitu dalam. Ternyata gadis dipelukannya tak lagi memiliki rasa yang sama dengannya. Lalu apa tujuan Dara menemuinya? Kenapa Dara menangis sambil memeluknya tadi?

"Gausah didengerin mereka Al, mereka cuma boong" ujar Dirga dengan nada seriusnya.

Alfa menghela nafasnya lega mendengar ucapan Dirga, kepalan tangannya pun mulai mengendur. Setidaknya walaupun dirinya belum bisa kembali memiliki Dara, gadis itu belum jatuh ke pelukan orang lain. Tidak, alfa tidak akan pernah membiarkan semua itu terjadi. Dirinya akan melakukan segala cara, termasuk berusaha mencintai keyakinan gadisnya itu.

"Udahlah Al, Dara gamungkin bisa move on dari lo dalam waktu dekat ini" celetuk Disya saat melihat Alfa yang begitu intens menatap sahabatnya itu. Diam diam, Disya terenyuh melihat dua orang yang saling mencintai itu. Kemungkinan mereka bisa bersama begitu kecil. Karena hubungan mereka bukan hanya masalah duniawi, tetapi juga masalah akhirat. Jika saja Dara berpindah keyakinan mengikuti keyakinan Alfa atau malah menikah berbeda keyakinan, sungguh Disya tak akan pernah rela. Disya tak mau Dara merasakan panasnya api neraka hanya karena cinta duniawinya. Oke, mungkin dari penampilan Disya dan Dara masih mengumbar auratnya. Tetapi, mereka cukup paham tentang agama. Untuk masalah aurat, mereka sudah mencoba perlahan untuk berpakaian tertutup.

"Tapi, kalo terus kayak gini lama lama dia juga bakal move on" lirih Alfa.

"So, lo mau gimana Al? Kalo lo sama Kak Dara balikan, mau dibawa kemana hubungan kalian? Pada akhirnya kalian akan menyerah dan mencari pasangan masing masing yang seiman untuk diajak serius" tutur Hendra dengan raut seriusnya.

"Hend, Dir, ajarin gue mencintai keyakinan kalian" pinta Alfa.

"Uhuk uhuk, lo gila Al?" pekik Dirga setelah tersedak air liurnya sendiri, karena saking kagetnya dengan permintaan temannya itu.

"Gak gini caranya Al, lo gabisa pindah agama cuma biar bisa sama Kak Dara" sentak Hendra. Sungguh ia tak percaya dengan keputusan Alfa. Laki laki itu memutuskan untuk melepas keyakinan yang ia anut dari lahir hanya untuk seorang gadis. Cinta pada manusia tak ada apa apanya jika dibandingkan dengan cinta dengan Sang Pencipta. Walaupun tak dipungkiri sebenarnya terselip rasa bahagia yang dirasakan Hendra. Tapi, Hendra tak ingin memperlihatkan rasa bahagianya, karena agama adalah hal yang sangat sensitif. Hendra tak pernah mempermasalahkan keyakinan Alfa selama laki laki itu tidak melakukan perbuatan yang menyimpang. Semua agama pasti mengajarkan kebaikan bukan?

"Cinta butuh pengorbanan kan? Ini pengorbanan yang mau gue lakuin, gue mau belajar mencintai agama kalian agar alasan gue berpindah keyakinan bukan Kak Dara" jelas Alfa.

"Apa lo yakin dan lo ga akan menyesal dengan keputusan yang udah lo ambil?" tanya Dirga memastikan.

"Gue yakin" jawab Alfa tanpa keraguan sedikitpun.

"Apa lo ga takut Kak Dara mikir macem-macem? Kalo dia malah ngerasa dia telah menghancurkan hubungan lo sama Tuhan lo gimana? Kalo akhirnya dia malah memilih untuk menjauh gimana?" tanya Hendra bertubi-tubi.

Alfa terdiam mendengar rentetan pertanyaan dari Hendra. Apa yang dikatakan Hendra ada benarnya. Dara mungkin saja akan menjauhi Alfa karena Dara bisa saja beranggapan bahwa dirinya telah menghancurkan hubungan Alfa dengan Tuhannya. Alfa menggelengkan kepalanya pelan,  ia tak mau Dara menjauhinya lagi. Lalu usaha apa yang harus ia lakukan?  Jika tak berpindah keyakinan, mereka tak mungkin bisa bersama tapi jika ia berpindah keyakinan Dara bisa saja menjauhinya. Apa Alfa harus berbicara pelan pelan pada Dara,  memberi penjelasan pada gadis itu.

"Please jangan kasih tau Kak Dara dulu, biar gue perlahan ngasih penjelasan ke dia" pinta Alfa.

"Gue percaya sama lo Al" Disya berucap dengan mata yang berkaca kaca. Sedari tadi gadis itu terdiam karena terenyuh dengan perjuangan Alfa. Diluar sana, laki laki tak pernah mau mengalah didalam hubungan beda agama. Tetapi Alfa, tanpa Dara meminta laki laki itu mengikuti keyakinannya.  Alfa dengan lapang dada menyatakan jika ia akan berusaha untuk mencintai agama Dara. Padahal jika dipikir, hubungan mereka belum serius,  bahkan sudah tak ada hubungan diantara keduanya.

"Musyrik kak" canda Alfa. Laki laki itu berusaha untuk mencairkan suasana yang serius itu.

"Al,  lo kok manis banget sihhhh" ucap Disya sambil menatap Alfa penuh haru.  Ah, Disya merasa Dara begitu beruntung dicintai oleh Alfa. Andai saja Dara tak tidur dan mendengar setiap kata yang keluar dari bibir Alfa, mungkin gadis itu sudah mati karena lupa bernafas.

"Yang, apasih pake muji muji Alfa segala" kesal Dirga.

"Biarin, Al sama gue aja yok biar Dara sama Dirga" setelah berucap,  Disya mengedipkan sebelah matanya berusaha menggoda Alfa.

"Mon maap nih,  Kak Dara tu my everythin', my blood and tears" jawab Alfa dengan menyanyikan sepenggal lagu ON milik boyband korea yang sangat populer, BTS.

"Bodo amat Al" kesal Disya.

"Gue yang jomblo diem" ucap Hendra dengan suara yang sedikit dikeraskan. Merana sekali laki laki itu, sendirian di tengah dua pasangan yang sangat bucin.

"Makanya cari pasangan, jangan jangan lo homo ya" tuduh Dirga dengan alis yang menukik.

"Gila lo, gini gini gue juga pernah kali tertarik sama Kak Dara" ceplos Hendra tanpa sadar. Alfa yang mendengar itu pun tak terima dan menatap tajam Hendra.

"Goblok lo, liat tuh pawangnya dah siap nerkam" Dirga menggeplak tengkuk Hendra dan menujuk Alfa yang wajahnya sudah memerah.

"Maksud lo apa?" tanya Alfa ngegas.

"Astagfirullah, engga Al, ya Allah, sekarang udah engga sumpah" jawab Dirga cepat,  takut Alfa salah paham padanya. Kan tidak lucu jika Alfa marah padanya hanya karena ia sempat tertarik dengan gadis yang jelas jelas sudah stuck di Alfa.

"Boong dia Al, kemarin Hendra bilang mau deketin Kak Dara" kompor Disya yang jelas berbohong tentunya.

"Anjir, Kak Disya, gausah boong lo" ucap Hendra tak terima.

"Hendra Axelio Dirgantara" panggil Alfa serius.

"Engga Al, itu dulu, sekarang udah engga,  percaya sama gue" pekik Hendra yang sudah terlihat sangat frustasi.

"Tertarik itu wajar Al, toh si Hendra juga ga ada niatan ngerebut Kak Dara dari elo Al, toh juga Hendra udah move on, jangan sampai kalian marahan cuma gara gara kesalah pahaman kayak gini" nasihat Dirga.

"Sorry Hend" sesal Alfa merasa bersalah.

"It's okay Al, itu berarti perasaan lo ke Kak Dara ga main main" Jawab Hendra.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TO BE CONTINUED

Yogyakarta, 21 September 2020

AKSATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang