0 3 | Dengan
TENTU saja Uriel tak mengatakannya. Lagi pula, ini aneh. Bagaimana bisa dia mengakui Wisteria sebagai calon tunangan, di saat dia sendiri belum pernah bertegur sapa dengan gadis itu? Konyol.
Jadi, Uriel hanya menjawab, "Nggak ada apa-apa. Tadi butuh sesuatu, tapi keinget kalau udah punya barangnya."
"Barang apa? Lo mau minjem kacamata renang?" tanya Ipoy. "Oh, atau lo mau nguji kemampuan napas anak-anak?"
Valdi mendecak. "Ya kali! Ngapain nguji kemampuan napas dalam air? Yang ada harusnya nguji servis, terima bola, spike, passing, atau stamina."
"Eh, Pak Charles langsung ngelatih kan ya di hari pertama? Berhubung ada anak baru, berarti lusa kita langsung lari keliling sekolah, dong?"
"Ah, pakai diingetin." Matthew mendesah, terlihat kecewa. "Gue masih berasa butuh libur tambahan, besok malah langsung lari keliling sekolah."
"Mau lari nanti?" tanya Uriel. "Tugas akademik masih belum ada. Kalau kalian takut badan kaku pas latihan, kita bisa mulai pemanasan dari hari ini."
Valdi menekuk leher, sebenarnya sudah membayangkan betapa lelahnya nanti saat latihan. Tapi tawaran Uriel benar. Lebih baik mereka menyiapkan tubuh dari sekarang sebelum terbentur latihan sungguhan. "Oke. Gue ikut. Yang lain gimana?"
"Ikut aja. Lagian nggak ngapa-ngapain abis ini," sahut Matthew.
"Wow. Produktif sekali kita di hari pertama sekolah," imbuh Ipoy dengan kekehan. "Eh, lo pada mau lomba lari, nggak? Tapi Riel nggak usah ikutan."
"Ayo!" sahut Valdi. "Yang kalah, traktir makan siang tiga hari ke depan."
"Anjir," rutuk Matthew. "Ini kan baru hari pertama sekolah. Masih mengawang-awang ini badan gue. Masa lari keliling sekolah dijadiin lomba?"
"Yaila si Mamat. Bilang aja lo nggak berani ikut tanding."
Uriel hanya diam. Sudah sering mendengar ocehan serupa, terutama tentang lomba lari yang tak melibatkan dirinya. Alasannya sederhana: Uriel selalu jadi yang pertama kali menyelesaikan trek. Melibatkan Uriel dalam lomba lari akan terasa berat sebelah. Sebab dari semua anggota, Uriel-lah yang staminanya paling tinggi.
"Eh, jam berapa kita ketemuan?" tanya Valdi. "Jam tujuh kayak biasa?"
"Iya, habis urusan asrama selesai," jawab Uriel. Biasanya di hari pertama, ada pertemuan anak-anak asrama yang membahas kegiatan atau aturan terkait keasramaan. Di Kandjaya School of Sports & Sciences, murid tingkat satu wajib mengikuti asrama. Sedangkan di tingkat dua dan tiga, hanya murid dengan konsentrasi olahraga yang wajib ikut.
Sesuai namanya, SMA Kandjaya ini terbagi menjadi dua konsentrasi: akademik dan olahraga. Konsentrasi olahraga bukan berarti para murid akan terbebas dari tanggung jawab akademik. Mereka tetap mendapat tugas. Tapi untuk yang berhasil masuk tim inti, beban tugas akan diringankan oleh guru. Pada dasarnya, Sekolah Kandjaya menyiapkan murid-murid untuk memiliki portofolio terbaik, entah itu di bidang akademik atau olahraga. Kandjaya punya jaringan luas dengan kampus-kampus luar negeri ternama, serta perserikatan olahraga profesional yang bisa diikuti selepas lulus SMA.
Bagi yang memilih konsentrasi akademik, guru sudah membimbing murid sebaik mungkin agar dapat diterima di perguruan tinggi pilihan. Hampir tak ada yang mengejar PTN. Sebab semua diarahkan untuk mengejar kampus luar negeri ternama, seperti kampus-kampus Ivy League. Selain karena bergengsi, uang orangtua mereka jelas lebih dari mampu untuk menguliahkan mereka di sana.
Tentu ada pilihan lain jika murid tak masuk kampus pilihan. Mereka bisa mencoba kuliah di Universitas Kandjaya Pratama, kampus swasta bergengsi yang terkenal dimasuki kalangan borjuis. Namun dari situ, mereka juga akan dibantu untuk mendapat beasiswa S2 di kampus luar negeri ternama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sehijau Limau
Ficção AdolescenteUriel Adi Nismara sudah tahu dia akan dijodohkan. Ibunya telah mengingatkannya sejak dia masuk SD. Pertunangan dari kecil adalah tradisi keluarga Cakrawangsa. Dan Uriel menyetujui karena ibunya tak memaksa, berkata bahwa Uriel boleh menolak dan meng...