Bonus: 3

3.6K 289 57
                                    

Midoriya tersenyum.

"Izuku, kau gugup?" tanya Inko lembut. Berusaha memberi ketenangan untuk anaknya.

Mata Midoriya mengerjap pelan. "U-un... mungkin aku memang gugup," ujarnya dengan kekehan pelan.

Inko menggenggam tangan Midoriya, "Tenanglah, ini hari bahagia untukmu."

"Justru karena itu aku sangat gugup."

Inko tertawa. Setelah percakapan itu, MC berseru mengatakan bahwa Midoriya akan masuk. Pintu terbuka, menampilkan Midoriya dengan rona merah diwajahnya. Ia dan Inko berjalan menuju altar tempat Bakugou menunggu. Rona wajahnya bertambah ketika melihat orang yang akan menjadi suaminya—beberapa menit lagi—tersenyum kearahnya.

Sesaat sebelum Midoriya menyambut tangan Bakugou, Inko mendekat kearahnya. Mengecup pipi anaknya lembut lalu berbisik, "Berbahagialah, Izuku."

Midoriya mengangguk, lalu Inko langsung bergabung dengan para tamu undangan. Duduk disebelah All might yang juga terharu melihat anak didiknya sudah menikah dengan orang yang ia cintai.

"Bakugou Katsuki. Bersediakah anda menerima Midoriya Izuku menjadi—"

"Aku bersedia," celetuk Bakugou. membuat Midoriya sedikit terkekeh dan berbisik pelan padanya. "Kau tidak berubah."

"Midoriya Izuku. Bersediakan anda menerima Bakugou Katsuki menjadi pasangan hidup anda, menghadapi suka dan duka bersama, dan—"

"Aku bersedi—"

Perkataan Midoriya terhenti. Matanya membulat. Ada rasa perih yang berpusat diperutnya, menjalar keseluruh tubuh. Ia jatuh, terduduk. Cairan berwarna merah mengalir dari pusat rasa sakit.

"...Deku?" Bakugou langsung berjongkoko disisi Midoriya. Semua orang panik ketika melihat darah merembes dari perut Midoriya.

Seketika semua gelap. Hal terakhir yang didengar Midoriya adalah Teriakan panik Ibunya dan seruan Bakugou untuk menangkap seorang pria berjubah coklat.

***

Midoriya tersentak. Diliriknya jam digital disebelahnya yang menunjukan angka enam.

"...mimpi?"

Pintu kamarnya terbuka, Inko masuk kekamarnya. "Ah, kau sudah bangun."

MIdoriya mengangguk pelan.

"Bersiaplah, ini hari pernikahanmu," celetuk Inko dengan senyuman diwajahnya. Melihat sang Ibu tersenyum, membuat Midoriya melupakan mimpinya.

Midoriya bangun dari kasurnya. Bersiap-siap untuk pernikahannya, ia hanya mandi agar terlihat lebih segar. Selebihnya, biarlah salon yang mendandaninya. Setelah mandi, ia sedikit sarapan agar tidak terjadi hal yang tak di inginkan. Pingsan misalnya.

Sembari menunggu All might menjemputnya menuju salon, ia menelepon sahabatnya.

"Ochaco-chan?"

"Ada apa? Deku-kun? Ada masalah dengan salonnya?"

Midoriya menggeleng, "Tidak, aku bahkan belum berangkat kesalon," Midoriya terkekeh.

"Lebih cepat lebih baik!"

"Ya, ya, tentu. Ne, Ochaco-chan... aku menghawatirkan sesuatu."

"Ada apa?"

"...saat pernikahan berlangsung, bisakah kau memeriksa setiap tamu undangan?"

"Tentu, tapi kenapa?"

"Tidak ada, hanya ingin lebih berhati-hati."

Percakapan ditutup dengan satu-dua kalimat yang dilontarkan oleh Midoriya dan Uraraka. Setelah telepon dimatikan, Midoriya menghela nafasnya. "Kuharap semua baik-baik saja."

WITH YOU (BakuDeku-KiriKami)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang