3. Hai Jalangkung

32 4 5
                                    

Esoknya, ia bangun. Melirik ke jendela, tampak sinar matahari sudah menyengat. Cepat-cepat Ziva melirik jam di dinding dan ya, pukul 06.45...matilah, ia telat. Ziva bergegas secepat mungkin dan tak lupa pamit eyangnya. Malangnya, eyang juga kesiangan jadi tidak ada yang membangunkannya. Karena semalam ia menjaga kedai terlalu larut, membuat ia pasti terlambat hari ini.

Ziva lari tergesa-gesa menuju jalan raya, untungnya ada angkutan yang langsung datang, ia segera menaikinya walau harus terhimpit dengan pedagang-pedagang yang saat ini jamnya untuk ke pasar.

Sampai di depan gerbang, ia langsung disambut guru keamanan plus anggota OSIS. Sesuai dugaan pasti ia akan dihukum.

"Lo kelas berapa?" Tanya salah satu anggota osis yang membawa buku di atas tangannya sambil mencatat

"Kelas X MIPA 3 kak,"

"Hah kelas X, baru masuk dua hari, udah telat..terus nanti gimana kedepannya? Lo lihat kan yang telat kebanyakan kelas XI.. baru kelas X aja udah begini," bentak kakak OSIS yang bernama Zella

"Udahlah Zel, mungkin ada alasannya," Ucap OSIS lainnya meredakan emosi Zella

"Nama dan alasan terlambat?" Ucap Zella ketus

"Shakya Ziva, tadi kesiangan kak," ucap Ziva seraya menunduk

"Lari 3x plus ambilin sampah yang berserakan!" Tegas Zella

Mau tak mau, Ziva menurut daripada ditambah hukumannya

Akhirnya hukuman selesai, saatnya balik ke kelas. Di koridor, ia mengomel- ngomel sendiri karena saat ini pasti wajahnya memerah. Kalau kulit putih memerah lucu bedanya kulinya hitam ditambah merah lagi. Ia memegangi pipinya yang hangat, sampai tidak fokus akan jalan.

Brukk

"Aww," Ziva meringis pelan

Ia tersandung tangga kecil. Dua orang yang lewat menertawainya pelan

"Ihh udah buluk, nasibnya sial lagi," bisik salah satu orang itu yang masih terdengar oleh Ziva

Andai dalam keadaan seperti ini, ada uluran tangan, setidaknya bisa membalas kesyirikan orang tadi. Tapi tahu kan realitanya?

Ziva pun segera bangkit dan berjalan ke kelasnya dengan tertatih-tatih. Hari ini hari yang sial baginya

"Eh lo kenapa?" Tanya Ceria khawatir. Karena sedari tadi ia menunggu Ziva tak kunjung datang. Dan sekarang datang dengan keadaan seperti ini.

Ziva sebangku dengan Ceria. Setelah minum, ia menceritakan kejadian tadi. Dan tambah sialnya, Ceria tertawa mendengarkan ceritanya. Sungguh hari yang buruk.

"Makanya, besok lagi siapin alarm, ohh ya nanti gue mau kenalin lo sama temen gue, dia beda kelas sih, nanti sebelum ke kantin kita ke kelasnya dulu yah,"

Ziva tersenyum dan mengangguk kemudian mereka kembali mendengarkan materi di depan.

****

Bel tanda istirahat berbunyi. Semua siswa bersorak dalam hati. Fisika kali ini sangat melelahkan. Sebagian siswa sebenarnya sedari tadi ingin tidur. Penjelasan yang tidak dimengerti membuat mereka ingin pergi ke dimensi lain. Tapi sebuah kemustahilan jika harus tidur saat pelajaran fisika, bisa-bisa saat bangun nanti, sudah tergeletak di luar kelas. Tentu mereka tidak mau.

"Fyuuh.. Akhirnya tuh pelajaran kelar juga, mau meledak kepala gue," keluh Ceria sambil merapikan buku-buku di meja yang berantakan.

ChrysalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang