02. 180° [1]

39 24 13
                                    

Pernah aku jatuh hati
Padamu sepenuh hati
Hidup pun akan 'ku beri
Apapun kan 'ku lakui

Tapi tak pernah 'ku bermimpi
Kau tinggalkan aku pergi
Tanpa tahu rasa ini
Ingin rasa 'ku membenci

Tiba-tiba kamu datang
Saat kau telah dengan dia
Semakin hancur hatiku

Jangan datang lagi cinta
Bagaimana aku bisa lupa
Padahal kau tahu keadaannya
Kau bukanlah untukku

Jangan lagi rindu cinta
'Ku tak mau ada yang terluka
Bahagiakan dia aku tak apa
Biar aku yang pura-pura lupa.

🎼 Pura pura Lupa ~ Pika Iskandar🎧

[JANGAN LUPA FOLLOW AND VOMMENT NYA GUYS. KARENA ITU SANGAT PENTING BAGI SEMANGAT AUTHOR UNTUK TERUS UPDATE❤️].

[DAN AUTHOR MINTA MAAF YA KALAU MASIH ADA TYPO YANG BERTEBARAN, NANTI AKAN DIUSAHAKAN SUPAYA LEBIH TELITI❤️]

***

"Bun! Anak ganteng mau berangkat sekolah dulu!" Teriak Pangeran sambil menuruni tangga.

Bunda hanya menggelengkan kepalanya melihat anaknya itu. Padahal sekarang masih menunjukkan jam 05.30 pagi. Mau ke mana Pangeran pagi-pagi begini?!

"Kamu nggak sarapan dulu?" Sahut bunda sambil berteriak.

"Nggak Bun, Pangeran mau jemput Awan mendung!" Balas Pangeran saat sampai pintu.

Garcia terkekeh melihat interaksi kedua orang ini. Sungguh! Ini bukan hutan, mengapa mereka berteriak layaknya Tarzan! Haha -------- laknat kau Thor.

"Maaf ya sayang, anak bunda emang selalu begitu" Ujar Velly sambil tersenyum.

Manis, cantik, awet muda. Satu kata "Sempurna", Velly memang layak menjadi idaman semua laki-laki. Bundanya saja sempurna gini, bagaimana anaknya coba? Pasti keluarga ini memiliki paras sempurna semua. Pikir Garcia.

"Iya tidak apa-apa Tante." Balas Garcia.

"Nih, kamu pulangnya habis sarapan aja ya" Titah Velly seraya menyodorkan rosti selai.

Garcia mengangguk meng-iyakan. "Emm nama Tante siapa? hehe" Tanya Garcia dengan cengiran yang menampakkan deretan giginya.

"Nama Bunda, Velly. Kamu panggilnya Bunda aja ya jangan Tante" Balas Velly.

"Gapapa nih tan?! Eh Bun?!" Pekik Garcia.

"Gapapa lah, anggap aja Bunda kamu sendiri" Lanjut Velly.

"Siap! Makasih bun" Girang Garcia sambil mengitari meja makan untuk menghampiri Velly dan memeluknya.

"Ya udah, sekarang kamu pulang. Kan harus sekolah. Kapan-kapan main ke sini ya" Ucap Bunda membalas pelukan Garcia.

Garcia bahagia, Garcia senang. Dia memang mudah ceria karena hal sepele seperti itu.

***

GARCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang