" Kanapa Adiba di rumah lo ? Dia adik lo ? " tanya Aiza heran . Ashar menghelan napas kasar karena ia enggan menjawab. " Lo capek ? " Ashar hanya menggelengkan kepala tanda ia tak capek .
" Nanti kamu juga akan tau sendiri , udah ya maaf gak bisa mampir , salam buat Mama kamu bye " pamit Ashar dengan senyum khasnya dibalas Aiza dengan senyum tipis tak lupa lambaian tangannya .
Aiza masih berdiri melihat kepergian Ashar dengan pikiran siapa Adiba ? Kenapa Adiba dirumah Ashar ? Kalo Adiba adiknya Ashar kenapa Aiza gak tau ? Dan kenapa Aiza tiba tiba memikirkan Ashar ? Wajar dong Aiza bertanya tanya soalnya kan Aiza baru kenal sama Ashar .
'udahlah besok tanya Ara aja , dan kenapa gue harus kepikiran sama tuh orang sih . Bisa gila gue lama lama ' batin Aiza lalu berbalik namun naas ia malah menabrak adiknya yang sangat menyebalkan itu .
" Lo kok berdiri disini sih , jadi nabrak kan gue " omel Aiza kepada Affan , Affan berdecak kesal dengan kakaknya itu .
" Ya lo yang salah , ngeliatin pacar kaya gak ikhlas buat balik kerumahnya . Pacar apaan kaya gitu tak ber-peri-ke-ma-nu-si-a-an samsek " ia menatap kakaknya itu dengan remeh .
" Heh , apa lo kata ? Dia bukan pacar gue ! Inget bukan pacar gue " ingat Aiza dengan tagas kepada adiknya itu .
" Bisa bisanya dia mau sama lo yang garang kaya kak Ros ini , cinta memang buta " sarkas Affan membuat Aiza ingin memarahinya sekarang juga namun sayang suara Mama tercinta sudah terdengar .
" Aiza Affan ! Ayo masuk ! Ngobrolnya jangan didepan gerbang kurang sopan ! "
Aiza meninggalkan Affan dengan hentakan kakinya tak lupa berkomat kamit kepada Affan karena menjilma menjadi adik ternyebelin menurut Aiza .
Aiza tuh juga heran bisa bisanya Ashar suka sama dia , padahal kan baru beberapa hari kenal. Memang Aiza sering lihat Ashar disekolah apa lagi kalo Atalla lagi main basket , nah disitu tuh Aiza sering lihat Ashar-nya tapi kembali lagi tetep ya Aiza baru kenal dengan Ashar.
🌻
Tanpa mengucap salam Ashar langsung masuk rumahnya setelah memakirkan motor digarasi rumah . Tak ada babibu lagi ia menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuh yang sudah mulai capek ini . Tangga satu demi satu ia naiki tiba di tangga atas ia bertemu orang terkasihnya dulu namun sayang ia sudah hampir melupakannya dan ingin berdamai tapi masih ego yang mengalahkannya .
" Kamu baru pulang dari nganter Aiza ya ? Emang bener kamu udah pacaran sama Aiza ? " tanya Adiba berturut turut namun Ashar hanya meliriknya enggan menjawab pertanyaan tersebut . " Wah bagus dong , selamat ya " ucap selamatnya kepada Ashar lagi dan lagi ia membuang muka enggan melihat wajah Adiba .
Tanpa membuka kata Ashar langsung masuk menuju kamarnya lalu menutup pintu kamarnya dengan keras. Hari ini ia sungguh lelah . Sedangkan Adiba hanya menatap pintu tersebut dengan senyum terpaksa .
" Sabar ya nak , Ashar hanya butuh waktu lagi untuk berdamai dengan waktunya " semangat Bunda Ashar untuk putrinya itu . Karena ia dari tadi mengupi dibalik dinding dekat tangga , ia tidak tega melihat putrinya menangis seperti ini . Tapi mau bagaimana ia juga memahami perasaan putranya tersebut , ia yakin bahwa putranya akan berdamai dengan waktu .
Adiba hanya menganggukan kepala tanda paham akan ucapan mamanya tersebut . Lalu ia pamit untuk masuk kamar karena ia mulai lelah. Bunda menganggukan kepalanya dan mempersilahkan Adiba masuk kamar . Setelah melihat putrinya masuk dan menutup pintu kamarnya . Bunda berjalan menuju kamar Ashar .
Bunda tersenyum melihat Ashar sedang membuka tasnya dan mengeluarkan semua isi tasnya . Asharpun terkejut kedatangan bundanya .
" Bunda kan udah aku bilang kalo masuk kamar aku ketuk pintu dulu , kalo aku lagi ngorok trus bunda masuk kan nggak etis " tegur Ashar kepada Bunda. Bunda hanya tersenyum melihat wajah putranya karena Ashar sudah sedewasa ini .
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Captain
Fiksi RemajaMapus , mama anakmu terlambat batin Aiza dengan harap harap pintu gerbang belum ditutup dan ia tak mau terkena amukan guru BP . Buru ia mengendari sepeda motornya dan berharap tepat waktu . Dengan menghela nafasnya dan mengucap syukur ia tak tertan...