"Berdiri."
Seulgi susah payah menelan ludahnya gugup. Perlahan Seulgi berdiri menghadap Irene. Walaupun Seulgi sebenernya orang yang suka bercanda, tapi Seulgi masih tau tempat kok. Dan Seulgi tau kalo dia salah tadi.
"Di depan saya." Kata dosennya itu dingin. Seulgi mengangguk kecil lalu keluar dari bangkunya dan berdiri menghadap Dosennya itu.
Seulgi sedikit mengerutkan halisnya, Irene sedari tadi hanya memperhatikannya dari bawah sampai atas dengan lekat. Entah apa yang mau dia lakukan, Seulgi udah pasrah.
"Skot jump. 50 kali."
Seulgi seketika melolot. Dalam hati dia mau nawar, tapi ya sudahlah. Toh memang Seulgi yang salah.
Seulgi mengangguk kecil lalu mulai melakukan skot jump. Tentu dia jadi pusat perhatian satu kelas karena olahraga sendirian sekarang.
Seulgi sedikit merasa beruntung karena hukumannya hanya skot jump. Itumah udah Kebiasaan Seulgi pas latihan karate, jadi ga terlalu berat.
Disisi lain, dosennya itu hanya menatap tajam Seulgi yang sedang dihukum. Seulgi juga sesekali melirik dosennya itu, tapi langsung menunduk karena pandangan mereka bertemu.
Sebenarnya tatapan Seulgi tidak kalah tajam. Hanya saja yang ada di hadapannya ini adalah dosen. Jadi dia harus jaga sikap dan jadi ciut seketika.
Seulgi berkacak pinggang lalu mengatur nafasnya yang tersenggal. Lututnya juga terasa pegal.
Dosennya itu masih saja menatapnya tajam.
Detik berikutnya, Irene menunjuk kursi yang ada di sebelah Seulgi dengan dagunya, mengisyaratkannya untuk duduk.
Seulgi mengangguk, "Makasih, Miss." Seulgi langsung terduduk. Lututnya langsung terasa sangat lemas.
"Kamu juga, Yeji."
Yeji menunjuk dirinya sendiri dengan ragu. "Sa--saya?"
Irene memutar bola matanya dan menatap malas Yeji. "Kalo bukan kamu, siapa lagi yang namanya Yeji? Huh?"
Seulgi yang masih tercekat berusaha susah payah untuk menahan tawanya melihat Yeji. Yeji nampak sangat kaget tapi akhirnya menurut juga dan mulai beranjak dari kursinya.
Baguslah kalau dosennya itu adil dalam memberi hukuman.
-------
"Lutut gue lemes banget kak." Keluh Yeji. Sekarang mereka berdua sudah keluar kelas dan daritadi Yeji sibuk megangin lututnya sambil jalan.
"Sama, cuma gue so kuat aja, Ji." Balas Seulgi santai.
"Hm, masa?"
Seulgi mengangguk. "Lumayan lah."
"Gaada ahlak ye Miss Irene, kaya dia bisa aja skot jump 50 kali." Gerutu Seulgi.
"Sabar, kak. Sabaaaaar."
Tadi mereka berdua sempat ditanya apa yang mereka asik bicarakan sampai tidak menyadari kehadiran Irene.
Dengan tegas Seulgi menjawab.
'Yeji suka sama Miss Irene.'
Awalnya sekelas hening karena kalimat Seulgi terdengar sangan ambigu, tapi mereka langsung ketawa.
"Lo gapapa gue bongkar rahasianya?" Tanya Seulgi ada ga enak.
"Rahasia apaan kak?" Tanya Yeji bingung sekaligus ga ngerti sama maksud arah pembicaraan Seulgi.
