4. Sebuah pintu

21 3 0
                                    


Seseorang keluar dari balik pintu tersebut. Tampak seorang pria tersebut melihat dan menghampiri mereka. Steve dan George sudah was-was ingin lari.

"Hei, kalian dari sekolah xxx, bukan?" tanya Pria tersebut saat sudah sampai didekat mereka berdiri.

Steve dan George saling berpandangan.

"Tenang saja, Saya adalah pemandu wisata kalian. Dan sekarang Saya sedang mencari murid-murid untuk diselamatkan," ucapnya membuat Steve dan George bernafas lega.

"Anda ingin menyelamatkan murid-murid sendirian?" tanya George.

"Tentu saja, nyawa anak muda lebih penting sekarang," jawabnya. "Jika kalian ingin mencari tempat berlindung, pergilah ke gedung teater. Gedung itu berada lurus dari sini." Tunjuknya kearah lorong lurus berada didepan mereka.

"Lalu bagaimana dengan Anda?" tanya Steve.

"Sudah Saya bilang, Saya ingin menyelamatkan murid yang lain. Cepat bergegaslah, tempat ini sudah tidak aman. Satu kelelawar raksasa itu berhasil masuk." Mendengar itu mereka pun segera pergi dari tempat itu dan tak lupa mengucapkan hati-hati untuk pria tadi.

Steve mengetuk pintu tempat persembunyian mereka tadi. "Ini Aku Steve." Kemudian pintu terbuka. Dengan segera mereka berdua masuk.

"Bagaimana diluar?" tanya Tom tidak sabaran.

Steve menggelengkan kepala. "Hancur, mereka semua sudah hancur," lirih Steve, jujur saja sebenarnya ia sangat syok melihat kejadian tadi.

"Syukurlah Kau kembali, Aku sangat Khawatir." Sherin beralih tempat duduk di samping Steve. Dan Steve memeluk bahu gadis tersebut.

"Aku akan melindungimu Sherin, Aku janji, walaupun mempertaruhkan nyawaku," ucapnya menatap lekat mata Sherin yang hanya dibalas Sherin dengan senyuman hangat.

"Tadi kami bertemu dengan seorang pria, ia menyuruh kita untuk pergi ke gedung teater," ujar George membuat semua orang menatap satu sama lain.

"Itu pintu apa?" tanya Cherry tiba-tiba lalu mendekat kearah pintu lain tersebut. "Apa Aku boleh membukanya?"

"Jangan, kita tidak tahu ada apa dibalik pintu tersebut," larang Steve, saat ini ia sedang dilanda panik.

"Aku penasaran." Cherry lagi-lagi mencoba untuk membuka pintu tersebut.

"Cherry kali ini tolong jangan dulu lakukan hal konyol," peringat Sherin.

"Hm baiklah," ucapnya pasrah namun matanya tak beralih dari pintu tersebut.

"Jadi George, dimana letak gedung tersebut?" tanya Sherin menyambung pembicaraan tadi.

"Pria tadi mengatakan lurus, dan ruangan inilah yang pria itu tunjuk." George mencoba berpikir sejenak.

"Argghh, Aku sudah tidak tahan lagi. Aku ingin mencari Daniel." Jeny berdiri dan membuka pintu. Alangkah terkejutnya, ternyata didepan pintu sedang berdiri monster tersebut.

'Apa ini akhir hidup kami?'

Monster Bats [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang